part 23

2.2K 135 29
                                    

Jam dinding sekolah baru menunjukkan pukul 06.15 wib, tapi ruang kelas itu sudah nampak ramai oleh sekumpulan murid berseragam putih abu-abu.

Diantara keramaian itu  tampak seorang siswi dengan rambut sebahu tengah asyik mendengarkan musik sambil membaca novel. Gadis yang duduk di barisan kedua paling kanan  yang berada tepat disamping jendela, seolah tidak merasa terganggu oleh suara bising disekitarnya.

HUP...

Tiba-tiba saja seseorang menduduki mejanya kasar  hingga membuat benda persegi itu sedikit bergetar. Membuat si empunya terlonjak kaget hingga nyaris memukul sang biang kerok dengan novel yang ada ditangannya.

Gila! Jantungnya ampe mau copot.

Linda yang saat itu tengah bersantai dibangku kelasnya sambil asyik  mendengarkan musik, terkaget saat seseorang duduk tiba-tiba diatas mejanya.

Intan tersenyum lebar melihat Linda yang melotot kesal kearahnya.

"Sorry, gue beneran nggak tahu kalau elo bakalan sampai sekaget itu," cengir Intan tanpa merasa bersalah.

"Ngapain pagi-pagi udah nyasar kemari, balik sono ke kelas lo," balas Linda jutek setelah melepaskan  earphone dari kedua telinganya.

Intan cemberut mendengar pengusiran Linda, tapi walau begitu ia tak juga beranjak pergi.

"Gue nggak diantar Bang Ervan pagi ini, dia bilang mau jemput pacarnya buat kekantor bareng," adunya sambil mengamati reaksi Linda.

Linda yang hendak membaca novelnya kembali sontak mendongak ke arah Intan.

"Elo sih kelamaan pedekatenya, keburu disambar kan sama cewek sok kecakepan itu," dengus Intan sebal.

"Coba kalau dari dulu elo dengerin saran gue untuk lebih berani dan nggak terus  bersikap pasif, gue yakin saat ini elo yang bakalan jadi ceweknya Abang gue, bukan malah wanita centil kurang belaian itu," rutuk Intan kesal sendiri.

"Terus gue mesti bagaimana?"

"Yang agresif lah Lin, elo tuh cuma perlu bersikap genit dan manja untuk narik perhatian Abang gue."

"Tapi gue nggak biasa bersikap kayak gitu."

"Harus dibiasain!"

"Tapi In gue ..."

"Jadi elo mau diem aja gitu sampe Abang gue nikah sama cewek itu."

"Hah, Kak Ervan mau nikah?!"

"Cepet atau lambat mereka pasti bakalan nikah, dan kalau sampai itu terjadi, kesempatan elo buat dapetin hati Abang gue bakal hilang. Emang elo mau kayak gitu."

Linda menggeleng cepat, reaksi gadis itu tentu saja membuat Intan senang.

"Bagus, jadi elo harus bersikap seperti yang gue saranin tadi," jawab Intan puas.

"Gue hanya perlu bersikap sedikit agresif aja kan?"

"Perasaan tadi gue nggak bilang sedikit deh."

"Iya gue tahu, gue harus bersikap agresif jika gue ingin ngedapetin perhatian Abang lo."

"Iya dan satu lagi, elo juga harus sesering mungkin melakukan kontak fisik dengan Abang gue, misalnya dengan menyentuh tangan atau ... Pokoknya apalah yang biasa dilakukan  cewek buat narik perhatian lawan jenis."

Linda hanya menatap Intan polos, membuat Intan gemas sendiri.

Hadeuh, punya sahabat kok  santuynya kelewat gini ya.

mengejar cinta brondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang