🌺 22 🌺

2.1K 200 27
                                    


" Eungh...a..yah sa..kitttt..."

Gerald yg duduk di samping Kean tak berhenti mengusap peluh yg mengalir di pelipis anak itu. Bahkan seluruh tubuh nya sudah basah oleh keringat.

Kean sudah sadar 3 jam yg lalu. Dan sudah hampir 30 menit anak itu terus mengerang kesakitan. Tidak berteriak,hanya merintih pelan karena seluruh tubuh nya terasa sakit. Dokter mengatakan bahwa itu adalah efek dari racun VX yg berada di tubuh Kean. Dan sementara ini dokter tidak bisa memberikan obat penahan rasa sakit atau obat apa pun karena itu akan membahayakan nyawa Kean. Obat obatan tersebut bertentangan dengan racun itu,dan di takutkan Kean justru akan mengalami overdosis.

Gerald dan Reon tidak beranjak sedikitpun dari sisi Kean. Mereka berdua terus menguat kan Kean agar mampu melawan rasa sakit nya. Dokter juga bilang bahwa rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya,meski begitu dokter juga tidak bisa memastikan berapa lama durasi dari rasa sakit itu akan menyerang tubuh Kean. Para tim medis juga sedang berupaya membuatkan obat khusus yg bisa menghilangkan rasa sakit itu tanpa ada efek yg lain bagi Kean.

" A...yah sa...kitttt,..ugh..." Rintih Kean lagi. " K...kakak sa...kittt..." Anak itu terus mengadukan rasa sakitnya pada ayah dan kakak nya sembari menangis.

Reon merelakan tangan nya untuk menjadi pelampiasan rasa sakit sang adik yg terus menggenggam tangan nya dengan erat. Sesekali Reon mengalihkan pandangan nya ke arah lain,tidak tega melihat adiknya terus merintih seperti ini. Bahkan air mata nya pun ikut mengalir setiap kali mendengar rintihan adiknya.

Gerald pun tak berhenti memberikan kalimat kalimat penenang bagi anak bungsunya itu.

" Ayah disini...adek tahan ya,sebentar lagi sakit nya hilang...ayah tau adek anak yg kuat..." Ucap Gerald terus menerus.

Hingga setelah hampir satu jam,akhirnya Kean kembali tenang. Rasa sakitnya sudah hilang,namun tubuhnya terasa sangat lelah. Matanya yg sayu berkedip pelan benar benar tidak memiliki tenaga. Gerald masih memberikan usapan usapan lembut pada kepala Kean yg masih berusaha mengatur nafasnya yg tersengal. Genggaman tangan nya pada tangan Reon pun mulai melemah.

Gerald mencium kening Kean lama,...
" Adek hebat,...terima kasih karena udah kuat ngelawan rasa sakit nya.." ucap nya pelan.

" A..dek ca...pek..." Lirih Kean dengan mata yg hampir tertutup.

Gerald mengangguk pelan,...
" Iya,...sekarang adek istirahat ya,...ayah sama kakak disini temenin adek..."

Setelah nya kedua mata Kean benar benar tertutup sempurna. Kean akhirnya tertidur setelah berjuang melawan sakit nya selama hampir satu jam. Reon yg sejak tadi hanya diam kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat sang adik tanpa mengatakan apapun. Gerald pun tak berniat mencegah karena ia tau anak sulung nya itu pasti sudah menahan perasaan sedih nya sejak tadi. Jadi Gerald membiarkan Reon untuk melampiaskannya.

Gerald masih setia mengusap kepala Kean yg sudah terlelap tanpa mengalihkan pandangan nya sedikitpun dari wajah pucat anak bungsunya itu. Sesekali ia mengusap kening Kean yg berkerut,seperti nya masih ada sedikit rasa sakit yg di rasakan anak nya tersebut.

" Adek yg kuat ya...ayah akan melakukan apapun untuk kesembuhan adek,...dan ayah juga akan membuat orang yg melakukan ini merasakan hal yg lebih menyakitkan dari yg adek rasakan...ayah bersumpah demi nama Allah,ayah tidak akan membiarkan org itu hidup tenang..." Batin Gerald dengan tatapan yg berubah tajam.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Reon memejamkan matanya sambil berdiri di atas gedung rumah sakit guna meredakan emosinya. Ya,ia marah. Bahkan Reon merasa mampu membalikan gunung karena kemarahan nya yg begitu besar. Ayah nya bilang kalau ia sudah tau siapa pelaku dari semua ini. Namun ayah nya itu tidak akan langsung menghabisi org itu,ia ingin bermain main dulu dengan org itu sampai org itu sendiri yg memohon untuk mati.

Kean 2 ( sequel 'kean' )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang