🌺 26 🌺

2K 198 20
                                    


" Wah wah...piknik kok ngajak ngajak ayah sih ???" Suara Gerald mengalihkan perhatian ke lima anak muda yg sedang bersantai di halaman belakang sambil memakan berbagai macam makanan yg tadi di pesan oleh Kevin.

" Ayah " seru Kean senang melihat ayah nya sudah pulang.

Gerald tersenyum sambil menghampiri mereka semua. Ia langsung mendudukkan dirinya di samping Kean yg langsung memeluk sang ayah dengan erat.

" Eh ? Bungsu ayah kenapa hm ?? Meluk nya erat banget sh ??" Tanya Gerald heran namun tetap membalas pelukan Kean.

Kean menggelengkan kepalanya dalam pelukan sang ayah. Lalu menyamankan posisinya dengan terus bersandar di dada bidang Gerald. Gerald dan yg lain terkekeh melihat tingkah manja Kean yg seperti itu. Tak lupa Gerald juga memberikan usapan halus di kepala dan punggung anak bungsunya.

" Urusan ayah udah selesai ??" Tanya Reon.

Gerald mengangguk,...
" Cuma pertemuan sama klien ayah yg dari Jepang...setelah selesai membahas soal kerja sama ayah langsung pulang..." Jawab nya yg di angguki Reon dan lain nya terkecuali Kean yg masih meringkuk nyaman di pelukan ayah nya itu.

" Ngomong ngomong,...tumben pake acara piknik segala,...ada apa nih ???" Tanya Gerald.

" Ga ada apa apa sh om,...tadi Kean ngerasa bosan aja terus ga tau mau ngapain...ya udah kita putusin buat piknik dadakan disini...hehehe.." jawab Adit.

Gerald hanya ber oh saja. Lagipula cuaca sore ini cukup sejuk,tidak panas juga tidak mendung,pokok nya enak lah buat piknik. Kemudian Gerald mengalihkan pandangan nya pada makanan makanan yg tersaji disana.

" Terus itu makanan ?? Adek ga kalian kasih makanan kaya gitu kan ??" Tanya Gerald lagi.

Kompak semua nya menggeleng,...
" Ga kok om,..adek tadi cuma makan bubur ayam,...tuh masih ada sisa nya,adek cuma makan berapa suap tadi..." Kali ini Rafa yg menjawab.

" Belakangan ini nafsu makan adek turun ya om,...makanya dikit banget soalnya.." imbuh Kevin.

Gerald mengangguk mengiyakan,memang benar akhir akhir ini anak bungsunya itu kehilangan nafsu makan nya. Makannya pun hanya sedikit,dan tak ayal itu membuat mereka khawatir.

" Om udah konsultasi ke dokter soal itu,...dan dokter bilang kalau itu salah satu efek dari....." Gerald sengaja menggantung ucapan nya.

Yg lain hanya mengangguk mengerti. Meski rasa khawatir masih bersarang di hati mereka masing masing. Tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa apa.

Situasi menjadi hening sesaat sampai tiba tiba Kean mengerang kesakitan dalam pelukan ayah nya.

" Akh,...a..yah...eungh sa...kitt.."

Gerald dan yg lain nya sontak menjadi sangat panik. Tanpa menunggu perintah Reon segera berlari mengambil obat khusus milik Kean ke dalam rumah. Sementara Gerald dan yg lain nya berusaha menguatkan anak itu yg terus merintih di pelukan ayahnya.

" A..yah sa..kitt..ugh..eunghh.."

Gerald mengeratkan pelukan nya sembari mengucapkan kata kata penenang,...
" Sabar ya sayang,...kakak lagi ambil obat nya...ayah tau adek kuat,...adek anak ayah yg paling kuat..."

Sementara Rafa,Adit dan Kevin hanya bisa berdoa dalam hati mereka agar Kean mampu bertahan sampai penawar dari racun itu berhasil di dapatkan. Tak lama kemudian,Reon kembali dengan sebotol obat khusus untuk Kean. Dengan segera Gerald dan Reon membantu Kean untuk meminum obat nya.

" Uhuk..uhuk...huekkk..." Kean yg tak kuasa menahan sakit bahkan sampai tersedak saat obat itu masuk kedalam kerongkongan nya dan memuntahkan nya kembali.

" Astaghfirullah..." Seru Gerald sambil mengusap punggung Kean. " Jangan panik sayang,...ada ayah,kakak sama yg lain nya disini,...jgn takut,minum obat nya pelan pelan ya nak,..." Sambung nya.

Kean yg masih merasa kesakitan mencoba mengikuti instruksi sang ayah. Meski sangat sulit karena seluruh tubuh nya terasa seperti ditusuk tusuk,perih dan panas seperti terbakar. Bahkan keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya.

" Ayo nak,...minum obat nya biar sakit nya hilang..." Pinta Gerald lembut.

Rafa dan Kevin membantu menopang tubuh Kean yg meronta lemah,sementara Reon dan Adit membantu Kean untuk meminum obat nya. Dan kali ini berhasil. Obat itu berhasil di telan oleh Kean. Semuanya tidak ada yg mengatakan apapun. Mereka berfokus pada Kean yg kini sudah bersandar penuh pada sang ayah.

Kening anak itu masih berkerut tanda bahwa rasa sakit itu masih menggerogoti tubuhnya. Namun tidak ada lagi rintihan yg keluar. Hanya nafasnya saja yg masih tersengal juga bulir keringat yg mengalir di pelipis Kean.

" A...yah a..dek ca...pek " lirih Kean dengan mata terpejam namun tidak pingsan.

Setiap setelah rasa sakit itu menyerang nya,tubuh nya terasa benar benar lemas bahkan untuk membuka mata saja rasanya sangat sulit.

" Iya,...adek istirahat ya,...biar sakit nya benar benar hilang...kita ke kamar ya " sahut Gerald.

Namun Kean menggelengkan kepalanya pelan,...
" Ca...pek a..yah..." Ucap nya pelan disertai isakkan kecil. Jangan lupakan air matanya yg mengalir di kedua sudut matanya.

Gerald semakin mengeratkan pelukan nya tapi tidak sampai membuat anaknya sesak. Ia hanya mencoba menyalurkan kenyamanan juga perlindungan pada anak bungsunya itu. Reon dan yg lain hanya menatap sendu Kean yg kini menangis tanpa suara di pelukan sang ayah.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Malam nya,di sebuah gedung tak terpakai. Terlihat seseorang yg tengah menatap sengit pada seseorang yg tergeletak di lantai berdebu dengan kondisi yg sangat mengenaskan. Dengan tubuh penuh luka dan kulit yg mengelupas. Orang itu terlihat seperti hidup segan mati tak mau,meskipun ia sudah memohon agar segera mati.

Seseorang yg menatap penuh kebencian pada org itu pun berjalan menghampiri org itu dan langsung menyiramkan sebotol minuman keras di atas tubuhnya yg penuh luka. Tidak ada jeritan keras,hanya ada suara rintihan tertahan yg keluar dari si korban. Sementara si pelaku justru tersenyum sinis.

" Bu...nuh...sa...ya..." Pinta si korban dengan tatapan memohon.

Sementara si pelaku justru tertawa keras mendengar permohonan itu,...
" Nanti dulu lah,...ga seru kalau penjahatnya mati dengan mudah..." Sahutnya.

" Ka...mu...gi....la...." Meski tengah sekarat,org itu masih bisa mengumpat.

Si pelaku mengangguk anggukan kepalanya,...
" Betul,...100 buat Lo..." Katanya sambil mengacungkan kedua ibu jari nya.

Setelah itu,si pelaku mengeluarkan sebilah belati kecil dari saku jaket nya,berjalan menghampiri si korban sambil bersiul dengan santai. Si pelaku berjongkok di depan si korban yg sudah tergeletak tak berdaya. Menatap si korban dengan senyuman manis nya. Lalu tanpa berperasaan ia menusukkan belati itu di pinggang si korban dan membuat garis horizontal di area pinggang si korban. Kedua mata si korban terbelalak lebar namun sudah tak mampu mengeluarkan jeritan kesakitan nya. Air mata mengalir dari kedua mata si korban,namun itu tidak membuat si pelaku merasa iba. Si pelaku justru tertawa senang melihat korban nya menangis seperti itu.

" Cu...kup...sa....ya....mo....hon....bu....nuh...sa....ja....sa....ya..." Lirih si korban menyerupai bisikan namun masih bisa di dengar dengan jelas oleh si pelaku.

" Pengen nya sh gitu,...tapi gimana ya ??? Saya belum mau anda mati sekarang,...saya belum puas bermain main dengan anda,...om Bram " ucap si pelaku.

" Ka....mu....ib....lis.....Re...on.... "

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Nah loh ??? Ada apa ini sebenar nya ???

Bram ??? Reon ???

Ada yg mengerti ???

Kean 2 ( sequel 'kean' )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang