Suara adzan shubuh membangunkan tidur Kaylin. Rasanya seluruh badannya sakit sekali. Mengingat semalam mereka melakukan malam pertama sebagai pengantin. Ketika Kaylin membuka mata ia melihat sosok tampan yang sekarang menjadi suaminya tidur dalam damai. Wajahnya yang memiliki pahatan sempurna membuat Kaylin memandang dalam waktu yang lama. Kaylin merasa beruntung sekali memiliki Jonathan. Rasanya masih seperti mimpi sekarang mereka berdua resmi menjadi suami istri. Kaylin ingin bangun dari kasurnya namun, Jonathan semakin mengeratkan pelukannya.
"Sebentar saja," celetuk Jonathan dengan mata terpejam.
"Kay mau ke kamar mandi, abis itu kita sholat subuh," sambung Kaylin.
Jonathan akhirnya melonggarkan pelukannya dan membuka matanya. Wajah istrinya yang terlihat ketika pertama kali ia membuka mata membuat Jonathan tersenyum kemudian mengecup pipi Kaylin. Kaylin yang kaget akan kecupan Jonathan, ia malu. Baginya hal ini masih terasa asing. Ia kemudian berdiri dan segera lari ke kamar mandi.
"Awww.." rintih Kaylin ia lupa kalau ia tidak bisa lari begitu saja...
Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah mereka melanjutkan tidur kembali karena badan mereka terasa lelah sekali. Semalam ternyata Jonathan kuat sekali.
"Tok..tok..tok..," bunyi ketukan pintu kamar pengantin baru.
"Kay, Nak Jonathan ayo bangun. Sarapan dulu," teriak Ajeng dari luar kamar.
Mendengar suara Ajeng, Kaylin bangun, "iya Ma, Kaylin sebentar lagi turun."
Kaylin membangunkan Jonathan kemudian bersiap-siap untuk sarapan bersama keluarga besar.
"Sakit ya?" Tanya Jonathan ketika melihat cara jalan Kaylin yang seperti menahan sesuatu.
Kaylin mengangguk. Setelah mendapat jawaban dari Kaylin, Jonathan lantas mengangkat tubuh Kaylin ala bridal. Tindakan mereka berdua tentu saja menjadi pusat perhatian keluarga besar.
"Uhukk ... Inget di sini masih banyak jomblo," ujar Tania, sepupu Kaylin anak dari Budhe Tiwi.
"Tolong dijaga PDA-nya, dong," ucap Joko sepupu Kaylin, anak dari Budhe Sri.
*(public displays of affection)
Mendengar ocehan-ocehan dari sodaranya membuat Kaylin malu dan menepuk dada Jonathan, "Mas Jo turunin Kay sekarang. Kay malu," bisik Kaylin.
-----
Jakarta
Dua hari setelah melangsungkan pernikahan di Jogja, Kaylin dan Jonathan kembali ke Jakarta. Mereka langsung menuju ke rumah baru.
Setibanya di rumah, mereka disambut oleh para pelayan yang berbaris rapi. Edmud memperkenalkan mereka secara resmi satu persatu. Total pelayan terdapat 10 orang yaitu enam orang laki-laki dan empat orang perempuan. Kaylin merasa seperti seorang putri yang memiliki banyak pelayan. Awalnya Kaylin sempat protes ke Jonathan akan jumlah pelayan yang menurutnya banyak ini. Namun, Jonathan menjelaskan bahwa ini sudah seminimalis mungkin karena rumah mereka yang sangat luas, tentu membutuhkan banyak orang untuk merawatnya. Kaylin tentu saja tidak bisa menolaknya, mana sanggup Kaylin menyapu seluruh rumah sendiri. Bisa-bisa satu hari satu malam baru selesai.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya, selamat atas pernikahannya. Semoga menjadi pasangan yang bahagia selalu," ucap serempak para pelayan.
"Terimakasih, mohon bantuannya ya untuk merawat rumah ini dan membantu saya serta Mas Jo," ucap Kaylin dengan senyuman.
"Tentu, Nyonya,"
Setelah acara perkenalan, Kaylin dan Jonathan langsung menuju kamar mereka. Kaylin langsung masuk memeriksa sesuatu, yaitu sebuah ruangan berisi obat-obatan lengkap dan alat-alat untuk membantu pernafasan. Ruangan ini secara khusus Kaylin minta dibuatkan ke Jonathan. Awalnya Jonathan menolak. Menurutnya itu hal yang tidak perlu. Jonathan terkadang masih belum menerima akan kondisinya. Hal itu lah yang memicu perdebatan antara Jonathan dan Kaylin Karena menurut Kaylin ruangan ini sangat penting untuk menunjang kesehatan Jonathan dan anggota keluarga lainnya. Sehingga mau tidak mau Jonathan akhirnya mengalah.
"Mas Jo langsung istirahat ya, Kaylin mau ke bawah dulu," ucap Kaylin begitu melihat wajah lelah Jonathan.
Sejak di perjalanan memang Jonathan merasa badannya terasa lelah dan pusing, namun ia tidak mau membuat khawatir Kaylin sehingga ia hanya bisa diam saja selama di perjalanan. Namun, sepertinya Kaylin sudah tahu.
Kaylin langsung turun ke dapur membuat wedhang jahe untuk Jonathan. Bagi Kaylin ia sudah bisa membedakan ketika Jonathan sakit atau tidak. Walaupun Jonathan menyembunyikannya. Tentu Kaylin sangat tidak suka ketika Jonathan hanya diam saja seperti tadi padahal wajahnya sudah pucat pasi. Namun, ia tidak bisa marah untuk sekarang, kesehatan Jonathan jauh lebih penting.
"Ada yang bisa saya bantu Nyonya?" Ucap Rini- pelayan bagian dapur.
"Ah Rini ya? Oohh itu bisa tolong siapin jahe, sereh dan madu?"
"Baik, Nyonya,"
Setelah wedhang jahe siap, Kaylin segera menuju lantai dua menggunakan lift agar cepat sampai. Begitu masuk kamar, ia disambut oleh Jonathan yang tertidur termelum dalam selimut. Namun, semakin Kaylin mendekat ia melihat badan Jonathan yang penuh dengan keringat. Kaylin segera menghampiri Jonathan dan mengecek suhu badannya.
38,5°C
Suhu badan Mas Jo tinggi sekali. Kaylin lantas segera memencet tombol interkom untuk menghubungi Edmud.
"Edmud tolong siapkan air hangat, baskom, dan handuk," ucap Kaylin dengan nada panik.
Tak berapa lama, Edmud datang membawakan barang yang diminta Kaylin.
"Edmud tolong kamu ambilkan baju ganti untuk Mas Jo ya," pinta Kaylin seraya mengompres Jonathan.
Tubuh Jonathan terlihat basah dengan derasnya keringat ditambah dengan Jonathan yang menggigil membuat Kaylin khawatir. Kaylin juga meminta Edmud untuk mengambil stetoskop.
"Mas Jo, minum obat dulu ya," Kaylin kemudian memberikan obat ke Jonathan. Jika nanti masih panas barulah ia akan memberikan obat lewat infus.
Kaylin menyeka keringat Jonathan dengan perlahan, ia juga meminta bantuan Edmud untuk mengganti baju Jonathan.
Tak lama Kaylin merasakan kantuk yang tak tertahankan ia belum istirahat sejak sampai tadi. Badannya terasa cape sekali, tak terasa ia pun menyusul Jonathan dalam mimpi.
***
Jonathan terbangun, ia hendak memanggil Kaylin namun terdiam seketika ketika melihat Kaylin tengah tidur di sampingnya. Ia kemudian mengusap kepala Kaylin dengan lembut, "sepertinya saya menyusahkan dan membuat khawatir kamu lagi ya, maafkan saya Kaylin," lirih Jonathan.
Kaylin terbangun ketika merasakan tangan yang ia kenal mengusap kepalanya, "ssstt, Mas Jo ga boleh ngomong gitu!" Kaylin langsung mengecek suhu Jonathan. Alhamdulillah suhunya sudah turun walaupun masih 37,5°C"
"Gimana? Badan Mas Jo udah enakan?"
Jonathan mengangguk.
Kaylin memandang wedhang jahe di nakas dan ternyata sudah tidak hangat lagi. Kaylin lantas memencet interkom, "Rini tolong buatkan wedhang jahe dan sop ayam ya, terimakasih."
Tak lama terdengar ketukan pintu.
"Masuk saja," Ucap Kaylin.
Rini masuk membawa wedhang jahe dan sop ayam, "permisi Nyonya dan Tuan,"
"Terimakasih Rini," ucap Kaylin.
Setelah Rini keluar, Kaylin lantas menyuapi sop ayam untuk Jonathan, "Mas Jo makan dulu ya, tadi kan belum sempet makan Mas Jo."
"Tidak mau, saya mau makan kalau kamu juga makan. Saya yakin kamu juga belum makan," ucap Jonathan ketika melihat ada satu mangkok sup lagi yang ia yakini kalau pelayan tadi juga menyiapkan untuk Kaylin, mereka pasti juga khawatir ketika menyadari Kaylin juga belum makan.
"Mas Jo dulu yang makan, baru Kaylin," tolak Kaylin.
Jonathan lantas mengambil sendok di tangan Kaylin kemudian menyuapi Kaylin, Kaylin tentu saja kaget namun ia akhirnya membuka mulut dan memakan sop itu, "oke, kalo gitu Mas Jo suapin aku, aku suapin Mas Jo," tawar Kaylin yang kemudian mendapat anggukan dari Jonathan.
*****
Haii long time no c. Maaf banget baru bisa update. Hope you enjoy reading this story. Good morning and have a nice day.Semarang, 8 May 2023
With Love R
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Jo
ChickLit"Kamu satu-satunya alasan aku bisa bertahan dari trauma yang amat menyiksa ini." - Jonathan Zafran Louis ___________________ "Heh kok tiba- tiba ngelamar! Kamu siapa , mengapa, bagaimana, kenapa bisa?" - Kaylin Bestari N. Sidiq