Bagi yang membaca cerita ini diharapkan :
1. Follow akun wattpad aku. Sudah?
2. Vote dan komen di setiap chapther.
3. Baca point 1 dan 2. Aku beri cerita gratis dan kalian kasih aku vote. Jangan harap dihargai kalau kalian tidak bisa menghargai karya seseorang❤️
4. Kalian bisa share cerita ini ke temen- temen kalian. Terimakasih orang baik❤️***
"Merasa kasihan kepada teman itu wajar. Jadi, pikiran kalian gak usah Travelling."
- Reygan -***
Ghania menutup wajahnya dengan bantal. Sinar mentari yang terik mengganggu tidurnya. Gadis yang tengah bergelung dengan selimut bermotif doraemon kembali tertidur pulas.
Gavin menepuk pelan pundak kakaknya. "Kak Nia gak sekolah?"
"Aduh, kakak lupa belajar. Ini masih jam 3 pagi kan?" tanya Ghania. Tidurnya sangat nyenyak hari ini, entah kenapa.
"Udah jam setengah tujuh kak," sahut Gavin ragu. Awalnya dia ke kamar kakaknya untuk mengajak sarapan. Namun, Gavin tidak menyangka kakaknya masih tidur.
Mata Ghania terbuka lalu menoleh ke arah Gavin. "Jam setengah tujuh?!!! 20 menit lagi kakak telat!!"
Ghania lalu berlari menuju kamar mandi. Hanya 3 menit gadis itu membersihkan badan dan mengenakan baju putih abu. Cepat bukan?
Ghania menuruni tangga spiral lalu menyambar sepotong roti yang ada di meja makan. "Ghania berangkat bunda." Mencium tangan Tara.
"Kemarin ada cowok ganteng nganterin kamu pulang. Kalau kerja kelompok bilang sama bunda, kemarin bunda panik nyari kamu," tutur Tara kepada putrinya.
Baru saja ingin melesat pergi, ucapan bundanya membuat Ghania terdiam. "Reygan?"
Tara menjentikan jarinya. "Oh iya namanya Reygan."
Tunggu dulu, Ghania tidak ingat sejak kapan berada di kamarnya. Rasanya kemarin berada di mobil Reygan.
"Terus Siapa yang bawa Ghania ke kamar ?"
"Reygan lah, katanya dia gak mau ngeganggu kamu tidur." Sudut bibir Tara tertarik memandangi wajah Ghania yang kaget.
"Ghania digendong sama Reygan?!!!"
Tara mengangguk kecil. "Emangnya kenapa? Cuman digendong doang."
"Kak Nia gak sekolah?" tanya Gavin yang sedang melahap ayam goreng.
Ghania menepuk dahinya pelan. "Nia Sekolah duluu."
"Tangan kamu Kenapa kemarin diperban?" teriak Tara dari ruang tamu.
"Jatuh naik sepeda bunda!!" Ini kali pertama Ghania berbohong kepada bundanya.
***
"Sepeda gue dimana?" Batin Ghania.
Ghania teringat dengan insiden kemarin. Sepadanya masih berada di rumah teman Reygan. Tidak ada pilihan lain selain berlari.
Gadis itu berlari sambil memasang perban di tangan kirinya, sungguh melelahkan. Ghania menyeka keringat yang mengalir lalu kembali berlari.
"Pak Mamat stoppp!!"
Ghania berhasil mencegah satpam sekolah yang hendak menutup gerbang. "Belum telat kan pak? Masih 1 menit!!!"
Pak Mamat melihat jam yang terpatri di tangan kanannya. "Iya, boleh masuk."
Ghania menghela napas lega. Gadis itu kembali menyeka keringat yang tidak hentinya mengalir. Sungguh melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGANIA
Novela Juvenil[Follow akun wattpad aku baru baca, terima kasih.] Ghania Permata Putri hanyalah gadis sederhana di Sma Kencana. Tipe siswa yang tidak menyukai popularitas dan tebar sensasi. Namun, sejak namanya tertera sebagai siswa yang lolos seleksi kelas unggul...