Fanya duduk di samping Ervan, yang otomatis langsung berhadapan dengan gadis genit yang tadi coba mengganggu kekasihnya. Tampaknya usaha gadis bau kencur itu masih terus berlanjut, walau jelas-jelas masih ada dirinya di sini.
Lihat saja tingkahnya saat ini. Dengan memasang senyum malu-malu centilnya yang menyebalkan, ia terus melirik genit ke arah Ervan yang tidak tahu menahu, karena masih sibuk menikmati makanannya
SYUKURIN! Emang enak senyum sama angin, hihihi ...
"Sayang, aku mau itu," Ucap Fanya manja, sambil bergelayut mesra di lengan Ervan. Sengaja memamerkan kemesraannya pada gadis genit itu.
Mesra-mesraan sama pacar sendiri nggak apa-apa kan.
Ervan lalu menoleh dan tersenyum sangat manis pada Fanya, membuat gadis yang duduk berhadapan dengan mereka sontak melengos dengan raut kesal.
Loh kok jadi malah dia yang keki. Pacar juga bukan.
"Manja banget sih pake minta di ambilin segala. Itu tangan masih berfungsi kan? Enak aja main nyuruh-nyuruh Abang gue." Celetuk Intan bernada kesal sambil melirik sinis pada Fanya
"Intan!" Tegur Arini dan Ervan hampir bersamaan, membuat gadis itu terdiam dengan wajah tertekuk.
Seketika suasana di meja makan berubah menjadi tidak nyaman.
"Sayang, tadi kamu mau minta aku ambilkan apa?" Tanya Ervan yang berusaha mengembalikan suasana yang tadi sempat menegang dengan kata-kata lembutnya.
Fanya hanya menggeleng pelan dengan senyum kaku, dan mencoba kembali sibuk dengan makanannya. Ya Tuhan rasanya Fanya ingin menangis karena malu, apalagi kejadian tadi ikut pula disaksikan oleh Ibunya Ervan. Bagaimana kalau dia sampai berpikiran sama seperti putrinya itu.
Ervan lalu menatap tajam ke arah Adiknya yang berada tepat di samping Linda.
"Kamu, minta maaf sama Fanya!" Perintah Ervan tegas, yang disambut tak acuh oleh Intan.
Gadis itu berpura-pura tidak mendengar dan malah asyik berbisik-bisik denganLinda.
"Intan.. " Panggil Ervan lagi yang mulai terlihat kesal.
Intan akhirnya menoleh dengan ekspresi tak suka.
"ENGGAK! Intan nggak bakal minta maaf, lagian dia duluan yang cari gara-gara. "
Tuduhnya tak Terima.Wait! Kapan gue cari gara-gara, dia dulu kan yang duluan mulai. Wah ngehalu parah ni anak.
"Intan! Ibu nggak ngajarin kamu ngomong sekasar itu sama Abang, dan kamu juga sudah bersikap tidak sopan sama kekasih Abang kamu," Ucap Arini ikut menimpali.
Intan menggeram kesal, gadis itu langsung bangkit meninggalkan meja makan, tak mempedulikan sedikitpun panggilan dari Ervan.
"Biar Ibu yang bicara sama Adik kamu," Ucap Arini menahan Ervan yang hendak pergi menyusul.
Wanita itu lalu pergi meninggalkan Ervan bersama Fanya dan Linda.
Ervan menoleh pada Fanya yang masih diam dengan kepala tertunduk.
"Adikku udah bikin kamu nggak nyaman hari ini, maaf ya," Ucap Ervan lembut sambil mengusap pelan pergelangan tangan Fanya.
"Iya Van, kamu tidak perlu khawatir aku baik-baik saja," Balas Fanya sambil tersenyum.
"Aku tahu kamu nggak baik-baik saja, sikap Intan sudah sangat keterlaluan," Ucapnya lagi.
Fanya hanya diam menanggapi perkataan Ervan, gadis itu tidak tahu harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
mengejar cinta brondong
Romancesequel menggapai cinta Jace. Kisah cinta yang diawali dengan keterpaksaaan. Mampukah Fanya merengkuh hati Ervan. Lelaki muda yang menjadi sekretaris adiknya, Jace.