be ambitious 26

564 74 9
                                    



Kim Bum menghela napas lalu menarik So Eun lebih rapat dengannya. Tangan kanannya juga menarik tangan So Eun untuk memeluknya lebih erat sebelum mendaratkan sebuah kecupan kecil di kening si cantik.

Kim Bum melakukan semua hal itu bukan tanpa alasan. Sejak ia membawa So Eun ke rumahnya, ia tetap tidak bisa tenang. Seluruh otaknya masih dipenuhi dengan pertanyaan tentang siapa orang sialan yang berani melakukan ini pada So Eun.

Ia juga masih khawatir. Walau sudah membawa So Eun ke rumahnya—dengan tujuan agar orang asing itu tidak pergi mencari So Eun ke rumah wanita itu—dan kini wanita itu ada dalam pelukannya, ia tetap mengkhawatirkan So Eun. Bagaimana jika besok atau nanti orang itu datang lagi dan mencelakai So Eun lagi? Dan saat itu tidak ada siapapun yang bisa melindungi si cantik.

Oh, tidak!

Kim Bum tidak bisa membayangkan sesuatu terjadi pada So Eun.

“Bum-ah?”

Di antara kesunyian itu, suara So Eun tiba-tiba terdengar, membuat Kim Bum tersentak kecil sebelum berdehem untuk menanggapinya.

“Hm?”

“Kau tidak tidur?”

Saat pertanyaan itu So Eun ajukan, ia jadi merunduk untuk menatap si cantik. “Kau sendiri kenapa bangun lagi?” Tanyanya balik.

“Aku sesak. Kau memelukku terlalu erat.”

Menatap So Eun sesaat, Kim Bum lalu melirik tangannya yang masih merengkuh tubuh si cantik. Tapi, ia sama sekali tidak membuat gerakan untuk melonggarkan pelukannya. Ia justru kembali menarik So Eun untuk lebih dekat sebelum meletakan pipinya di atas puncak kepala So Eun.

“Kau kenapa?”

Lalu, saat ia tidak mengucapkan apapun untuk apa yang So Eun katakan sebelumnya, pemilik marga Kim itu jadi mengajukan pertanyaan yang lain. So Eun jelas heran dengan tingkah Kim Bum saat ini.

“Tidak apa-apa.”

Tapi, hanya jawaban singkat itu yang ia berikan. Ia sungguh tidak ingin menjawab apapun saat ini.

“Tapi kau aneh.”

“Aku tidak apa-apa.” Memberikan jawaban yang sama, Kim Bum menjauhkan wajahnya dari kepala So Eun lalu merunduk dan menatap si cantik. “Sudah, kau tidur saja, sekarang sudah malam.”

“Tapi, kau juga harus tidur. Lalu, tolong longgarkan pelukanmu dulu. Aku susah bernapas.”

Kembali menghela napas, pria Kim itu lalu melonggarkan sedikit pelukannya. Ia kembali merunduk untuk menatap So Eun bersamaan dengan si cantik yang membuat gerakan mendongak untuk menatapnya juga.

“Kau kenapa, Bum?”

Masih pertanyaan yang sama, tapi Kim Bum benar-benar tidak berniat untuk menjawab pertanyaan itu. Ia hanya diam selama beberapa saat sebelum menggeleng kecil. Sukses saja membuat So Eun berdecak kesal.

“Tapi, kau seperti tidak tenang.” Sahut So Eun cepat. “Seharusnya, sekarang aku yang tidak tenang. Tapi, kenapa aku biasa saja dan kau yang malah tidak tenang? Kau kenapa sebenarnya?”

“Kau mau aku memberikan jawaban yang seperti apa?”

“Tentu saja jawabanmu yang seadanya. Aku tidak bisa meminta jawaban yang aku mau darimu, karena kau sendiri tidak pernah memberi jawaban dari semua pertanyaanku.”

“Kau tahu kalau aku tidak pernah memberimu jawaban, kenapa masih bertanya lagi?”

“Karena aku tidak suka ada dalam situasi seperti ini.” Jeda sesaat, So Eun menatap ke sembarang arah sebelum kembali menatap Kim Bum. “Kau membawaku ke sini, kau bilang agar aku akan aman. Tapi kau tidak mau mengatakan alasan kenapa kau melakukan itu. Kau bilang padaku kalau kau tidak mau ditinggalkan, tapi kau tidak pernah memberi alasan kenapa aku tidak boleh meninggalkanmu. Aku tidak suka seperti itu, aku tidak suka tinggal dalam ekspektasiku sendiri. Aku butuh kejelasan.”

Tapi lagi-lagi, Kim Bum tidak memberikan jawaban apapun. Berniatpun tidak. Yang ia lakukan benar-benar hanya menatap So Eun sebelum menggerakan tangannya untuk membawa kepala wanita itu bersandar di dadanya.

“Sudah, tidur ya.”

“Bum...”

Drrrtt ddrrttt...

So Eun tidak jadi mengucapkan kalimat yang sudah ada di ujung lidahnya. Sedangkan Kim Bum jadi menghentikan gerakan tangannya yang tengah mengelus puncak kepala si cantik. Selanjutnya, ia melirik ke arah ponselnya yang ada di atas nakas yang tengah bergetar. Dengan malas ia meraih benda itu, tapi sedetik kemudian langsung dikembalikan ke atas nakas ketika matanya menangkap nama Hye Sun yang terpampang di sana.

Setelah meletakan ponselnya, Kim Bum kembali menatap So Eun. Wanita itu juga sudah menatapnya kini. Tatapannya kesal, tapi Kim Bum masih tidak berniat melakukan sesuatu agar So Eun tidak kesal dan kembali tidur. Yang ia lakukan adalah kembali memberikan ciuman kecil di kening si cantik sebelum menariknya lagi ke dalam pelukannya.

“Aku tidak mau memberimu kejelasan dulu.”

“Kenapa?”

“Aku tidak mau ditinggal.”

“Tidak mau ditinggal saja yang terus kau katakan, tapi kau sama sekali tidak mau memberiku kejelasan. Sebenarnya apa maumu?”

“Karena kalau kau tahu, aku tidak yakin kau masih tetap tinggal, Sso.”

“Tahu?” So Eun berusaha untuk kembali menatap Kim Bum, tapi pria Kim itu menahannya pada posisi yang sama. Tidak, tidak sekarang.

“Tidur.”

“Beri tahu dulu.”

“Tidur.”

“Kubilang beri tahu dulu.”

“Kalau kau tidak mau tidur, aku akan membuatmu tidak tidur sampai pagi.”

•be ambitious•



















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang