be ambitious 30

587 77 13
                                    

“Bum-ah, temanmu dulu yang orang Amerika itu siapa? Namanya maksudku? Aku sedang bersama Min Ho, kami sedang mencari So Eun. Aku sebenarnya malas melakukan ini, tapi Min Ho memaksaku. Lalu, aku bertemu dengan temanmu itu. Kupikir, aku salah orang, jadi aku ingin memastikannya dengan bertanya padamu. Namanya siapa?”

“Brengsek sialan!”

Mengumpat kasar, Kim Bum segera berjalan keluar area kantornya. Ia lalu melangkah cepat ke arah perempatan hendak menyebrang—ketika matanya menangkap kehadiran seseorang dengan pakaian serba hitam, masker dan topinya di halte seberang jalan.

Itu orang yang selama ini berusaha untuk menangkap dan membunuh So Eun.

Kim Bum kenal orang itu. Sehingga ia tidak berpikir berkali-kali untuk pergi dan menghampirinya. Dan menjadi sesuatu hal yang luar biasa saat orang itu tidak ke mana-mana saat tahu ia pergi untuk menghampiri orang itu. Orang itu bahkan dengan santai melepas topi dan maskernya saat Kim Bum tiba di depannya.

“Aku tahu kau pasti akan menemuiku sendiri tanpa wanita sialan itu. Kau tidak mungkin tidak mengenaliku, Kim.”

Orang itu berucap lebih dulu sambil tersenyum kecil. Tapi, Kim Bum masih betah dengan wajah datarnya.

“Apa maumu?”

“Balas dendam. Apa lagi?” Jawab orang itu santai. “Bukannya itu juga yang kau mau?”

“Kapan aku berkata seperti itu?”

Well, kau mungkin tidak pernah mengatakannya, tapi sebagai temanmu, I know, kau pasti mau balas dendam. Hidupmu hancur, Kim, tidak mungkin kau bisa diam saja melihat orang yang membuatmu menderita hidup bahagia.”

Ucapan orang itu membuat Kim Bum terkekeh sarkas. Hingga pada detik kesekian, ia mengangkat tangannya, menepuk pelan pundak orang itu.

“Kau cuma temanku, kau tidak tahu semua tentangku. Jadi, lebih baik kau berhenti sekarang.”

“Tidak bisa. Aku masih tidak bisa menerima bagaimana hancurnya kau dulu. At least, Kim So Eun itu harus merasakan sedikit saja kehancuranmu. Aku tidak...”

“Berhenti.” Berucap penuh penekanan, pria Kim itu tidak lupa memberikan tatapan tajamnya pada orang di depannya itu. “Kau sentuh So Eun—sedikit saja, aku yang akan memasukanmu ke penjara—lagi.”

“Kim, kau...”

“Jangan ikut campur! Ini bukan urusanmu.”









•be ambitious•









Menatap ponselnya selama beberapa saat, So Eun lalu menghela napas berat sebelum mengalihkan tatapannya dari benda persegi itu. Ia menatap ke sisi kanannya dan kembali menghela napas. Diam lagi hingga akhirnya sebuah mobil berhenti di depannya. Lalu, saat seseorang keluar dari mobil itu untuk menghampirinya, sebuah senyum kecil terbit menghiasi wajahnya.

“Kenapa kau di sini?”

Orang itu mengajukan pertanyaan lebih dulu saat sudah duduk di sampingnya. Sedang pemilik marga Kim itu masih tersenyum sambil menatapnya.

“Kupikir kau tidak datang.”

“Mana mungkin?” Tanya orang itu lagi. “Tidak peduli tujuanmu, aku tidak bisa tidak datang kalau kau yang memanggilku. Ada apa?”

So Eun menggeleng kecil, menatap ke depan sesaat sebelum kembali menatap orang di sampingnya itu. “Mau minta peluk. Boleh?”

“Peluk?”

Si cantik mengangguk dua kali. “Boleh?”

“Kau kenapa?”

Jika tadi ia mengangguk, sekarang ia menggeleng. “Kau pasti sudah tahu, Jung. Aku tidak mau cerita lagi.” Mengambil jeda sesaat, pemilik marga Kim itu kembali menatap ke depan sebelum kembali menatap Young Hwa—orang itu. “Tapi, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang. Cuma kau yang aku punya untuk ini.”

Young Hwa tidak memberikan jawaban setelah itu. So Eun sendiri juga diam sambil menatap pria Jung itu. Hingga pada detik kesekian, pria Jung itu akhirnya mengulurkan tangan kanannya untuk meraih pundak So Eun. Lalu, pelan-pelan membawa si cantik masuk ke dalam pelukannya.

“Maafkan aku, Sso. Aku tidak...”

“Tidak apa-apa.” Young Hwa belum menyelesaikan ucapannya, tapi So Eun—yang kini sudah bersandar di pundaknya, sudah berucap lebih dulu. “Walaupun aku masih belum tahu apa yang Kim Bum mau dariku, aku paham posisimu.”

“Tapi tetap saja aku merasa salah. Selama ini kau denganku, tapi aku...”

“Tidak apa-apa. Kesalahan orang tuaku memang tidak bisa dimaafkan. Pantas kalau Kim Bum mau membalas semuanya padaku.”

Jeda lagi, Young Hwa kembali diam. So Eun memilih untuk menyamankan posisinya di pundak Young Hwa sebelum membuka mulutnya dan berucap lagi.

“Tapi Jung, kalau aku bisa meminta, tolong katakan pada Kim Bum, aku.... sayang padanya. Tolong, jangan benci padaku.”

“Sso, kau benar-benar menyukainya?”

“Jangan tanya lagi. Aku juga tidak tahu kenapa bisa seperti iini.”

“Perjuangkan. Kau mau kan?”

Apa yang Young Hwa katakan setelah itu tidak langsung mendapatakan jawaban dari So Eun. Si cantik bermarga Kim itu memilih diam sesaat sebelum menghela napas pelan.

“Apa yang harus aku perjuangkan, Jung? Bahkan untuk semua yang sudah kulakukan selama ini, tidak ada jawaban yang aku dapatkan. Apa lagi yang harus aku perjuangkan?”

“Hati Kim Bum.” Menjawab cepat, tangan kanan Young Hwa lalu bergerak menepuk pelan puncak kepala si cantik. “Aku yakin pasti ada yang berubah kalau kau mau memperjuangkan hatinya, sekali lagi.”

“Seperti itu ya?”

“Iya.”

“Baiklah.”

•be ambitious•
















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang