15.Pacaran

509 38 20
                                    


Bagi yang membaca cerita ini diharapkan :
1. Follow akun wattpad aku. Sudah?
2. Vote dan komen di setiap chapther.
3. Baca point 1 dan 2. Aku beri cerita gratis dan kalian kasih aku vote. Jangan harap dihargai kalau kalian tidak bisa menghargai karya seseorang❤️
4. Kalian bisa share cerita ini ke temen- temen kalian. Terimakasih orang baik❤️

****

"Kesuksesan tidak hanya didapatkan oleh orang yang kaya dan pintar. Asalkan mau berusaha pasti impian kalian akan terwujud"

***


Flashback on

Siswa yang tengah mengenakan seragam merah putih sangat gembira karena hari ini akan menerima rapor semester genap. Setelah selesai mendengar petuah dari kepala sekolah, semua siswa diarahkan menuju kelas masing-masing.

Suasana di kelas tiga tampak sunyi sebelum gadis berambut ikal itu bertanya. "Siapa yang ranking 1?"

"Pasti Reygan lah," jawab beberapa siswa.

"Menurut kalian yang ranking terakhir siapa?" tanya gadis berambut ikal kembali.

"Ghania, ulangan matematika aja dapet 15 hahaha," celetuk Aska lalu tertawa.

Raka menatap Ghania yang sedang memainkan pulpennya. "Heh, Gendut cita- cita lo apa?"

"Dokter,"jawab Ghania sopan.

Beberapa siswa disana kembali tertawa mendengar perkataan Ghania. "Mana mungkin nilai matematika 15 bakalan jadi Dokter," timpal Alana.

Ghania menundukkan kepalanya saat teman-temannya menertawakannya. Selama ini dia tidak pernah berbuat salah kepada mereka. Bahkan Ghania selalu ramah dan tidak membalas ledekan mereka.

Bunga berucap," Biaya dokter mahal, lo kan miskin. Mana mungkin jadi Dokter!!"

Bintang menatap siswa yang mengejek Ghania. "Awas nanti Ghania jadi dokter, gue sumpahin pas kalian sakit disuntik rabies."

Ghania tersenyum kepada Bintang, dia selalu membelanya. Dibalik senyuman Ghania, dia tidak berbohong kalau dirinya selalu sedih diejek oleh teman- temannya. Apakah di dunia ini orang bodoh dan gendut selalu dikucilkan? Jika, disuruh memilih Ghania tidak akan memilih terlahir sebagai orang gendut dan bodoh.

Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat dan Ghania sudah kelas IV SD. Gadis itu antara senang dan sedih. Senang karena naik kelas dan sedih karena Bintang pindah sekolah. Ghania takut kalau nanti tidak ada yang membelanya lagi.

**

Hari ini mata pelajaran matematika ada pembelajaran berkelompok. Siswa disana sudah duduk melingkar sesuai kelompok masing-masing. Tugas kelompok hari ini yaitu menjawab soal yang ada di buku Paket.

Ghania mengedarkan pandangan menatap satu persatu yang satu kelompok dengannya. Ternyata, Dia satu kelompok dengan orang yang pintar-pintar. Ketua kelompoknya sudah membagi soal yang akan dikerjakan, namun Ghania sama sekali tidak mengerti cara penyelesaiannya. Diantara anggota kelompoknya hanya Ghania yang belum memulai mengerjakan soal.

"Itu mudah banget, lo ga bisa?"

Ghania menatap cowok disebelahnya. "Engga Reygan," jawab Ghania dengan nada kecil.

Reygan lalu mengambil buku Ghania untuk menjelaskan cara penyelesaian soal tersebut. "Ini kan ditanya bentuk persennya. Lo lihat berapa daerah yang diarsir?" sambil menunjuk gambar lingkaran di buku paket.

REYGANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang