be ambitious 22

547 73 10
                                    




So Eun tidak dapat menahan dirinya untuk meringis kecil saat ia sampai di lobi kantor dan melihat ekspresi kesal luar biasa di wajah Young Hwa. Ia paham jika sahabatnya pasti marah karena ia yang terlalu lama datang. Tapi, salahkan saja Kim Bum yang menahannya dalam permainan bibir dan lidah saat ia akan bersiap tadi sehingga ia jadi membuat Young Hwa menunggu lama.

"Lama sekali, sialan! Aku menunggumu lebih dari satu jam. Apa saja yang kau lakukan?"

"Maafkan aku, Jung. Aku tidak sengaja."

"Tidak sengaja... Apa yang sebenarnya kau lakikan?"

"Heheh.."

So Eun tidak memberikan jawaban yang jelas. Ia hanya menatap Young Hwa dengan cengirannya yang sukses membuat si Jung itu menatapnya dengan tatapan menyelidiknya.

"Kau baru saja melakukan sesuatu dengan orang tadi."

"Orang tadi siapa?"

"Yang menjawab telponku tadi. Jika kau lupa, saat aku menelpon tadi, bukan kau yang menjawab telponku. Kau pasti sedang melakukan sesuatu dengannya, kan?!"

"Jaga bicaramu, sialan. Mulutmu minta ditampar dengan pisau."

"Ya siapa tahu saja, kan. Kau memang suka diam-diam, tapi terkadang juga suka aneh-aneh."

"Kubilang, jaga bicaramu, bodoh."

"Tapi ngomong-ngomong, dia siapa? Pacarmu, ya? Kalau dari yang kudengar saat di telpon tadi, kalian sepertinya tidur bersama. Pasti dia pacarmu."

Ucapan Young Hwa setelah itu sukses membuat So Eun menatapnya dengan delikan tajam. Dua detik kemudian, punggung tangan si cantik Kim itu memukul kuat dadanya sebelum decakan kecil terdengar.

"Cerewet sekali kau. Semakin lama tidak bertemu semakin aktif saja mulutmu itu." Berucap kesal kemudian, ia lalu mengulurkan tangannya setelah itu. "Mana berkasnya? Cepat berikan padaku. Aku bukan Min Ho oppa yang bisa mengerti semuanya dalam sepuluh menit."

"Salah sendiri. Siapa suruh datangnya lama."

"Bukan salahku, sialan! Salahkan saja...."

"Siapa?"

"Tidak tahu. Mana berkasnya?!"











•be ambitious•











"KIM SA.... Kosong? Padahal aku mau belanja."

"Ini bukan toko serba ada, bodoh."

"Terserah padaku, sialan. Lagi pula, ini kan juga toko."

Kim Bum mendengus malas saat melihat Hye Sun dan Seo Jun yang baru saja masuk ke tokonya dan langsung bertengkar seperti biasa. Ia heran, kapan dua sahabatnya itu bisa hidup tanpa semua pertengkaran tidak penting itu.

"Bum-ah, di sini benar-benar tidak ada apa-apa?" Hye Sun bertanya kemudian saat ia sudah duduk di kursi yang ada di meja-di belakang meja kasir. Biasanya So Eun duduk di situ jika sedang berkunjung.

"Matamu buta?"

"Tentu saja tidak. Kalau aku buta, aku tidak mungkin bisa melihatmu."

"Ya sudah kalau seperti itu."

"Kenapa kau marah?"

Kim Bum tidak menjawab. Ia hanya mendengus dan kembali menatap layar ponselnya-yang entah ada apa di sana. Hye Sun yang tidak paham jadi menatap Seo Jun yang duduk di sebelahnya. Tapi, temannya itu hanya mengendik tanda tak paham juga.

"Ehm ngomong-ngomong, So Eun bagaimana?" Setelah semuanya diam, Seo Jun tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu. Ia cukup penasaran dengan keadaan So Eun kemarin-karena memang ia juga melihat keadaan wanita cantik itu saat dibawa Kim Bum kembali ke cafe. "Dia kenapa sebenarnya? Apa dia bercerita padamu, Bum? Kya Goo, kau sudah lama bersama Min Ho, kau pasti tahu sedikit."

Tapi, lanjutan ucapan Seo Jun setelah itu sukses membuat Hye Sun mendengus sebal-terlihat tidak senang sama sekali. "Kau tidak lihat kemarin aku pulang dengan siapa?"

"Tetap saja kau sudah lebih dulu bersama Min Ho, bodoh. Dan tidak mungkin kalau Min Ho tidak menjelaskan apa-apa padamu. Karena kalau dia tidak menjelaskan apapun, kau pasti akan mengamuk dia lebih perhatian pada adiknya."

"Demi Tuhan, Park, kau sungguh cerewet. Aku tidak mengerti kenapa Min Young bisa mau denganmu."

"Aku juga tidak mengerti kenapa Min Ho bisa mau denganmu. Padahal kau adalah manusia yang paling tidak jelas yang pernah kukenal."

"Sialan satu ini kenapa tidak bisa berhenti bicara? Mulutnya benar-benar minta ditampar."

"Makanya kau jawab pertanyaanku, bodoh."

"Kalian berdua bisa pulang saja tidak?"

Kim Bum yang sudah bosan dengan pertengkaran tidak penting mereka akhirnya membuka suara-mengajukan pertanyaan yang sukses membuat kedua orang itu menatapnya.

"Oh, tidak bisa seperti itu, bosku." Seo Jun menjawab lebih dulu.

"Aku ke sini ada tujuan, jadi aku tidak akan pulang sebelum tujuanku terlaksana." Lalu, dilanjutkan Hye Sun setelahnya.

"Tapi kalian berdua ribut sendiri sejak tadi, lebih baik pulang saja."

"Tapi Bum, aku harus bicara dulu denganmu."

"Apa? Kalau tidak penting, pulang saja sana."

"Kalau aku bilang ini tidak penting, tapi kalau Min Ho yang bilang, ini penting. Aku tidak tahu kalau menurutmu."

"Pulang tidak?"

"Iya, iya, iya." Menjawab cepat, Hye Sun jadi melirik tajam ke arah Seo Jun yang sudah kembali tertawa. "Min Ho menitipkan pesan. Katanya kalau semalam kau jadi menemani So Eun, malam ini kau menemaninya lagi dulu. Min Ho belum bisa pulang hari ini. Min Ho juga bilang, dia sudah menghubungimu, tapi nomor ponselmu tidak aktif."

Lalu, ucapan Hye Sun setelah itu sukses membuat Kim Bum mengangguk seadanya. "Ya, nanti aku akan ke rumahnya."

"Kya, maksudnya kau tidur dengan So Eun semalam?"

"Goo, kau kalau bodoh tidak perlu dipamerkan. Tadi Min Ho sudah mengatakannya padamu. Bagaimana bisa kau tidak paham kalau menemani semalaman artinya tidur bersama?"

"Sialan. KIM SANG BUM, APA YANG KAU LAKUKAN?!"

•be ambitious•


















Thank you...

be ambitiousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang