ooo13ooo

817 45 4
                                    

Keesokan harinya ketika Kaylin hendak membangunkan Jonathan untuk salat subuh berjamaah, ia terkejut mendapati kamar Jonathan yang kosong. Ketika ia mencari ke ruang keluarga ia bertemu dengan Yang Ti.

"Yang Ti liat Mas Jo kemana? Tadi Kay ke kamar Mas Jo tapi kosong," tanya Kaylin khawatir.

"Oh itu tadi pagi jam empat dibangunin Mbah Kung buat ikut Jamaah di masjid, udah ga usah panik gitu, ga bakal dibawa kemana-mana sama Mbah Kung," ucap Yang Ti.

"Bukannya gitu Kay takut Mbah Kung ga suka sama Mas Jo Yang Ti, gimana kalau nanti Mbah Kung ga kasih restu."

"Mbah Kung pasti kasih restu Kay, Yang Ti aja begitu kemarin ketemu Jonathan tahu kalau Jonathan itu anak yang bisa dipercaya buat jaga cucu Yang Ti ini. Apalagi dulu Kaylin Bestari kalau ditanyain kapan nikah selalu ngomong tunggu dulu dapat gelar spesialis terus kerja di luar negeri terus nikah sama bule, ehh tiba-tiba kesini dateng bawa calon."

"Tapi beneran Yang Ti, Kay nikah sama bule kok, ya walaupun hanya 75% bukan pure bule," jawab Kaylin dengan tertawa.

Kaylin mengingat kembali kenangan yang selalu budhe, tante, dan omnya tanyakan ketika kumpul keluarga, 'kapan nikah Kay?' sampai ia sering di ejek sama sepupu- sepupunya karena terlihat tidak pernah menggandeng pasangan, Kaylin terlalu sibuk mengejar gelar spesialisnya.

"Yang Ti, Kay aja bingung sama diri Kaylin sendiri. Banyak cowo yang ngajak Kay untuk jadi pacarnya tapi Kay selalu tolak, tapi ketika yang lain mengajak Kay untuk pacaran, Mas Jo malah langsung melamar Kay. Kay kaget banget waktu itu apalagi Kay ga kenal sama Mas Jo. Tapi ternyata kami berdua pernah kenal walau dalam waktu yang singkat dan Kay lupa akan itu. Ketika mendengar niat serius Mas Jo dan entah kenapa hati ini bilang kalau Mas Jo itu yang aku cari, ia pria yang tepat buat aku," ucap Kaylin secara tak sadar meneteskan air mata.

Yang Ti kemudian memeluk Kaylin. Tidak menyangka cucunya sekarang sudah sebesar ini dan akan menikah.

Percakapan terakhir antara Yang Ti dan Kaylin ternyata didengar oleh Mbah Kung dan juga Jonathan. Ketika selepas salat subuh berjamaah tadi ketika akan masuk ruang keluarga Mbah Kung berhenti mendengarkan percakapan terakhir itu. Jonathan yang mendengarnya turut terpaku atas ucapan Kaylin. Ia tidak salah pilih, Kaylin adalah pilihan yang terbaik selama Jonathan hidup.

Bukannya masuk kedalam Mbah Kung mengajak Jonathan untuk keluar. Mbah Kung mengajak Jonathan untuk ke taman samping rumahnya.

"Saya baru pernah melihat Kaylin seyakin ini sama pilihannya. Saya tidak tahu kamu melakukan apa pada Kaylin. Saya tanya apa yang kamu suka dari Kaylin dan mengapa harus Kaylin?" Ucap Mbah Kung tegas.

"Saya bukan orang yang pandai merangkai kata untuk meluluhkan hati seseorang. Saya juga bingung kenapa saya suka dengan Kaylin. Ketika disaat terpuruk saya berada di dekat Kaylin itu membuat saya melupakan trauma yang saya alami. Saya merasa nyaman, dan damai untuk pertama kalinya sejak trauma yang saya alami. Saya bukan orang sempurna yang pantas bersanding dengan Kaylin. Saya banyak kekurangan. Tapi berkat Kaylin saya punya satu tujuan hidup lain selain untuk orang tua saya tapi untuk membahagiakan Kaylin selama saya hidup sejak trauma yang saya alami, dan mengapa harus Kaylin karena hanya Kaylin lah yang bisa membuat saya bangkit dari masa terkelam saya," ucap Jonathan.

Mendengar jawaban Jonathan yang begitu terdengar sangat tegas dan penuh keyakinan membuat Mbah Kung perlahan luluh. Jauh dilubuk sana ia tahu Jonathan anak yang baik dan ia yakin bisa menjaga Kaylin. Namun, bukan Mbah Kung kalau belum mengetes seberapa tangguh mental Jonathan untuk menghadapinya. Sebenarnya ia bukan tipe orang yang memikirkan weton, asal suku dan lainnya yang berhubungan dengan adat. Ia hanya mengetes seberapa cinta dan tangguh calon cucu mantunya untuk menjaga cucu-cucu kesayangannya. Dan yang paling penting seberapa besar tekad mereka untuk memperjuangkan cucunya.

Journey of JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang