be ambitious 31

608 77 9
                                    

Kim Bum menghentikan mobilnya sejauh lima meter dari halte yang diberitahu Young Hwa padanya. Tadi, sepupunya itu memang menghubunginya dan memberitahu tentang halte di mana So Eun berada saat ini. Itu bisa terjadi setelah ia sempat menemui Young Hwa lagi karena pria itu tidak kunjung menghubunginya. Dan dari sana ia tahu jika So Eun sempat menghapus kontaknya di ponsel Young Hwa—mengartikan jika wanita Kim itu sudah mengetahui beberapa hal lainnya dan benar-benar berniat untuk pergi.

Tapi tidak, Kim Bum tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Sehingga, di sinilah ia sekarang. Di jalan menuju ke halte di mana So Eun berada—atas informasi dari Young Hwa. Dan So Eun memang di sana saat ia sampai.

Wanita Kim itu sedang duduk diam di sana—entah apa yang dipikirkannya. Tapi, ketika manik indah itu bertemu dengan maniknya, pemilik marga Kim itu tidak berpikir dua kali untuk beranjak dan langsung melangkah pergi begitu saja.

Tapi, seperti yang sudah ia katakan, Kim Bum tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Dengan segera, ia memacu langkahnya untuk menyusul So Eun. Tangan kanannya terulur untuk meraih lengan si cantik, tapi wanita itu berusaha melepaskan diri untuk pergi. Sehingga gerakan selanjutnya yang ia lakukan untuk menahan pergerakan si cantik adalah memeluknya dari belakang dengan erat.

“Jangan pergi dulu.” Ucapnya saat So Eun berusaha untuk melepaskan pelukannya. Tapi, yang dipeluk seakan tidak peduli. Pemilik marga Kim itu tetap bergerak untuk melepas pelukannya.

“Lepaskan aku, Bum.”

“Tidak! Nanti kau pergi.”

“Aku memang harus pergi.”

“Tidak boleh, Sso. Aku tidak mau ditinggal.”

Apa yang keluar dari mulut Kim Bum setelah itu sukses membuat So Eun menghentikan gerakannya untuk melepas pelukan Kim Bum. Sementara pria Kim itu semakin mengeratkan pelukannya dan meletakan kepalanya di pundak si cantik.

“Sebenarnya apa maumu?”

Pertanyaan itu diajukan So Eun beberapa saat kemudian, sukses  membuat Kim Bum yang memejamkan matanya saat memeluk si cantik membuka mata dan melirik si cantik. “Aku mau kau tetap bersamaku, aku tidak mau kau tinggal.”

“Tapi, untuk apa?” Tanya So Eun lagi. “Kenapa juga aku harus tinggal? Kau sudah tahu aku siapa kan? Jadi, tidak mungkin kalau kau mau aku tinggal tanpa alasan. Apa maumu sebenarnya?”

“Aku mau kau.”

Kim Bum tidak tahu apa yang So Eun pikirkan setelah mendengar apa yang ia katakan. Tapi, wanita itu bergerak cepat untuk melepas pelukannya. Lalu, setelah pelukannya terlepas, ia berbalik dan menatap Kim Bum dengan tatapan menuntutnya.

“Jelaskan!”

“Apa?”

“Semuanya.” Jawab So Eun cepat. “Kenapa kau mau aku dan semua alasan kau melakukan ini. Kau mau balas dendam atau kau benci pad...”

“Aku tidak membencimu.” So Eun belum menyelesaikan ucapannya, tapi Kim Bum sudah memotongnya lebih dulu dengan sebuah kalimat. Setelahnya, Kim Bum masih tidak tahu apa yang wanita Kim itu pikirkan karena tatapan pemilik wajah cantik itu benar-benar tidak terbaca.

“Kalau begitu jelaskan.”

Tidak langsung menjawab, Kim Bum memilih untuk meraih tangan kanan So Eun. Detik berikutnya, ia menarik yang wanita itu untuk mendekat ke arahnya. “Nanti ya, sekarang kita pulang dulu.”

“Tidak mau!” Tidak ada jeda yang panjang untuk So Eun memberikan Kim Bum jawaban itu. Si cantik bahkan tanpa ragu untuk menarik tangannya dari genggaman yang pria itu. “Aku mau kau menjelaskan semuanya sekarang.”

“Aku pasti akan menjelaskannya, Sso, aku janji. Tapi nanti ya. Sekarang kita pulang dulu.”

“Aku tidak mau.” Jika Kim Bum tetap pada pendiriannya, So Eun juga demikian. “Kau kenapa, Bum? Kau tidak pernah menjawab pertanyaanku. Kau bilang, kau tidak benci, tapi kau tidak mau menjelaskan apapun padaku. Lalu apa? Kau mau apa dariku? Aku sudah bilang kalau...”

Saat So Eun masih asyik mengoceh, mengatakan semua yang ada di otaknya, Kim Bum terlihat menghela napas pelan. Detik berikutnya, tangan kanannya terulur untuk kembali meraih tangan kanan So Eun. Tapi, kali ini ia tidak menarik si cantik untuk lebih dekat dengannya. Nyatanya gerakan yang ia lakukan hanya membawa telapak tangan itu untuk menyentuh bagian dada sebelah kirinya. Dan sukses membuat So Eun tidak menyelesaikan ucapannya.

“Ini.” Ucap pria Kim itu kemudian.

“Apa?”

“Kita pulang ya?”

Tidak menjawab ucapan Kim Bum, So Eun memilih untuk menatap pria Kim itu lebih lama. Lalu, pada detik kesekian, tangan kanannya yang masih ada di atas dada Kim Bum perlahan bergerak dan menepuknya pelan sebelum kembali menatap Kim Bum lagi.

“Aku pulang sendiri.”

“Tidak, kau pulang denganku. Lagi pula, kau mau pulang ke mana? Rumahmu kan...”

“Itu rumahmu, Bum.”

“Rumahmu juga.”

“Ya?”

So Eun melongoh tak paham dan Kim Bum tidak dapat menahan dirinya untuk tersenyum begitu saja. Detik berikutnya, pria Kim itu menurunkan tangan So Eun dari dadanya dan kembali menarik si cantik untuk mendekat ke arahnya. Setelah lebih dekat, kedua tangannya bergerak menangkup kedua pipi bulat si cantik sebelum memberikan sebuah ciuman singkat di bibir wanita itu.

“Ayo pulang. Kau tidak boleh meninggalkan rumahmu.”

•be ambitious•

















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang