🌺 04 🌺

3.1K 252 22
                                    


Malam ini,Gerald dan Reon masih terjaga di kamar Bungsu mereka. Bagaimana tidak,Kean terserang demam tinggi setelah insiden pembulyyan di kampusnya.

Satu jam yang lalu dokter baru saja memasangkan infus di punggung tangan Kean. Dan kini anak itu kembali terlelap dengan wajah yang pucat. Keringat dingin terus membanjiri wajah dan tubuh anak itu,bahkan rambutnya pun lepek karena keringat.

Meski begitu,anak itu tetap menolak untuk di bawa ke rumah sakit bahkan sampai menangis. Membuat Gerald dan Reon tidak tega jika harus memaksanya. Dan berakhirlah dengan Kean yg mendapatkan perawatan di rumahnya.

Gerald tak berhenti menyeka keringat di wajah bungsunya. Dokter mengatakan jika demam nya adalah efek dari luka lebam di pinggang nya,beruntung tidak terjadi salah urat atau luka dalam seperti dulu saat Kean jatuh sebelum bisa berjalan dengan lancar seperti sekarang. ( Itu waktu di story Kean yg pertama ya,yang Kean sampe di urut,moga masih pada ingat ). Dokter juga mengatakan bahwa daya tahan tubuh Kean yg lemah juga ikut andil dalam demamnya kali ini. Meski begitu mereka bersyukur karena anemia Kean tidak ikut kambuh kali ini,dan demamnya akan sembuh dalam beberapa hari.

Gerald menghembuskan nafas lelahnya. Tidak,Gerald bukan merasa lelah karena mengurus Kean yg seperti ini. Gerald hanya tidak bisa membayangkan bagaimana yang anak bungsunya itu rasakan. Bukan sekali dua kali Kean jatuh sakit seperti ini. Hal itu juga lah yang membuat Gerald,Reon dan yang lain nya benar benar protective pada Kean. Meski begitu,mereka tetap mengutamakan kenyamanan Kean,karena nya mereka melakukan nya dengan cara berbeda. Mereka juga menaruh kepercayaan penuh pada Kean,dalam artian selama Kean tidak mengeluhkan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman maka mereka menganggap itu artinya Kean masih baik baik saja.

" Yah..." Panggil Reon membuat Gerald menoleh dan menatap ke arah nya.

" Aku dengar,Reno di D.O dari universitas,..." Ucap Reon lagi.

Gerald mengangguk,lalu berjalan menghampiri anak sulung nya dan mendudukkan dirinya di samping Reon.

" Ayah yang lakuin itu ???" Tanya Reon.

" Kamu fikir ???" Alih alih menjawab,Gerald justru balik bertanya membuat Reon mendengus.

" Cuma itu ???" Tanya Reon lagi.

" Ayah sudah pastikan jika anak itu tidak akan di terima di universitas manapun di negara ini..."  jawab Gerald santai.

Reon menatap ayahnya,...
" Kenapa cuma di negara ini ??? Maksud aku,...kalo cuma begitu bisa aja dia pergi kuliah di luar negeri kan ???"

" Kalau untuk itu,ayah tidak peduli,...bukan nya malah bagus kalau dia sampai harus kuliah di luar negeri,...itu artinya anak itu ga bisa ganggu Kean lagi ???..."

" Oh...come on yah,..."

" Kamu tenang saja,...ayah juga sudah menyelidiki keluarganya dan kebetulan orang tua nya adalah salah satu perusahaan yang kerja sama dengan perusahaan ayah,...kalau anak itu masih berani macam macam,...kamu pasti bisa menebak apa yang bakal ayah lakukan,..." Jelas Gerald.

Reon menghela nafas lega. Setidak nya Reon mempercayai apa yang dikatakan oleh ayah nya. Dan ayah nya tentu tau apa yang harus ia lakukan. Semua ini demi kesayangan mereka,apapun akan mereka lakukan untuk kebahagiaan dan kenyamanan hidup Kean.

" Oke,...tapi aku dengar Reno itu anak nya pendendam,...dan kalau dia sudah benci pada seseorang,maka dia akan melakukan segala cara untuk menyingkirkan nya..." Ujar Reon.

Gerald tersenyum,...
" Dan sepertinya kamu lupa siapa ayah kamu ini ???"

Reon menatap ayahnya yang sedang tersenyum menatapnya. Melihat itu Reon ikut tersenyum.

Kean 2 ( sequel 'kean' )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang