pasal 179

51 4 0
                                    

Al-Hikam Pasal 179

Referensi kitab 📚
🍂 Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari 🍂

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

“Do’a Bukan Penyebab Allah Memberi”

لا يَكُنْ طَلَبُكَ تَسَـبُّـبًا اِلى العَطَاءِ مِنْهُ فَيَقِلَّ فَهْمُكَ عَنْهُ وَاليَكُنْ طَلَبُكَ لاِظْهارِ العُبُودِ يَّةِ وَقياماً بِحُقُوقِ الرُّبُوبيَّةِ

“ Jangan sampai do’a permintaanmu itu engkau jadikan alat/sebab untuk mencapai pemberian Allah
(jangan punya i’tiqod bahwa pemberian Allah itu sebab do’amu),
niscaya akan kurang pengertianmu (makrifatmu) kepada Allah, tetapi hendaknya do’a permintaanmu itu semata-mata untuk menunjukkan kerendahan, kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap keTuhanannya Allah.”

Syarah

Allah swt. Telah memerintahkan hambanya untuk berdo’a dan meminta kepadaNya, tujuan utamanya hanya supaya hamba benar-benar menunjukkan sifat fakir, hina dan bodohnya dihadapan Allah, bukan untuk sebab/alat menghasilkan apa yang diminta.

Hikmah dan pemahaman ini bagi orang yang sudah Arif billah, yang mereka tidak pernah berhenti dan bosan meminta kepada Allah, walaupun tidak diberikan apa yang diminta, bagi mereka antara diberi atau tidak itu sama saja, sehingga mereka selalu menjadi hamba Allah dalam segala keadaan.

Syeih Abul Hasan As-Syadzily ra. Berkata: Janganlah yang menjadi tujuan dari do’amu itu tercapainya hajat kebutuhanmu, maka jika demikian berarti engkau terhijab dari Allah, tetapi seharusnya tujuan do’a itu untuk munajat kepada Allah, yang memeliharamu, menciptakan dirimu. Dan bala’ dan bencana yang memaksa engkau berdo’a kepada Allah, itu lebih baik daripada menerima nikmat kesenangan yang melupakan kepada Allah dan menjauhkan daripadaNya.

Penerjemah📝
🌺Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan🌺

🔖

KITAB Santri AL-HIKAM (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang