6. Siapa Dia?

438 39 10
                                    


Bagi yang membaca cerita ini diharapkan :
1. Follow akun wattpad aku. Sudah?
2. Vote dan komen di setiap chapther.
3. Baca point 1 dan 2. Aku beri cerita gratis dan kalian kasih aku vote. Jangan harap dihargai kalau kalian tidak bisa menghargai karya seseorang❤️
4. Kalian bisa share cerita ini ke temen- temen kalian. Terimakasih orang baik❤️

***

"Mengubah kebiasaan itu gak mudah."
- Reygan-

***

Reygan memainkan ponselnya sampai bosan. Gadis yang tertidur di brankar UKS masih setia memejamkan matanya. Dokter Eldeweis selaku dokter yang berada di SMA Binar Kencana mengatakan gadis itu hanya kecapekan dan lupa sarapan. Untung tidak ada penyakit yang serius.

Suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Wajah yang biasanya garang, sekarang tampak tenang. Reygan memijit pelipisnya gusar karena Ghania belum siuman. Reygan khawatir karena insiden ini ulahnya. Jadi, jangan berpikiran yang aneh-aneh.

Reygan mengerutkan keningnya dan kembali menatap Ghania. Wajahnya terasa familiar. Apakah dia pernah bertemu gadis ini sebelumnya? Reygan sebelumnya tidak pernah kenal dengan Ghania. Lalu kenapa wajahnya tidak asing baginya?

 Lalu kenapa wajahnya tidak asing baginya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghania memulai membuka matanya perlahan. Sesekali gadis itu menguap lalu bangun dari posisi tidurnya. Ghania mengucek matanya kasar dan merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk.

Ini bukan kamarnya karena tidak ada nuansa Doraemon sedikit pun. Ghania baru menyadari Reygan berdiri disebelahnya. Gadis itu mengacak rambutnya kesal sedangkan Reygan menghembuskan napas lega karena gadis itu sudah siuman.

"Gue kenapa?" tanya Ghania dengan tatapan polosnya.

"Lo tadi pingsan. Cuman kecapekan sama lupa sarapan," jawab Reygan seperti yang dikatakan Dokter Eldeweis.

Ghania mengangguk kecil. "Hukuman tadi gimana?" tanya Ghania yang terlihat lesu.

"Udah selesai, tadi gue udah bilang ke OSIS." Jangan berpikir yang aneh dengan prilaku baik Reygan, dia hanya kasihan melihat kondisi Ghania.

"Lo bisa gak sih? Sekali aja gak buat ulah." Menatap kesal Reygan yang sudah duduk di sofa.

"Merubah kebiasaan itu gak mudah," Jawabnya cuek.

Ghania menghela napas kasar. Setiap dia berbicara dengan Reygan, entah kenapa membuat emosinya kian muncul.

"Makanya dari sekarang rubah kebiasaan bandelnya. Kalau gak sekarang, kapan lagi?" Ghania menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya.

"Gak bisa."

Ghania memutar bola mata kesal. Dia sudah malas menghadapi cowok menyebalkan ini. Walaupun baru sebulan dia menjabat sebagai ketua kelas, Ghania sudah tidak kuat. Ghania memang payah.

REYGANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang