be ambitious 28

544 80 12
                                    



Saat sampai di kantor, So Eun langsung pergi untuk mencari tuan Hwang. Ia bahkan mengabaikan panggilan Young Hwa saat ia sempat ke ruangannya—ruangan bos—untuk mengambil sebuah berkas di sana. Lalu, saat ia bertemu dengan tuan Hwang, pria itu nampak terkejut karena melihat kehadirannya.

“Kenapa kau datang, Sso? Kau sedang libur.”

“Tapi, beberapa hari belakangan aku sudah mulai masuk kerja, tuan.”

“Liburanmu cepat sekali.”

“Tidak apa-apa, aku juga tidak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaanku, tuan.”

Jeda sesaat, tuan Hwang terlihat mengangguk di posisinya saat ini. So Eun sendiri diam dan sedang menyusun semua kalimat yang akan ia katakan pada pria itu.

“Jadi, kenapa kau ke sini? Ada masalah?”

Si cantik menggeleng saja. “Tidak ada masalah. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu, tuan.”

Tuan Hwang yang semula sedang memeriksa sebuah berkas yang ada di atas meja jadi menghentikan kegiatannya. Tatapannya sepenuhnya ia arahkan pada So Eun.

“Apa yang mau kau katakan?”

Tidak langsung menjawab pertanyaan pria itu, So Eun memilih untuk meletakan berkas yang tadi sempat diambilnya ke hadapan tuan Hwang. “Ini surat kepemilikan rumah, perusahaan dan semua harta yang sudah diubah sedemikian rupa oleh orang tuaku, atas namaku. Dulu, tuan menyuruhku untuk menyimpan semua ini sampai kita bertemu dengan pemilik sebenarnya dari semua ini.”

“Lalu, kenapa kau memberikan semuanya padaku?”

“Tuan sudah bisa mengurus untuk mengembalikan namanya, tidak menggunakan namaku lagi.”

“Tidak menggunakan namamu, lalu kita harus menggunakan nama siapa? Aku belum bertemu dengannya, Sso.”

“Kim Sang Bum.” So Eun menjawab dengan tenang, tapi tuan Hwang terlihat kaget dengan ketika mendengar si cantik menyebut nama itu. “Alamatnya ada juga di dalam berkas itu.”

“Dari mana kau tahu tentang dia?”’

Pertanyaan diajukan lagi, tapi So Eun menggeleng kecil. Ia benar-benar tidak mau membahas bagaimana ia tahu tentang itu.

“Jadi, kau benar-benar mau pergi?”

Pertanyaan lain lagi dan So Eun memilih untuk mengambil jeda sesaat sebelum mengangguk pasti. “Dari dulu aku sudah mengatakannya padamu, tuan. Kalau orangnya sudah ketemu, aku akan pergi.”

“Tapi, kau mau pergi ke mana? Bukankah orang tuamu juga sudah menjual rumah kalian?”

“Ke mana saja, yang jelas tidak di sini. Di sini bukan tempatku.”

Tuan Hwang tidak memberikan jawabannya. So Eun sendiri tidak tahu apa yang pria itu pikirkan. Tapi, ia juga tidak mau peduli. Hingga hampir satu menit berlalu, ia kembali membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

“Oh ya, tuan. Aku tidak bisa mengembalikan langsung semua ini kepada orangnya. Jadi kalau dia kembali, aku titip pesan untuknya, aku tidak mengambil apapun dari semua yang dia punya. Tolong jangan benci padaku.”











•be ambitious•











Kim Bum masuk ke ruang kerja bos di kantornya—ya, kan emang kantornya—dengan terburu-buru. Membuat Young Hwa yang sedang sibuk mengerjakan beberapa hal jadi kaget dan hampir terjungkal dari duduknya.

“Astaga, Bum. Tidak bisakah kau lebih santai?”

“So Eun di mana?”

Lalu, saat Young Hwa memberikan komentar atas tindakannya, ia hanya acuh dan mengajukan pertanyaan tadi.

“So Eun?”

“Dia ke sini, kan?”

Young Hwa mengangguk dua kali. “Iya, tadi memang ke sini. Tapi cuma untuk mengambil sesuatu lalu pergi lagi. Aku tidak tahu dia ke mana.”

“Dia tidak memberi tahunya padamu?”

“Tidak. Dan setahuku, tidak ada hal yang sangat penting yang harus ia urusi hari ini.”

“Sialan!”

Menarik rambutnya frustasi, Kim Bum lalu menatap ke sekeliling ruangan itu sebelum kembali menatap Young Hwa. “Aku akan pergi untuk mencari So Eun. Kalau dia ke sini lagi, segera telpon aku.”

“Memangnya kenapa? Ada masalah?”

“Nanti akan kujelaskan.”

Kim Bum langsung pergi setelah itu, mengabaikan Young Hwa yang sudah membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu. Dan Young Hwa akhirnya hanya bisa menatapnya saja.

Hampir semenit berlalu, pria Jung itu lalu menunduk, hendak melanjutkan pekerjaannya lagi. Dan saat itu seseorang masuk ke ruangan itu, membuatnya jadi mendongak untuk menatap orang itu.

“Sso?”

Tidak ada jawaban, So Eun hanya berjalan tenang ke arahnya sebelum berhenti di depannya. Setelah berhenti, tangan kanan pemilik marga Kim itu lalu terulur padanya.

“Aku pinjam ponselmu sebentar.”

“Ponsel? Mau apa?” Young Hwa jelas bingung dengan hal itu.

“Aku harus menelpon Min Ho oppa, ponselku ketinggalan.”

Mengangguk saja, Young Hwa lalu meraih ponselnya yang ada di atas meja dan memberikannya pada So Eun. Si cantik menerimanya dengan sebuah senyum kecil. Selanjutnya, ia sibuk dengan benda itu selama beberapa saat, lalu menempelkannya di sisi telinga kanannya, sibuk lagi dengan benda itu sebelum mengembalikannya pada Young Hwa.

“Min Ho oppa tidak menjawab telponnya. Aku langsung pergi ya.”

“Kau mau kemana?”

“Pulang.”

Seperti halnya Kim Bum tadi, pemilik marga Kim itu langsung pergi meninggalkan Young Hwa begitu saja.

Young Hwa sendiri hanya diam, menunggu hingga So Eun sudah keluar dari ruangan itu sebelum ia meriah kembali ponselnya. Ia harus menghubungi Kim Bum. Pria Kim itu baru saja mengatakan padanya untuk menelpon jika So Eun kembali ke kantor.

Tapi, apa yang ada di ponselnya sukses membuat pria Jung itu mengerutkan keningnya dan berakhir berdecak kesal.

“Sialan Kim So Eun, dia menghapus kontak Kim Bum sama semua riwayatnya.”

•be ambitious•



















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang