🌺 08 🌺

2.2K 219 31
                                    


Tidak ada yg tau garis takdir tuhan,sehat atau sakit,hidup atau mati tidak ada satu manusia pun yg bisa menebak kapan hal buruk akan terjadi. Begitu pun dengan Gerald,Reon dan juga Kean tentunya.

Setelah melakukan serangkaian tes lab beberapa hari yg lalu. Dan hari ini hasil yg di tunjukkan oleh dokter telah berhasil menghancurkan hati ketiga orang beda usia tersebut.

Ya. Monster itu kembali. Menyerang tubuh Kean yg sudah rapuh menjadi semakin ringkih. Tidak hanya itu,dokter juga menjelaskan bahwa kali ini akan lebih berbahaya dari sebelum nya karena kondisi tubuh Kean yg sudah tidak seperti dulu. Dengan ginjal yg hanya tinggal satu,juga sumsum tulang yg belum sempurna membuat perkembangan dari monster itu bisa dua atau tiga kali lebih cepat. Bahkan saat dokter mendapatkan hasil pemeriksaan tadi,kanker lambung itu sudah stadium dua.

Hancur,runtuh sudah pertahanan Gerald dan Reon,do'a yg selalu mereka panjatkan agar Kean baik baik saja seakan percuma. Kedua nya menangis dalam diam,tak ada yg mampu mereka katakan tentang seberapa sedih dan pilu nya hati mereka saat ini.

Namun di tengah suasana memilukan tersebut,Kean justru menunjukkan senyum terbaiknya dihadapan ayah,kakak dan juga dokter tersebut.

" Ayah,..ka..kak...Kean baik ba..ik aja kok...Kean a...kan ber..usaha buat sem...buh...apala...gi se...karang ada a...yah sama ka...kak..yg a...kan kasih ke..an semangat...i...iya kan ???"

Gerald dan Reon menatap lekat Kean yg masih tersenyum manis. Begitu juga sang dokter yg tersenyum melihat semangat anak manis itu.

" Benar,...dukungan keluarga juga semangat dari pasien sangat berpengaruh,...selain itu kemungkinan Kean untuk sembuh masih cukup besar asalkan Kean mau menjalani beberapa pengobatan...kita akan berjuang bersama. Ya Kean ???" Sahut sang dokter.

Kean mengangguk semangat sembari terus tersenyum. Gerald dan Reon ikut menyunggingkan senyum tipis mereka. Sampai akhirnya dokter tersebut pamit undur diri dan menyisakan Kean,Reon dan Gerald.

Kean menatap ayah dan kakak nya yg juga menatap nya dengan pandangan sendu. Meski bibirnya menyunggingkan senyum manis,namun berbanding terbalik dengan kedua matanya yg kini berkaca kaca. Hingga tetes demi tetes air asin itu meluncur di kedua pipinya. Gerald langsung meraih tubuh si bungsu kedalam pelukan nya. Ia tau,bagaimana pun juga Kean adalah orang yg paling terluka dengan kenyataan yg menimpanya.

" Sssttt...jangan nangis...kita...kita akan lewati ini bersama sama,ya..ada ayah juga kakak disamping Kean...okay ??" Hanya itu yg bisa Gerald ucapkan. Entahlah,ia sendiri pun masih belum bisa menerima kenyataan itu. Tapi jika ia lemah,lalu bagaimana dengan Kean yg mengalaminya.

Kean menenggelamkan wajah nya di dada bidang sang ayah dan menangis disana. Sementara Reon hanya berdiri di belakang keduanya dengan mata yg juga basah. Membayangkan hari hari sang adik yg akan selalu dibayangi rasa sakit sudah membuatnya merasa takut. Kean itu rapuh,sudah begitu banyak luka dan rasa sakit yg ia rasakan dulu. Meski Kean tak mengingat apapun tentang masa lalu nya,namun Kean tau jika dulu ia pernah mengalami sakit yg sama seperti sekarang.

Hingga beberapa saat kemudian suara tangisan Kean tidak lagi terdengar diganti dengan dengkuran halus dan di selingi isakkan kecil dari bibirnya. Gerald merenggangkan pelukan nya dan mendapati bungsunya telah tertidur setelah lelah menangis. Dengan hati hati Gerald membaringkan Kean dan menyelimutinya sebatas dada. Kemudian sebuah kecupan penuh kasih sayang ia berikan di kening Kean.

" Ayah tau Kean anak yg hebat dan kuat,...berjuang sekali lagi ya nak...ayah dan kakak akan selalu berada di samping kamu..." Ucap lirih Gerald sembari mengusap sisa air mata di pipi Kean dengan suara bergetar.

Melihat hal itu,tanpa mengatakan apapun Reon melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Kean untuk menenangkan hati dan fikiran nya. Gerald juga tidak mencoba untuk mencegah,karena ia tau putra sulung nya itu pasti sangat terluka dengar kenyataan pahit yg di dengarnya hari ini. Biarlah Reon menenangkan hatinya,begitu juga dengan dirinya sendiri.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Seminggu kemudian,Kean sudah di izinkan pulang dengan beberapa petuah dari sang dokter. Belum lagi beberapa obat juga jadwal kemoterapi yg sudah dikantongi nya. Dan harus di jalani tepat waktu. Dan tentu saja Kean menyanggupi semua itu,Kean berfikir bahwa dirinya harus kuat dan berjuang bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk ayah dan kakak nya.

Reon juga sudah mulai bisa menerima kenyataan yg menimpa adiknya. Bahkan Reon menjadi lebih perhatian dan protektif pada Kean,bukan hanya mereka sahabat2 mereka juga sudah mengetahui tentang hal itu. Meski mereka sempat merasa sedih dan merasa jika dunia tidak adil,tapi mereka lebih memilih untuk tidak menunjukkan nya,karena mereka berfikir bahwa yg Kean butuhkan adalah semangat dan dukungan bukan kesedihan mereka. Yah,mereka adalah anak muda yg berfikir dewasa.

Dan malam ini semua nya berkumpul di rumah Gerald untuk makan malam bersama. Hanya Irma dan suaminya yg tidak bisa datang karena sedang ada perjalanan bisnis ke luar negri. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat mereka. Terutama Kean,anak itu banyak tersenyum dan terlihat bahagia.

" A..yah Kean mau itu.." ucap Kean sambil menunjuk ayam kecap yg ada di tengah meja.

" Oke pangeran ayah..." Sahut Gerald segera mengambilkan apa yg di inginkan oleh bungsunya.

" Satu aja ?? Atau mau lagi ??" Tanya Gerald.

" Sa..tu aja dulu a..yah.." jawab Kean.

" Nah,...makan ini juga,...Lo juga harus makan sayur bisa sehat terus..." Imbuh Rafa sambil meletakkan sesendok sayur di piring Kean.

" Te..rima kasih kak Ra..fa.." ucap Kean dengan senyum manisnya.

Sementara Reon hanya tersenyum melihat adiknya yg terlihat bahagia saat ini. Ia bersumpah akan selalu menjaga senyum itu sekuat tenaga nya. Makan malam tersebut berjalan dengan lancar diselingi candaan dari Rafa,Adit dan Kevin yg membuat semua nya tidak berhenti tertawa.

Setelah makan malam selesai mereka memutuskan untuk berkumpul di ruang keluarga. Lalu Gerald yg tadi pergi ke kamar sebentar,lalu menghampiri mereka dengan membawa segelas air juga piring kecil yg berisikan obat obatan yg harus Kean konsumsi mulai sekarang.

" Bercanda nya di jeda dulu ya,...Kean nya minum obat dulu..." Ucap Gerald sambil mendudukkan dirinya di samping si bungsu.

Kean meminum obat obat itu dengan hati hati,takut tersedak katanya. Tanpa menyadari jika empat orang disana menatap sendu kearahnya. Bahkan Reon dan Rafa mengalihkan pandangan mereka saat melihat Kean mengernyit akibat rasa pahit yg mengecap dilidah nya.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Segini dulu ya...semoga suka hehehe..

❤️❤️❤️

Kean 2 ( sequel 'kean' )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang