Malam nya,ketiga sahabat Reon datang untuk menginap. Gerald tentu saja dengan mudah mengizinkan nya. Karena menurutnya Kean akan sangat senang dan tidak mudah bosan dan merasa kesepian jika ada mereka. Berbeda dengan Vina yg justru terlihat tidak suka. Karena itu berarti rencana nya tidak akan berjalan mulus jika sahabat2 Reon dan Gerald ikut menginap disana." Maaf ya Vin,...mungkin kamu bakal kerepotan banget karena harus ngurus mereka berlima " sesal Gerald. Saat ini mereka berdua sedang duduk di ruang keluarga sembari menonton tv. Karena para anak anak berada di kamar Kean.
" Ga apa apa kok mas,...malah seru rumah jadi lebih ramai..." Sahut Vina tersenyum lembut.
Gerald balas tersenyum,Vina mendekatkan dirinya hendak mencium Gerald. Tapi tiba tiba Rafa datang mengganggu waktu berdua mereka.
" Om " panggil Rafa membuat Vina langsung menjauhkan wajahnya yg hampir menempel dengan wajah Gerald. Sedangkan Gerald langsung menoleh ke arah Rafa.
" Kenapa ??" Tanya Gerald.
" Maaf ganggu waktu berdua om sama Tante,...tapi Kean nanyain om dari tadi sampe nangis,...mending om temenin Kean dulu deh,biar Tante Vina Rafa yg temenin..." Jawab Rafa. " Ga apa apa kan Tante ??" Lanjutnya bertanya ke Vina.
Vina mengangguk sambil memasang senyum manisnya,berbanding terbalik dengan tatapan kesal nya.
" Ya sudah,aku temenin Kean dulu ya,kamu ngobrol aja dulu sama Rafa..nanti aku balik lagi setelah Kean tidur.." pamit Gerald yg di angguki oleh Vina.
Gerald pun beranjak menuju kamar Kean meninggalkan Vina dan Rafa berdua di ruang keluarga. Rafa mendudukkan dirinya di single sofa tidak jauh dari posisi Vina duduk.
" Kamu cukup berani menganggu kesenangan saya " ucap Vina dengan wajah datarnya.
" Tante juga cukup berani menganggu ketenangan keluarga ini " balas Rafa tak kalah dingin.
" Saya tau kalian semua bersekongkol untuk melawan saya,..." Ucap Vina lagi.
" Yah bagus deh kalo Tante udah tau,jadi kita ga perlu ngasih pengumuman lagi kan ??" Sahut Rafa santai.
Vina tertawa kecil,tawa yg menyeramkan namun menjijikkan bagi Rafa,...
" Memang nya apa yg bisa anak kecil lakukan seperti kalian hm ??"Rafa tersenyum manis,...
" Harusnya saya yg tanya sama Tante,memangnya apa yg bisa orang tua lakukan seperti Tante ?? Kalau kita sh banyak yg bisa kita lakukan,secara kita masih muda dan punya tenaga,nah Tante ??" Jawabnya.Vina menatap tajam Rafa yg masih tersenyum mengejek kearahnya,...
" Saya cuma peringatkan supaya kamu dan teman teman kamu itu jangan coba coba melawan saya,kamu tidak tau siapa saya dan apa yg bisa saya lakukan pada kalian semua..." Ancamnya." Dih,siapa bilang ?? Kita tau kok siapa Tante,tau banget malah...harusnya Tante yg hati hati karena Tante ga tau siapa lawan Tante sekarang ini..." Peringat Rafa. " Btw Tante,...gimana rasa nya mendekam di penjara ???" Tanya nya.
Raut wajah Vina langsung berubah setelah mendengar pertanyaan Rafa. Matanya menatap Nyalang ke arah Rafa yg justru tersenyum miring kearahnya.
" Wow,...mukanya biasa aja dong Tante,...serem tau kalau kaya gitu. Pantes aja my baby Kean sampe takut liat Tante,..." Ucap Rafa pura pura terkejut. " Btw lagi nih ya Tante,...gimana ya reaksinya om Gerald semisal dia tau kalo calon istrinya ini adalah mantan narapidana ???" Tanya nya lagi.
" Jangan coba coba kamu mencampuri urusan saya kalau kamu tidak mau menanggung akibatnya,saya bisa singkirkan kamu dari dunia ini sekarang juga kalau saya mau..." Ancam Vina marah.
" Uuuhhh takuuttt..." Seru Rafa sambil memeluk tubuhnya sendiri. Tapi sesaat kemudian Rafa kembali tersenyum jahil,...
" Tapi bohong,.." ucapnya kemudian raut wajah Rafa berubah menjadi dingin dengan tatapan yg tajam." Wi'll see,...who is the winner ???" Ucap Rafa dengan smirknya lalu pergi meninggalkan Vina yg terlihat sangat marah.
" Anak kecil sialan,...lihat saja akan aku buktikan kalau anak kecil seperti kalian bukanlah lawan ku..." Gumamnya penuh kemarahan.
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
Sementara itu di saat yg sama Gerald tengah menemani anak bungsunya yg ternyata terserang demam. Tidak tinggi tapi cukup membuat Gerald,Reon dan yg lain nya cemas. Pasalnya tubuh anak itu sudah di banjiri keringat dingin dengan kening yg sesekali mengernyit menahan sakit.
" Sayang,ganti baju nya dulu ya,biar adek nyaman tidurnya..." Pinta Gerald lembut.
Saat ini posisi Gerald duduk di samping Kean yg berbaring lemas di tempat tidurnya. Plester penurun demam sudah tertempel apik di keningnya. Sedangkan Reon dan yg lain nya duduk di sofa dekat ranjang Kean. Mereka semua sejak tadi hanya menatap interaksi ayah dan anak itu dengan diam. Namun raut khawatir terlihat jelas di wajah mereka masing masing. Bagaimana tidak,baru tadi siang Kean pulang dari rumah sakit dan sekarang anak itu malah terserang demam.
Kean mengangguk pelan. Kemudian Gerald membantunya untuk duduk bersandar ke dada nya.
Baru saja duduk,Kean sudah meringis,...
" Pu..sing a..yah.."" Tahan sebentar ya nak,..." Ucap Gerald sembari membantu membuka pakaian atas Kean dengan hati hati.
Sementara itu dengan sigap Reon memakaikan pakaian bersih dan lembut agar adiknya merasa nyaman. Di bantu oleh Adit dan Kevin yg mengambilkan pakaian juga handuk untuk menyeka keringat Kean terlebih dahulu. Semuanya melakukan nya dengan cepat namun tetap dengan penuh kehati hatian,mereka takut Kean akan semakin pusing jika mereka melakukan gerakan yg terlalu berlebihan pada Kean.
" sudah,...sekarang Kean baringan lagi ya,..." Ucap Gerald tapi Kean menggelengkan kepalanya.
" Mau t..tidur di peluk a..ayah " ucapnya pelan.
Gerald mengeratkan pelukan nya guna menyalurkan kenyamanan untuk anak bungsunya itu. Kemudian ia menatap ke arah anak anak nya yg lain. Yaitu Reon juga Kevin dan Adit yg merupakan keponakan nya dan sudah seperti anak nya sendiri.
" Kalian juga sebaiknya tidur,...biar ayah yg nemenin adek disini..." Titah nya lembut.
Reon dan yg lain nya mengangguk kemudian keluar dari kamar Kean.
" a..yah adek ta..kut " racau Kean.
Gerald mengusap punggung Kean dengan lembut,...
" Jangan takut,...ada ayah disini. " Ucapnya lembut namun dengan tatapan tajamnya yg memandang lurus kedepan.Tak berapa lama kemudian,Kean sudah terlelap dengan nyaman masih dalam pelukan Gerald. Lalu dengan hati hati ia membaringkan tubuh Kean ke tempat tidur,menyelimuti nya juga membenarkan poni Kean yg lepek kerena keringat. Lalu mencium kening Kean yg tertempel plester penurun demam cukup lama.
Setelahnya Gerald mendudukkan dirinya di samping Kean,bersandar pada kepala ranjang. Tiba tiba tangan nya terkepal kuat dengan rahang mengeras juga tatapan mematikan yg entah ia tujukan pada siapa. Karena tatapan nya kini lurus kedepan namun tersirat kemarahan dan kebencian yg begitu besar di dalam nya.
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
Nih aku kasih bonus triple up...
Gimana ??? Happy ga ???
Semoga ceritanya ga ngebosenin ya kawan kawan ku semua...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kean 2 ( sequel 'kean' )
Fiksi Penggemardisarankan buat baca 'kean' dulu supaya faham sama jalur cerita nya...