be ambitious 10

713 86 6
                                    




Sudah hampir tengah malam saat Kim Bum sampai di rumah sederhana yang menjadi tempat tinggalnya beberapa tahun belakangan ini. Itu berarti, ia lagi-lagi tidak pulang setelah menutup tokonya lebih awal.

Tapi hari ini, ia tidak pergi untuk duduk di halte di depan kantor So Eun. Hari ini, yang ia lakukan adalah pergi sebuah komplek perumahan elit—tempat tinggal So Eun—dan menunggu hingga si cantik pulang.

Malam ini, So Eun tidak pulang dengan supirnya—lagi. Tidak juga dengan Min Ho. Tapi dengan Young Hwa—yang dari informasi yang si cantik berikan, ia tahu jika pria itu adalah sekretarisnya. So Eun juga tidak pulang larut lagi. Ia hanya keluar tiga puluh menit setelah jam kerja selesai. Mungkin itu alasan Young Hwa yang mengantarnya.

Awalnya, Kim Bum ingin menemui So Eun lagi tadi. Tapi, ia urung dan hanya melihat-lihat di sekitar situ dan pulang sepuluh menit kemudian.

Masuk ke dalam rumahnya, Kim Bum langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan beristirahat. Tidak ada siapa-siapa di rumah itu karena memang ia hanya tinggal sendirian.

Lalu, saat ia sudah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk tidur, sebuah panggilan masuk di ponselnya membuat ia tidak jadi melakukan apa yang sudah direncanakannya.

Kim Bum meraih ponselnya yang terletak di atas meja. Ada nama sepupunya yang tertera di layar benda itu. Ada apa sepupunya menelponnya malam-malam begini?

Memilih menjawab telpon itu, Kim Bum lalu meletakan ponselnya ke sisi telinga kanannya.

“Ya?”

Bum, kau sudah tidur? Maaf jika aku mengganggu malam-malam seperti ini.

Kim Bum tidak langsung menjawab, ia memilih melirik sekilas ke arah jendela sebelum menjawab ucapan sepupunya itu.

“Tidak. Aku juga belum tidur.”

“Aku mau mengatakan sesuatu padamu. Penting, seharusnya aku sudah mengatakan ini dari beberapa hari yang lalu. Tapi karena banyak pekerjaan yang harus kuurus, aku lupa dan baru mengingatnya lagi. Itu sebabnya aku menelpon di jam ini.”

“Tidak apa-apa. Apa yang mau kau katakan?”

“Sebelumnya, aku mau bertanya sesuatu dulu.”

“Apa?”

“Kau kenal So Eun? Kim So Eun.”

“So Eun?”

“Iya. Beberapa hari yang lalu, aku melihatmu bersamanya di dekat kantor, sedang bergandengan tangan. Kau mengenalnya?”

“Menurutmu, kenapa aku bisa sampai bergandengan tangan dengannya?”

“Bun, aku... mau mengatakan kalau dia...”

“Aku sudah tahu.”

“Kau sudah tahu?”

“Ya, aku sudah tahu.”

“Lalu, apa yang kau lakukan?”

“Aku mau dia...”

“Kau? Apa?”

“Yang jelas, aku mau dia. Jadi, aku minta tolong padamu. Jangan sampai dia tahu kalau kau mengenalku. Dan jika kita bertemu ketika ada dia bersamaku, jangan menunjukan kalau kita saling mengenal.”











•be ambitiuos•












“Kau serius?”

So Eun yang sedang mengupas jeruk jadi mengangguk kecil dan memakan jeruk itu ketika Min Young mengajukan pertanyaan itu padanya. Mereka sedang ada di rumahnya saat ini.

“Lalu?”

“Ya, aku mau menolaknya. Tapi tuan Hwang bilang tidak apa-apa. Justru aku harus liburan.”

“Sampai kapan?”

“Katanya semauku.”

“Enak sekali jadi kau. Bisa libur semaunya.”

“Enak apanya, sialan? Kau tidak tahu saja kalau...”

“Iya, iya.”

So Eun mendengus malas ketika Min Young memotong ucapannya lebih dulu. Membuatnya berakhir mencibir dan sibuk lagi dengan jeruknya.

“Ngomong-ngomong, kau mau ke mana?”

“Ke mana apanya?”

“Ya liburannya. Kau mau liburan ke mana? Luar kota atau malah luar negri?”

Pertanyaan berikut yang Min Young ajukan sukses membuat So Eun kembali mendengus. Pemilik marga Kim itu lalu meletakan kulit jeruknya ke atas piring di atas meja dan menggantinya dengan buah jeruk yang lain.

“Tidak ke mana-mana. Aku mau di sini saja.”

“Di sini saja? Untuk apa? Kau di kantor saja kadang uring-uringan karena sendiri. Mau apa kau di sini saja?”

“Ya, kalau aku liburan juga aku sendiri, kan? Lebih baik aku di sini saja.” Menjawab acuh, So Eun kembali makan jeruk dulu sebelum kembali menatap Min Young dan melanjutkan jawabannya. “Lagi pula, aku mau di sini saja agar aku bisa melancarkan aksi pendekatanku pada Kim Bum.”

“Apa?”

“Aku mau pendekatan dengan Kim Bum selama waktu liburan ini. Aku akan ke toko rotinya setiap hari, bertemu dengannya, mendekatinya dan melakukan apa saja agar aku dan dia bisa...”

So Eun tidak menyelesaikan ucapannya dengan benar. Ia terlanjur larut dalam khayalannya tentang rencana pendekatannya dengan Kim Bum sehingga berakhir tersenyum bodoh. Membuat Min Young yang melihatnya jadi bergidik ngeri.

“Kau tidak salah, kan?”

“Tentu saja.” Menjawab cepat, So Eun melempar tatapan tidak senangnya pada si cantik Park itu. “Memangnya kenapa?”

“Kau lupa jika dia bersahabat dekat dengan Hye Sun? Kau tidak lupa juga kan, seberapa tidak sukanya Hye Sun padamu?”

“Lalu apa peduliku?.” Tapi, So Eun tidak peduli sama sekali dengan apa yang Min Young katakan. “Aku tidak peduli pada Hye Sun eonni. Dia tidak suka padaku karena Min Ho oppa sering memperhatikanku. Aku mau Kim Bum, tidak ada hubungannya dengannya.”

“Tapi, Sso...”

“Tidak peduli. Pokoknya, aku mau Kim Bum.”

•be ambitious•


















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang