ooo14ooo

1K 49 13
                                    

Pagi harinya Kaylin tengah semangat untuk mempersiapkan bekal dan beberapa keperluan untuk berwisata keliling Jogja bersama Jonathan.

"Mas Jo, nanti pakai mobilnya siapa? Mau Kay yang supirin atau gimana?" Tanya Kaylin kepada Jonathan.

"Pakai mobil yang kemarin saja. Nanti Jack saja," jawab Jonathan.

Ketika semua persiapan telah selesai Kaylin dan Jonathan pamit kepada Mbah Kung dan Yang Ti. Mbah Kung memberi pesan agar pulang tidak terlalu malam dan hati - hati di jalan.

Sepanjang perjalanan Jonathan tak bosan-bosannya memandang wajah Kaylin yang semangat ketika melihat apa yang terjadi di luar jendela kaca mobil.

"Oiya Jack, ini kita ke gunung kidul ya, pantai di sana bagus banget," ucap Kaylin.

"Baik Nona Kay."

Setelah perjalanan kurang lebih satu jam mereka sampai di tempat yang dituju.

Pemandangan pantai memuaskan mata Kaylin. Sudah lama Kaylin tidak berlibur menikmati indahnya alam.

Tak terasa hari sudah semakin sore. Kaylin mengajak Jonathan untuk duduk di tepi pantai menikmati matahari terbenam.

"Ini tempat yang mau aku tunjukin ke Mas Jo. Setiap Kay ada masalah Kay selalu kesini untuk melupakan masalah itu. Ketika berada di sini Kay merasa bebas akan tuntutan yang ada di dunia ini. Seakan-akan beban Kay runtuh begitu saja," ucap Kaylin sambil menampilkan senyum lesung pipinya dan menatap iris abu-abu Jonathan.

"Kaylin..... " suara Jonathan yang semanis madu memanggil Kaylin.

Jawab Kaylin dengan mengangguk dan senyum.

"Mengenai trauma yang saya alami. Mungkin sekarang saya ingin menceritakannya, " ucap Jonathan dengan nada lemah.

~~~

Di dalam mobil terdapat seorang laki-laki dan perempuan yang tengah bercanda menampilkan binar bahagia.

"Ini kado untuk my litte sweetheart yang paling manis," ucap seorang laki-laki yang bernama Jonathan sambil menyerahkan sebuah kotak yang terlihat elegan.

"Ihh makasih banyak, My Jo," ucap perempuan itu.

Ketika membuka kado tersebut, menampilkan sebuah liontin berlian yang begitu cantik. Binar bahagia terlihat jelas di wajah perempuan itu. Perempuan itu langsung memeluk Jonathan dan memberi kecupan di pipi tanda terimakasih.

Namun, suasana bahagia tersebut sirna ketika mobil mereka di hadang oleh segerombolan orang dengan pakaian serba hitam. Jonathan berusaha sekuat tenaga untuk tenang dan melindungi perempuan itu. Sekuat apapun Jonathan ia akan kalah karena begitu banyaknya orang. Luka dan lebam tak terhindarkan dari tubuh Jonathan. Mereka kalah. Jonathan dan perempuan itu di masukkan kedalam van berwarna putih. Mata mereka ditutup dan mulut mereka dibekap.

Perempuan itu merintih dan tubuhnya bergetar. Dengan sisa tenaga yang dimiliki Jonathan, ia berusaha menenangkan perempuan itu dengan memeluknya.

"Tenang, Angel tidak sendiri ada kakak disini," ucap Jonathan dengan nada lemah.

Setelah beberapa jam di perjalanan, mereka di bawa ke sebuah rumah kecil di tengah hutan belantara. Mereka di masukan kedalam ruangan berukuran 3x3 dengan satu pintu terkunci dan dua lubang ventilasi udara. Gelap dan sesak. Itulah yang bisa mereka gambarkan sekarang.

Journey of JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang