part 20

2.8K 154 18
                                    

Sorry yang kemaren nggak sengaja keposting padahal belum selesai jadi terpaksa aku unpublish lagi. Sekarang aku posting ulang ya, terimakasih dan selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak.

Mentari pagi belum menyembul sempurna dari cakrawala, namun di salah satu unit apartemen sudah terlihat kesibukan seorang gadis yang masih mengenakan jubah mandi pada tubuhnya.

Tumpukan baju berserakan hingga hampir memenuhi permukaan ranjang, dan sesudahnya gadis itu tampak bingung sendiri menatap timbunan pakaian yang baru saja ia keluarkan secara random dari lemari.

Semua yang berhubungan dengan Ervan selalu membuatnya bersemangat hingga sampai melakukan hal berlebihan seperti ini. Fanya hanya ingin terlihat sempurna dimata lelaki judes itu.

Setelah berpikir keras, pilihan gadis itu akhirnya jatuh pada dress selutut bermotif polkadot tanpa lengan, dengan warna dasar hitam berhias lingkaran mungil berwarna biru gelap. Sehelai scrap melilit cantik pada leher jenjangnya dan tak lupa sepasang Stiletto beserta tas jinjing yang terselip manis pada lipatan siku lengannya, membuat penampilan Fanya tampak anggun dan modis.

Setelah puas menatap dirinya didepan cermin seukuran tubuh orang dewasa, gadis itu beranjak untuk menyiapkan bekal sarapan untuk kekasih tercinta.

Im coming honey...

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih satu jam. Padahal kalau tidak dalam keadaan macet begini. Fanya hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh lima menitan saja, akhirnya sampai juga Fanya di gedung tempat Ervan bekerja.

Sebelum keluar dari mobil,  Fanya mengecek kembali penampilan wajahnya pada kaca spion. Perfect decaknya riang.

Dengan senyum selebar emoticon, ia menyapa para pegawai di dalam loby sebelum memasuki lift.

Senyumnya makin melebar saat mendapati Ervan yang tengah serius menatap layar komputer.

"Hallo sayang," sapanya riang saat menghampiri Ervan, dengan santai ia mengecup sebelah pipi lelaki itu.

"Kamu baru sampai?" Tanya Ervan datar. Lelaki itu menatap sekilas Fanya sebelum kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Iya, kena macet sedikit dijalan." Balas Fanya yang hanya ditanggapi anggukan pelan Ervan.

"Kamu udah sarapan Van?"

"Tadi aku sempat beli roti di kantin bawah, pagi ini ada rapat kantor jadi aku harus datang lebih awal."

"Nggak kenyang dong," balas Fanya prihatin.

"Lumayan lah Fan buat ganjel perut, daripada enggak samasekali," balas Ervan yang kini sudah sepenuhnya fokus pada Fanya.

"Kebetulan aku bawa sandwich tuna nih Van, sama-sama roti juga sih yang, tapi nggak pa pa deh lumayan buat ngurangin laper," cerocos Fanya sambil sibuk mengeluarkan bekal dalam kantong karton yang tadi ia bawa.

"Kamu beli dimana Fan, masih pagi banget lo ini?" Tanya Ervan sambil meraih sepotong sandwich dengan irisan tomat dan selada, pada wadah persegi berbentuk transparan yang baru dibuka Fanya dan memakannya.

"Aku bikin sendiri tau, special nih aku bikinin buat kamu, kalo orang lain mah nggak bakal mau aku ngerepotin diri kayak gini," jawab Fanya sambil ikut mencomot sepotong sandwich.

"Makasih ya Fan," jawab Ervan tulus. Tangan kirinya secara repleks mengusap pelan rambut Fanya yang langsung memasang senyum malu-malu meong.

"Gimana sayang, enak kan?" Tanya Fanya manja.

"Enak banget, aku nggak nyangka kamu bisa masak."

"Kamu pasti mikirnya aku gadis manja yang bisanya cuma ngandelin pembantu untuk ngurus semuanya," sindir Fanya.

mengejar cinta brondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang