part 18

2.4K 135 19
                                    

"Fanyaaaaa," pekik Dara senang saat mendapati kedatangan gadis itu. Dara langsung memeluk Fanya erat.

"Gue pikir elo nggak jadi dateng Fan, udah tiga jam lebih tau gue nungguin elo," omel gadis berlesung pipi itu gemas setelah melepaskan rangkulannya. Dara tampak mengernyit heran, saat tak mendapati siapapun disamping teman baiknya tersebut.

"Pacar lo yang mau elo kenalin ke gue mana Fan, masih diparkiran ya, kok nggak barengan aja sih masuknya, kalau nanti dia salah gandeng gimana, elo sendiri yang rugi," cerocos Dara, tanpa memperhatikan raut wajah Fanya yang berubah lesu.

"Dia nggak bisa datang Ra," jawab Fanya lemah.

"Loh kenapa? Kan lo udah bilang kalau cowok lo itu bakalan datang, kenapa mendadak jadi nggak bisa," tanya Dara heran.

"Ervan sedang menemani Adiknya bermalam di rumah teman," ucap Fanya jujur.

"Ya nggak bisa gitu dong Fan, kan dia udah janji sama elo duluan, jangan seenaknya main batalin gitu aja."

"Anya mana Ra, udah datang belum?" Tanya Fanya mengalihkan pembicaraan, membuat Dara menghela napas sebelum menjawab.

"Dia yang pertama dateng malah, gue aja sempet kaget pas tuh bocah tau-tau udah nongol cantik didepan pintu rumah gue sama pasangan barunya yang nyentrik itu, hebatnya lagi tuh anak sampai ditempat gue sejam lebih cepat dari waktu acara," jawab Dara berapi-api.

Fanya hanya terkikik geli mendengar penjelasan Dara, ia lalu menyerahkan kado berwarna merah hati ketangan gadis itu.

"Selamat ulang tahun ya Dara, moga tahun ini semua keinginan yang lo impikan tercapai, termasuk harapan buat dapetin hati si duda keren temen bokap lo itu," ucap Fanya dengan senyum hangat.

"Kayaknya doa lo yang terakhir itu nggak bakal terkabul deh Fan," jawab Dara sendu.

"Kok elo malah pesimis gitu sih Ra, semangat dong."

"Gimana mau semangat kalau lihat pemandangan kayak gitu."

"Hah! Maksudnya?"

"Tuh, liat aja sendiri,"
tunjuk Dara dengan tampang sebal.

Fanya mengikuti arah pandang Dara, dan mendapati duda tampan berusia matang itu tengah tertawa ringan dengan seorang wanita dewasa bertubuh seksi yang asyik bergelayut manja di lengannya.

"Yang sabar ya Ra," ucap Fanya prihatin sambil mengusap pelan bahu Dara.

"Ugh gue benar-benar kesal sama duda sialan itu, tega banget dia ngerusak suasana hati gue dengan mamerin kemesraan sama jalang sialannya itu," dengus Dara tak suka.

"Hus, nggak baik ngatain anak orang kayak gitu," tegur Fanya mengingatkan.

"Emang kenyataannya kayak gitu, gue sering liat tuh Tante keluar masuk hotel sama cowok lain, dan waktu gue ngasih tahu tentang kelakuannya itu sama Om Reno, malah dia yang marah-marah sama gue dan nuduh gue udah memfitnah ceweknya yang enggak-enggak, " jelas Dara yang kembali terlihat berapi-api.

"Elo kudu banyak sabar ngadepin cowok model gitu, kalau elonya terus marah-marah dan nahan kesel, yang ada malah bikin hati lo tambah sakit. Udah anggap mereka nggak ada, elo kan rencananya mau senang-senang dipesta ulang tahun lo ini, coba deh tengok sekeliling lo, banyak cowok tampan dan hot di sini, Lo bisa pilih salah satunya."

"Banyak sih banyak, tapi udah bawa gandengan semua," dengus Dara jutek.

"Ah enggak juga, tuh." Tunjuk Fanya kearah cowok tampan berjas biru gelap yang berdiri santai sambil menyesap minumannya."

"Gila aja lo Fan, dia itu atasan di divisi gue tau," pekik Dara kesal.

"Hah! beneran itu atasan lo, cakep lo Ra, kenapa elo nggak naksir ama dia aja sih, eh tapi cowok itu bukan MILO kan?"

mengejar cinta brondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang