"Kuliah kedokteran mahal juga ya," gumam Haru yang dapat didengar oleh (Name).
"Tentu saja mahal! Nanti aku mau cari beasiswa, lalu masuk ke jurusan Pendidikan Dokter Gigi, kalau kau Haru?" jawab sekaligus tanya (Name). Gadis itu menoleh, memperhatikan Haru yang masih menatap laptop di hadapannya dengan serius.
"Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Mungkin ...," balas Haru. Tangannya mencatat nama-nama jurusan di kedokteran yang akan dia cari informasinya.
(Name) menganggukkan kepalanya dan kembali fokus pada layar tv yang menampilkan anime yang sedang dia tonton sekarang.
"Ah dipikir-pikir hidup di dunia Rudeus enak juga ya," gumam (Name). Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke pinggiran sofa.
"Terserah kau saja. Ah iya! Tsukishima-San sudah pernah kuliah 'kan?"
Haru menoleh ke arah Tsukishima yang sedang rebahan di sofa, pandangan matanya menatap bosan layar tv dan sesekali memandangi ponselnya yang menyala di tangannya.
"Sekarang saja aku masih kuliah," jawab Tsukishima santai.
Dia melihat kepala (Name) yang bersandar di pinggir sofa dekat kakinya, dengan isengnya Tsukishima menaruh salah satu kakinya di atas kepala (Name). Toh gadis itu tidak sadar, terlalu fokus pada anime yang dia tonton.
"Eh? Kukira Tsukishima-San sudah lulus kuliah. Aku melihatmu bekerja di museum waktu itu," balas Haru yang matanya sibuk ke layar laptop. Tangannya bergerak begitu gesit di keyboard.
"Sekarang aku sedang masa magang sih. Sebentar lagi lulus," kata Tsukishima. Dia melirik (Name) yang tampaknya mulai merasa kepalanya semakin berat.
"Heee~ kuliah itu seperti apa? Apa sama seperti sekolah?" tanya Haru antusias. Meski dia sempat melirik Tsukishima sebentar lalu kembali fokus pada laptopnya.
"Kuliah ya? Tidak jauh berbeda dari sekolah. Jika di masa sekolah kau bisa berteman dengan siapapun, maka kuliah cukup berbeda. Kau harus bisa pilih-pilih teman, tidak semuanya baik. Lalu saat kuliah, bangun relasi sebanyak mungkin," jelas Tsukishima. Dia meletakkan kakinya yang satu lagi di kepala (Name) dan tidak disadari gadis itu.
Haru mengangguk-angguk dan mencatat apa yang Tsukishima katakan. Siapa tahu bisa berguna nanti bukan? Apalagi Tsukishima juga akan lulus kuliah, tentu pengalamannya lebih banyak.
"Apalagi kalian juga ingin kuliah kedokteran bukan? Belajar yang rajin dari sekarang, jangan jadi dokter hanya karena uang dan mengabaikan nyawa pasien," lanjut Tsukishima. Dia mengetik pesan balasan untuk beberapa temannya yang mengirim pesan padanya, Yamaguchi salah satunya.
"Ah iya juga. Aku pernah nonton serial drama yang menceritakan dokter yang mengabaikan pasiennya demi uang. Dipikir-pikir, kok masih ada yang begitu ya?" gumam Haru. Dia meletakkan kepalanya di atas meja dan menatap ke arah layar tv.
Tatapannya beralih pada (Name), gadis yang antusias menonton anime di sebelahnya ini. Haru hanya mendengus pelan, menggembungkan salah satu pipinya dan tangannya mengetik sesuatu di laptopnya.
Daripada bosan, lebih baik Haru mencari video materi sekolah di aplikasi menonton. Setidaknya lebih bermanfaat.
"(Name), bukannya kau harus bersiap-siap untuk pergi ke hotel karantina besok?" tanya Haru. Dia melirik (Name) sebentar dan kembali fokus pada layar laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....