Rido mengernyit saat mendapati Ervan yang tengah duduk melamun menghadap komputer.
"Eh Van masih pagi udah ngelamun aja," ucap Rido sambil menarik sebuah kursi sebelum duduk menghadap Ervan. Lelaki itu lalu meletakkan cangkir kopi yang tadi dibawanya dari arah dapur.
Ervan menghela napas pelan lalu menatap malas ke arah Rido.
"Mau ngapain lo kesini?"
"Jutek amat jawabnya. Gimana? elo berhasil kan nemuin cewek lo kemarin. Tapi kok, elo udah balik sekarang sih."
"Gue ijinnya cuma sehari." Jawab Ervan cuek tanpa menatap Rido.
"Pantesan tampang lo suram kayak gitu. Belum puas ya acara kangen-kangenannya." Goda Rido sambil tersenyum jahil.
"Gue kesal bukan karena waktu pertemuan kami yang mepet. Tapi karena dia udah ngeduain gue di sana."
"Hah!? Masa sih. Padahal kelihatannya hubungan kalian berdua baik-baik aja."
"Ya, awalnya semua memang baik-baik saja, sampai gue tahu seperti apa kelakuan gadis itu sebenarnya."
"Maksud lo?"
"Awalnya gue masih belum percaya kalau Fanya udah ngebohongin gue selama ini. Dia tega sekali mempermainkan perasaan gue."
"Gue masih nggak ngerti apa maksud lo Van. Memangmya apa yang Fanya lakuin sama elo."
" Fanya itu seorang Playgirl Do. Hubungan dia sama lawan jenis nggak pernah bertahan lebih dari tiga bulan. Mungkin nggak lama lagi dia pasti bakal ngecampakin gue."
"Elo tau kalau cewek lo suka mempermainkan cowok itu darimana?"
"Intan adik gue sudah menceritakan semuanya. Terus, saat gue ke Medan. Gue nggak sengaja mergokin Fanya lagi mesra-mesraan sama lelaki itu."
"Jangan asal narik kesimpulan Van. Mungkin saja cowok itu sepupu atau kerabat jauhnya."
"Gue kenal cowok itu Do. Dia Hendra yang pernah diperkenalkan Fanya sebagai teman sekolahnya dulu, yang ternyata adalah mantannya.."
"Ya, mungkin aja mereka memang cuma menjalin persahabatan selama ini. Putus cinta kan nggak harus lepas pertemanan juga Van."
"Mantan berengseknya itu udah memperingatkan gue tentang rencananya untuk merebut Fanya dari sisi gue."
"Walau mantannya berusaha bagaimana pun juga, kalau cewek lo nggak mau balikan ya nggak bakal bisa juga Van."
"Elu yakin, Fanya nggak bakal hianatin gue. Dia itu Play girl Do."
"Gue rasa Fanya udah berubah. Bukannya cewek lo itu udah lama ngejomblo ya, sebelum akhirnya ketemu sama elo."
"Mungkin saja saat itu dia belum dapat target yang tepat."
"Percaya sama Fanya Van. Elo hanya perlu mempercayai gadis itu."
"Lagipula gue rasa, itu cuma akal-akal dari mantannya aja buat bikin lo salah paham."
"Elu kok bisa mikir kayak gitu." Jawab Ervan tidak terima
"Elu kan bilang tadi, kalau tuh cowok ngancam buat ngerebut Fanya dari lo. Gue rasa, inilah skenario yang sedang dia jalankan untuk elo. Rencana dia buat hancurin hubungan kalian berdua."
"Lalu bagaimana dengan reputasi gadis itu. Elo tahu kan kalau Fanya itu ..."
"Jadi elu maunya apa? Mau putus apa tetap lanjut. Kalau elo masih sayang sama dia ya pertahanin, tapi kalau udah enggak ya ...."
"Tentu saja gue masih sayang sana Fanya Do. Kalau enggak, ngapain gue sampai sekecewa ini."
"Kalau gitu pertahanin dia. Elu nggak mau menyesal pada akhirnya bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
mengejar cinta brondong
Romancesequel menggapai cinta Jace. Kisah cinta yang diawali dengan keterpaksaaan. Mampukah Fanya merengkuh hati Ervan. Lelaki muda yang menjadi sekretaris adiknya, Jace.