ooo5ooo

1K 51 1
                                    

"Pagi Tuan," sapa Jack -bodyguard suruhan Mamihnya  yang tinggal di apartemen Jonathan.

Jack sendiri bertugas sebagai supir pribadi, menyiapkan makan, dan selalu mengawasi Jonathan 24 jam. Ini semua perintah Mamihnya. Jonathan sangat tidak suka diperlakukan begini, menurutnya Cecil terlalu berlebihan. Ia bukan anak kecil lagi dan ia bisa melakukan semuanya sendiri. Jangan lupakan set perlengkapan medis yang dibutuhkan jika Jonathan collapse pun terpampang nyata di kamar Jonathan.

Jonathan tinggal di apartemen karena ia ingin tempat yang sepi untuk menenangkan pikirannya. Ia pikir ia bisa tinggal sendiri, tapi seperti yang kalian tahu baru sebulan Jonathan pindah, trauma itu kembali membuatnya tidak berdaya. Hal sepele karena ia tertidur dan kelelahan. Selama 5 tahun ini Jonathan tidak bisa tidur dengan tenang. Set perlengkapan kebutuhan oksigennya dan obat tidur menjadi barang wajib yang harus ada di kamarnya.

Ia baru bisa tidur dengan tenang ketika memikirkan gadis lesung pipinya atau meminum obat tidurnya. Sebenarnya mengonsumsi obat tidur tidak baik untuk kesehatan. Tapi mau bagaimana lagi, yang penting masih dalam dosis tepat.

"Silahkan dimakan sarapannya, Tuan," ucap Jack

"Terimakasih."

"Setelah ini antarkan saya ke Rumah Sakit Syaraf dan Otak," perintah Jonathan dengan suara yang tegas.

"Rumah sakit? Tuan sakit? Apakah Nyonya besar tahu, Tuan? Saya hubungi Nyonya dulu tuan," ucap Jack yang terlihat panik.

"Jangan! Saya tidak sakit, hanya ada keperluan di sana. Kamu hubungi saja Anton suruh dia menemui saya di Rumah sakit."

"Baik Tuan. Mau langsung pergi sekarang, Tuan?" Tanya Jack yang melihat Jonathan bangkit dari kursi. Ia melihat makanan yang tersaji di meja. Selalu seperti ini selama 3 hari disini, tuannya hanya makan 3 sendok.

"Iya."

------

Di tengah suasana kantin rumah sakit yang padat dengan pelanggan baik dari keluarga pasien, dokter, perawat, maupun staf rumah sakit. Di meja pojok kantin ada sekitar 4 orang dokter dan 2 perawat yang tengah berkumpul. Geng tersebut sudah terkenal akan tingkah absurd mereka.
Mereka adalah Kaylin, Alya, Cacha, Mey, Doni dan Ando. Cacha dan Doni adalah teman seperjuangan Kaylin semasa kuliah. Dan ternyata mereka bekerja di satu rumah sakit yang sama. Sedangkan Mey adalah suster yang menjadi pacar Doni dan Ando adalah suster yang menjadi pacar Cacha.

Bisa kalian tebak, yang jomblo di geng tersebut hanya Alya dan Kaylin. Banyak yang mendekati Kaylin maupun Alya namun dua orang tersebut sangat susah didapatkan hatinya entah apa yang mereka berdua cari. Dari yang jelek sampai ganteng, dari dokter sampai tukang parkir tidak ada yang bisa meluluhkan hati mereka. Namun, alasan pastinya Alya sangat dilarang oleh orang tuanya untuk pacaran, langsung saja suruh nikah begitu kata kedua orang tuanya. Tentu saja, Alya sangat menolak bagaimana bisa seperti itu. Lebih baik iya menjomblo dari pada langsung nikah jika nanti akhirnya menjadi perceraian karena tidak saling mengenal sebelumnya.

Beda lagi dengan Kaylin. Kaylin sebenarnya tidak ada tipe khusus untuk cowo idealnya, namun ia sedang fokus untuk mengejar karirnya, menjadi seorang dokter spesialis syaraf yang bekerja di rumah sakit impiannya yaitu Shepherd Hospital.
Kaylin sendiri sedang masa residen, ia akan mengambil spesialis syaraf.

Rumah sakit tersebut menjadi mimpinya sejak awal masuk kuliah. Ia sangat tertarik dengan syaraf, entah apa yang membuat nya begitu jatuh cinta dengan syaraf dan rumah sakit tersebut. Untung saja hal itu sangat didukung oleh kedua orang tuanya. Hanya Kaylin yang bekerja menjadi dokter, semua keluarganya merupakan pebisnis yang handal.

"Kay, Al, cari pacar sana gue kasian ngeliat kalian berdua jomblo terus," ucap Cacha dengan sedih.

"Aku mah skip, ga usah pacaran aja deh. Aku maunya cowo tajir melintir yang bisa biyayain kuliah sampe jadi Spesialis Syaraf," ucap Kaylin dengan tertawa terbahak - bahak membayangkan mana ada cowo seperti itu .

Journey of JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang