Al-Hikam Pasal 132
Referensi kitab 📚
🍂 Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari 🍂“Jangan Minta Balasan Atas Amalmu”
متى طلبت عواضا على عمل طولبت بوجود الصدق فيه ويكفي المريب وجدان السلامة
.”Apabila engkau menuntut upah/balasan atas semua amal perbuatanmu, pasti engkau akan dituntut oleh allah atas kesempurnaan amal perbuatanmu. Dan bagi orang yang merasa belum sempurna amalnya, harus merasa cukup puas jika ia selamat dari tuntutan/tidak dituntut atas kekurang sempurnaan amalnya”
Syarah
Hikmah ini menjelaskan kejelekan orang yang beramal karena mengharap balasan/upah dari amalnya. Padahal seharusnya orang itu beramal yang baik, bersih hanya karena menghamba pada Allah.
Karena hanya Allah lah dzat yang wajib disembah dan diagungkan, dan menjadi tujuan kita dunia dan akhirat. Hal ini sudah banyak dibahas dalam kitab ini dengan berbagai bahasan yang berbeda.
Khoir An-nassaj berkata:Timbangan amalmu itu sesuai dengan perbuatanmu, karena itu mintalah kemurahan karunianya. Dan itu lebih baik bagimu.
Al-washity berkata: amal ibadah lebih dekat kepada minta/mengharap ampunan dan maaf, dari pada mengharap pahala dan upah.
Annash-robadzy berkata: Amal ibadah itu bila diperhatikan kekurangan-kekurangannya, lebih dekat kepada mengaharap maaf dari pada mengharap pahala dan balasan.
Firman Alloh: “ QUL-BI-FADH-LILLAAHI-WA-BIROHMATIHII-FA-BIDZAALIKA FAL-YAF-ROCHUU-HUWA KHOIRUM-MIMMAA YAJ-MA’UUN” .(“Katakanlah: Hanya karena karunia dan rohmat Allah mereka boleh bergembira, sebab itu lebih baik bagi mereka dari segala apa yang dapat mereka kumpulkan sendiri”
Penerjemah📝
🌺Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
KITAB Santri AL-HIKAM (Lengkap)
Storie breviKITAB AL - HIKAM Karya: SYEIKH IBNU ATHAILLAH AS- SAKANDARIY