"Van, kamu ngapain?" Tanya Fanya heran, saat melihat Ervan bukannya mengajak dia keparkiran, malah duduk santai dibangku loby sambil serius membuka aplikasi angkutan online.
Ervan menoleh dan menatap Fanya datar.
"Pesan angkutan buat kita," jawabnya datar.
"Loh, memangnya kamu nggak bawa motor."
"Bawa," jawabnya cuek, sambil tetap mengetik dengan mimik serius.
"Terus kenapa mesen driver online, kalau kamunya bawa motor," jawab Fanya sedikit sewot.
"Memang kamu mau naik motor," jawab Ervan sedikit ketus, membuat Fanya menggeram kesal dan langsung menarik Ervan keluar setelah sebelumnya membatalkan pesanan lelaki itu.
"Kamu tuh gampang banget sih nilai aku seenaknya, kalau kamu pikir aku gadis manja yang gampang protes dan mengeluh, kamu jelas salah besar."
"Lantas, kejadian yang di kantin tadi siang itu apa?" sindir Ervan telak.
Wajah gadis itupun langsung memerah, apalagi saat Ervan meliriknya dengan tampang tak berdosa.
"Itu nggak masuk hitungan," Balas Fanya ketus, gadis itupun langsung berjalan cepat mendahului Ervan.
Sampai diparkiran motor Fanya berhenti dan berbalik menatap Ervan dengan tangan bersedekap.
"Motor kamu yang mana?" Tanyanya sedikit angkuh.
Ervan hanya menatap datar tanpa menjawab, lelaki itu berjalan tenang menuju motornya yang berada tepat disebelah Fanya yang terletak diparkiran paling pojok.
"Aku nggak bawa helm dua karena tidak tahu kamu mau ikut, sementara kamu pake helm aku dulu," ucap lelaki itu sambil menyerahkan helmnya ke tangan Fanya.
"Terus kamu gimana?"
"Nanti kita mampir di toko depan, setahuku didekat sini ada penjual helm," jawab Ervan sambil sibuk memakai jacket kulitnya.
"Kamu aja yang pake, akukan bisa make yang kamu beliin nanti," jawab Fanya sambil menyerahkan kembali helm tersebut.
Ervan menatap kesal, dan itu tentu saja membuat Fanya bingung.
"Ada yang salah?" Tanya gadis itu.
"Kamu bisa nggak sih langsung nurutin apa yang aku minta, rambut kamu bisa kusut kalo kena angin."
Fanya hanya tersenyum mendengar omelan Ervan.
"Aku senang kamu perhatian sama aku Van, tapi kamu tenang aja, aku bisa iket rambut aku pakai ini kok," ucap Fanya sambil mengeluarkan scraf persegi dari dalam tasnya.
Setelah mengikat rambutnya Fanya menghampiri Ervan dan langsung mengambil kembali helm tersebut untuk dipakaikannya ke kepala Ervan, tak perduli dengan tatapan terkejut lelaki itu.
Masih dengan sikap santainya, gadis itu mendudukkan pantatnya di boncengan motor Ervan, dan langsung memeluk pinggang kekasihnya erat, sambil menyandarkan kepalanya di punggung teratas lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
mengejar cinta brondong
Romancesequel menggapai cinta Jace. Kisah cinta yang diawali dengan keterpaksaaan. Mampukah Fanya merengkuh hati Ervan. Lelaki muda yang menjadi sekretaris adiknya, Jace.