Mata coklat milik Kaylin perlahan terbuka. Ia kemudian mengambil ponsel di sebelahnya dan melihat jam, ternyata sudah jam 5 sore.
Ia mendadak bangun dari posisi tidur, Kaylin lupa sore ini kan Baba mengajaknya ke pecel lele. Dengan setengah berlari ia masuk ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya.
Ketika Kaylin siap-siap, pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun.
"Tante Kay, dipanggil Baba suruh cepetan ke bawah," ucap Amar anak dari Bang Omar.
"Iya sebentar, yuk udah selese ini tante," jawab Kaylin sembari memegang tangan Amar dan segera turun ke bawah.
Di ruang keluarga ternyata semuanya sudah berkumpul. Mereka senua menunggu Kaylin yang sukanya ngaret kalau mau pergi.
"Yuk, Kay dah siap. Cus berangkat ke pecel lele Pak Jono," ucap Kaylin dengan semangat.
"Cas cus cas cus aja, emang gara-gara siapa kita semua nunggu lama di sini. Dasar tuan Putri yang ga ada keturunan darah birunya," ucap Bang Andra yang selalu bagaikan Tom and Jerry dengan Kaylin.
"Ehh kata siapa ga ada keturunan darah biru, Abang lupa? Kay telepon Mbah Kung ya," ucap Kaylin sembari mengambil handphonenya. Belum sempat Kaylin memencet tombol hpnya, Bang Andra langsung mengambil hp Kaylin.
"Iya iya, maaf Abang lupa. Ga usah telepon Mbah Kung ya, adek abang yang paling cantik nan manis."
Kaylin tersenyum penuh kemenangan. Bang Andra seenaknya menyebut ga ada turunan darah biru, kalau Mbah Kung mendengar itu pasti Bang Andra akan diceramahi panjang kali lebar. Kaylin memang ada keturunan darah biru dari Mamanya -Rahajeng Prawita Notonegoro adalah anak dari paman Sultan Yogyakarta. Jadi secara tidak langsung Kaylin masih memiliki keturunan darah biru.
-----------
Sesampainya di apartemen, Jonathan langsung menyenderkan tubuhnya di sofa panjang. Ia sangat lelah hari ini, pekerjaanya menumpuk belum lagi Mamihnya yang menelefonnya dengan berbagai pertanyaan yang membuat kepalanya pening.
Ketika matanya tertutup, tiba-tiba ada tangan halus yang menyentuh wajahnya. Jonathan sangat familiar dengan sentuhan ini.
"Mih, ngapain Mamih kesini lagi?" Tanya Jonathan dengan mata yang masih terpejam.
"Loh kamu belum tidur? Mamih kira kamu udah tidur. Hehehe," ucap Cecil.
Jonathan membuka matanya dan perlahan membenarkan posisi duduknya sembari menatap mata Mamihnya dengan tatapan tajam miliknya, seakan meminta penjelasan kenapa Mamihnya ada di sini.
"Iya iya Mamih kesini mau nanya jadi cerita sebenernya tadi gimana Jo? Beneran kata Anton kamu mau menikah?" Tanya Cecil.
"Doakan saja mih," jawab Jonathan seadanya.
"Mamih mah setiap malam berdoa biar kamu cepet dapet jodoh. Umur kamu udah 29, Jo. Mamih udah jodohin kamu sana-sini tapi kamu nya kaya gitu terus. Mamih pengen ada yang nemenin kamu, ngerti kamu, selalu ada buat kamu, dan mengisi hati kamu yang kosong nan beku itu. Buka hati kamu, jangan di tutup terus nanti jamuran gimana?" Gerutu cecil dengan sebal, ia sudah tidak paham lagi dengan jalan pikiran anak satu-satunya ini.
"Tipe kamu sebenernya kaya gimana sih Jo? Nanti mamih carikan yang sesuai sama tipe kamu. Kalau ada orang yang kamu suka bilang ke Mamih, Mamih bakal bantuin kamu buat deket sama dia."
"Dalam waktu dekat Jonathan akan melamarnya Mih, Mamih ga usah pusing lagi. Jonathan lagi menunggu waktu yang tepat," jawab Jonathan. Ia kemudian bangkit dan berjalan menuju kamarnya.
Ketika mendengar perkataan anaknya, Cecil kaget. Melamar? Seorang Jonathan yang susah banget di buka hatinya. Ini benar Jonathan anaknya? Apakah Jonathan kerasukan?
"Hah gimana? Melamar? Kapan? Siapa? Dimana? Jo! kamu kalo ngomong yang jelas dong kenapa mengapanya jangan langsung ke intinya jadinya Mamih ga paham sama maksud perkataan kamu," tanya Cecil sembari menyusul Jonathan ke kamar.
"Mamih, Jonathan mau melamar seorang perempuan dalam waktu dekat ini. Dimana dan kapannya nanti Jonathan kasih tahu Mamih, tapi bukan sekarang. Dan siapa orangnya, she is beautiful women with warm hug and cuties dimples," jawab Jonathan sambil tersenyum, senyum yang amat langka.
Cecil sangat terkejut anaknya senyum? Setelah 5 tahun berlalu sejak kejadian 'malam itu'. Walaupun sebelum kejadian tersebut Jonathan orang yang jarang bicara, namun dulu ia masih sering tersenyum. Kejadian 5 tahun itu perlahan merenggut senyuman Jonathan dan menjadikannya sosok yang lebih dingin kepada orang lain bahkan keluarganya sendiri.
Cecil harus mencari tahu siapa gadis ini, siapa yang bisa membuat anaknya tersenyum kembali setelah sekian lama. Ia harus pulang ke rumah dan memberitahukan kabar gembira kepada suaminya.
Melihat gerak-gerik Mamihnya Jonathan menebak pasti Mamihnya akan mencari informasi tentang gadis lesung pipinya.
"Mamih ga usah aneh-aneh ya! Jangan sampe dia ke ganggu gara-gara ulah mamih!" Ucap Jonathan dengan tatapan tajam ke Mamihnya.
"Iya tenang aja Jo, mamih ga ngapa-ngapain kok. Paling cuman nyewa detektif langganan Mamih kaya biasa," ucap Mamih dengan seringainya.
Ketika mamihnya pergi, Jonathan merebahkan tubuhnya di kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya ia membayangkan bagaimana reaksi dari gadis lesung pipinya ketika ia tiba-tiba melamarnya. Jonathan sungguh tidak sabar melihat reaksi gadis itu.
"Tunggu sebentar lagi Kaylin Bestari, aku akan menjemputmu gadis lesung pipiku," ucap Jonathan sembari menutup matanya.
-----
Di lain tempatKetika Kaylin sedang menikmati pecel lele nya ia tiba-tiba tersedak. Perasaanya jadi tidak enak. Kata Mamih Al kalau kesedak tiba - tiba bakal ada kejadian yang tidak terduga. Mengingat itu Kaylin merinding. Ia harap itu kejadian baik bukan mara bahaya.
-Semarang, 18 Mei 2022-
Thank you for read my story
With love R A I N 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Jo
ChickLit"Kamu satu-satunya alasan aku bisa bertahan dari trauma yang amat menyiksa ini." - Jonathan Zafran Louis ___________________ "Heh kok tiba- tiba ngelamar! Kamu siapa , mengapa, bagaimana, kenapa bisa?" - Kaylin Bestari N. Sidiq