“Bagaimana, tuan?”
Pria paruh baya yang duduk di balik meja di depan sana itu nampak diam beberapa saat sebelum mendongak dan menatap So Eun—sumber pertanyaan tadi. Kembali diam sesaat, pria itu menatap apa yang ada di atas meja lagi sebelum menatap So Eun lagi dan tersenyum.
“Ini bagus. Pendapatan setiap bulan meningkat dengan baik. Kerjamu memang bangus, Sso.”
“Terima kasih, tuan.”
“Sama-sama.”
“Oh ya, bagaimana tentang yang itu?”
Pria di depannya itu diam sesaat lalu menghela napas berat dan menggeleng kecil. “Masih belum ketemu, Sso. Dia seperti benar-benar pergi jauh dari sini.”
“Tapi kalian masih mau mencarinya, kan?”
“Kenapa kau bertanya seperti itu?”
“Kumohon tetap cari dia.” So Eun menjawab cepat dari posisinya saat ini, raut wajahnya terlihat putus asa. “Aku benar-benar butuh dia. Aku tidak bisa hidup seperti ini terus.”
“Kau yakin mau mencarinya terus?”
So Eun mengangguk cepat dari posisinya saat ini. “Sejak dulu, aku tidak butuh ini semua. Aku bukan orang tuaku. Jadi, kumohon, tuan. Tolong aku untuk tetap mencarinya. Aku benar-benar membutuhkannya.”
“Baiklah.” Pria itu menjawab setelah diam sejenak—dengan sebuah anggukan kecil. “Kau juga sudah melakukan yang terbaik selama ini. Aku akan tetap mencarinya—untukmu.”
“Untukku?”
“Ini sudah terlalu lama, Sso. Bisa dibilang, kita sudah kehilangan harapan. Tapi, kau masih berjuang untuk itu. Jadi, aku akan tetap mencarinya, tapi bukan untuk alasan yang dulu. Aku akan tetap mencarinya, untukmu. Kau pantas mendapatkan itu.”
“Terima kasih, tuan, sudah mau mengerti tentang itu.”
“Karena kau orang baik. Makanya aku mengerti.”
So Eun lalu tersenyum manis ketika pria itu menjawab ucapannya dengan senyuman. Detik berikutnya, ia mendorong pelan kursi yang didudukinya—hendak beranjak dari situ. “Ya sudah kalau begitu, aku akan kembali ke ruanganku.”
Lalu, saat ia benar-benar akan bangun, suara pria itu kembali terdengar—membuatnya urung dan tetap duduk.
“Ehm Sso, kau tidak mau liburan?”
•be ambitious•
“Kau masih bertengkar dengan Kim Bum?”
“Tidak.”
“Apa perkerjaanmu hanya bertengkar terus? Setelah Min Ho, sekarang Kim Bum lagi. Hatimu kapan jadi bersih, Hye?”
“Tidak usah banyak bicara, sialan! Kau juga sering bertengkar.”
“Setidaknya, aku tidak bertengkar dengan Kim Bum. Lagi pula, aku dan Min Young juga sudah jarang bertengkar. Lalu kau? Semua yang So Eun lakukan selalu salah di matamu. Padahal, semua itu tidak ada hubungannya sama sekali denganmu..”
“Kya Park, kau diam atau mulutmu kutampar dengan sepatu?”
Seo Jun mencibir tidak peduli, bahkan ketika wajah Hye Sun sudah mengerut kesal luar biasa. Detik berikutnya, tanpa peduli apa yang akan dilakukan sahabatnya itu, ia beranjak dari duduknya dan melangkah ke arah meja kasir di mana Kim Bum sibuk dengan urusannya sendiri.
“Bum, aku ingin bertanya.”
“Apa?”
“Kuperhatikan, belakangan ini kau sering keluar bersama So Eun. Kau benar-benar sedang mendekatinya?”
“Tidak boleh?”
“Bukan seperti itu, bro.” Memilih menarik salah satu kursi yang ada di dekat situ, Seo Jun lalu duduk dulu sebelum melanjutkan ucapannya. “Justru aku mendukungmu jika kau benar-benar mau mendekati So Eun. Alasannya ya agar wanita itu tidak melulu Min Young Min Young. Waktuku untuk pacaran akan semakin banyak.”
“Hm.”
“Tapi Bum, aku serius bertanya tentang ini.”
“Apa?”
“Kau benar-benar mendekati So Eun? Maksudku, kau serius melakukannya?”
Kim Bum belum menjawab pertanyaan Seo Jun yang itu. Perhatiannya—dan Seo Jun—sedikit teralih pada Hye Sun yang sudah menarik kursi dan duduk di samping Seo Jun. Tapi, tidak berlangsung lama hingga ia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan itu.
“Ya, aku serius.”
Seo Jun sendiri tidak langsung menjawab. Ia diam sesaat, melirik Hye Sun yang sibuk melihat roti-roti yang ada di dalam etalase sebelum kembali menatap Kim Bum.
“So Eun sepupu Min Ho.”
“Lalu?”
“Min Ho benar-benar menyayanginya. Saking sayangnya, dia rela bertengkar dengan sahabat tidak tahu dirimu ini yang sayangnya adalah pacarnya.”
“Memangnya kau melihatku berpotensi untuk menyakiti So Eun?”
Satu pertanyaan dari Kim Bum—terdengar sedikit tidak terima—membuat Seo Jun menghela napas pelan. Ia kembali melirik Hye Sun sebelum meletakan siku tangan kanannya di meja bar dan menatap Kim Bum serius.
“Bukan begitu. Aku benar-benar mengenalmu, kau tidak mungkin menyakti orang tanpa alasan. Tapi aku merasa ada yang aneh di sini, kawan.”
“Apanya?”
“Kau baru bertemu dengan So Eun. Baru beberapa kali dan kau sudah serius mau mendekatinya seperti ini. I mean, secepat itu kau suka padanya sampai mau kau seserius ini?”
“Hye Sun bahkan langsung bilang suka pada Min Ho di pertemuan pertama mereka.”
“Aku diam, sialan.”
“Ya sudah diam, tidak usah menyahut.”
Hye Sun mendengus lalu kembali menatap roti dalam etalase. Seo Jun yang tadi menjawab pertanyaan si Goo itu memilih kembali menatap Kim Bum.
“Ada yang sembunyikan dari kami, bukan?”
•be ambitious•
Thank you...
KAMU SEDANG MEMBACA
be ambitious
FanfictionBumsso Awalnya, hidup keduanya terlampau biasa saja, terlalu datar dan hanya berjalan apa adanya. Tapi tidak lagi setelah mereka bertemu. Karena setelah hari itu, ada ambisi rahasia di diri masing-masing, membuat hidup yang awalnya biasa-biasa saja...