part 22

2.4K 163 32
                                    

Di bulan yang suci dan penuh rahmat ini saya ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa, mohon maaf lahir dan batin.

🙏🙏🙏

Fanya lebih banyak diam sejak kepergian Intan, ya gadis itu langsung pergi setelah mengucapkan kata-kata yang sangat menyinggung Fanya. Entah apa salah Fanya hingga Adik Ervan tersebut begitu antipati padanya dan bersikap memusuhi.

Ibu Ervan pun tampak tidak enak akan sikap tak sopan putrinya itu, membuat suasana yang tadinya santai dan menyenangkan seketika berubah menjadi canggung dan kaku.

"Fan," tegur Ervan pada Fanya yang sejak tadi diam.

"Kamu dapat lihat sendiri kan Van bagaimana sikap Adikmu sama aku tadi," ucap Fanya pelan, mereka kini hanya berdua diruangan tersebut, sedang ibu Ervan langsung pamit undur diri setelah sebelumnya sempat meminta maaf atas insiden tidak menyenangkan yang telah dibuat oleh putri kandungnya tersebut beberapa saat lalu.

"Aku minta maaf Fan, aku sendiri juga tidak mengerti mengapa Intan sampai bersikap begitu sama kamu, tadinya kupikir sikap ketusnya itu karena Intan masih merasa canggung padamu." Balas Ervan pelan.

"Lebih baik aku pulang saja, tidak enak rasanya jika aku terus berada di rumahmu, sementara Adikmu entah berada di mana sekarang. Lagipula aku yakin, kalau aku masih tetap berada di sini, Adikmu pasti tidak akan mau pulang," lirih Fanya pelan.

Fanya menghela napas pelan menyaksikan Ervan yang diam tak bereaksi, namun baru saja Fanya hendak meraih tas miliknya, Ervan langsung bangkit menahannya.

"Enggak, kamu tetap di sini!"

"Tapi Adikmu..."

"Intan nanti juga akan pulang kalau dia bosan."

"Tapi Van aku..."

"Kamu makan malam di sini ya, kita ngerayain ulang tahunku sama-sama," potong Ervan sambil memasang senyum manis.

"Lantas bagaimana dengan Intan?" Tanya Fanya getir.

"Aku akan bicara saat dia pulang nanti."

Fanya menunduk lesu, moodnya tak juga membaik, dan itu jelas membuat Ervan khawatir.

Ervan mengusap lembut kepala Fanya, membuat paras yang semula tertunduk itu kembali mendongak menatapnya.

"Kamu nggak perlu mikirin hal itu lagi, aku yang akan selesein semuanya," ucap Ervan meyakinkan Fanya.

+++
Intan pulang tepat saat jarum pendek menuju angka sebelas. Gadis itu sedikit terperanjat saat mendapati sosok Ervan yang berdiri tepat menghadap pintu yang baru saja ia buka sambil bersedekap.

"Darimana saja kamu jam segini baru pulang?" Tanya Ervan tajam, setajam pandangan lelaki itu yang kini tengah menatap Intan.

"Bukan urusan lo."

"INTAN!"

Gadis itu tetap bersikap masa bodo  dan kembali melangkah melewati Ervan.

Ervan langsung menahan lengan Adiknya, membuat Intan menoleh kesal.

"Apalagi?" Tanyanya pongah.

"Siapa yang ngajarin kamu ngomong nggak sopan kayak gitu sama Abang," tanya Ervan dingin.

"Aku tetap akan bersikap kayak gini sama Abang sampai Abang mau ngelepasin cewek itu," balas Intan tak kalah dingin.

"Kamu nggak bisa maksa aku," balas Ervan marah.

"Apa sih yang Abang lihat dari dia," balas Intan kesal. Ugh, cewek sialan itu sudah mempengaruhi Abangnya sampai sedalam ini.

"Banyak In, banyak kebaikan yang Abang lihat dari dia, dan kamu nggak akan ngerti kalau kamu tidak mau lebih dekat dan mengenalnya.," balas Ervan lagi.

mengejar cinta brondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang