"Hei, semangat OSNnya."
(Name) membeku di tempatnya. Beberapa detik kemudian dia tersedak dan langsung berlari ke arah wastafel dapur.
"Hueeeek!"
Tsukishima sweatdrop. Apakah dia begitu menjijikkan saat menyemangati orang lain sampai (Name) muntah?
Oh sekarang lihatlah, Tsukishima kesal dengan wajah memerah malu. Dia tidak pernah menyemangati orang secara terang-terangan seperti ini, dan sekalinya dia lakukan, langsung dihadiahi pemandangan orang muntah.
Sungguh indah hidupnya.
"Uhuk! Uhuk! Hoeeek!"
(Name) memukul-mukul dadanya dan kembali muntah. Tsukishima memutar bola matanya kesal dan berdiri, dia berjalan menghampiri (Name).
Tangannya memijat pelan leher belakang (Name) agar gadis itu merasa lebih enak, yah meski Tsukishima kesal.
"Bagaimana? Sudah lebih enak?" tanya Tsukishima yang menyalakan keran air.
(Name) langsung berkumur dengan air yang mengalir dari keran. Setelah itu, (Name) menutup keran air dan mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.
"Huwaaaah! Aku tersedak sampai muntah!" seru (Name) tanpa rasa bersalah sama sekali. Tsukishima mendengus dan menatap tajam gadis di hadapannya.
"Sebegitu menjijikkannya aku saat menyemangatimu sampai kau muntah hah?" tanya Tsukishima yang menekan nadanya di beberapa kata. Hal itu membuat (Name) sadar kalau Tsukishima sedang marah saat ini.
"Eh anu Kei-San, maaf maksudku aku bukan muntah karena–"
"Karena apa?"
(Name) 'tak tahu harus berkata apa lagi. Tsukishima tampak sangat kesal dan marah untuk saat ini.
"Aku terkejut saja sih," cicit (Name) sambil menundukkan kepalanya. Dia takut untuk menatap mata atau wajah Tsukishima.
Bagaimanapun, Tsukishima pasti merasa tersindir karena (Name) langsung muntah setelah dia berusaha menyemangatinya.
Tsukishima tidak menjawab, dia langsung berjalan kembali ke meja makan, menghabiskan makanannya dan langsung berdiri, berjalan menuju ruang tamu.
(Name) mengintip dari dapur, apa yang akan dilakukan Tsukishima. Ternyata pria berkacamata itu mengambil jaketnya, tasnya serta baju kotor miliknya. Tsukishima langsung berjalan ke arah pintu.
Saat akan membuka pintu, Tsukishima menoleh ke belakang dsn menatap (Name). "Aku pulang. Hati-hati saja nanti."
Tanpa menunggu jawaban dari (Name), Tsukishima membuka pintu dan langsung menutupnya dengan kencang.
Blam!
Jelas sekali kalau Tsukishima marah, terlihat dari seberapa kencang dia menutup pintu. Hal itu membuat (Name) makin merasa bersalah. Mau meminta maaf tapi bingung bagaikan caranya, kalau tidak minta maaf, canggung sendiri.
Apalagi Tsukishima 'kan calon tunangan (Name), jadi mau tidak mau harus akur.
"Tunggu, kalau tidak akur, pertunangannya masih bisa dibatalkan tidak ya?" gumam (Name).
🧂🧂🧂
"(Surname)-San, kalau sudah pilih menu, nanti ke meja tim ya," tutur salah satu teman satu tim (Name) yang dibalas anggukan oleh (Name).
"Baiklah. Aku duluan ya."
"Dadah~"
(Name) melambaikan tangannya ketika teman barunya itu melambaikan tangan padanya. Hatinya sangat senang, dia sudah berkenalan dengan teman-teman satu tim Biologi dan sekarang mereka langsung makan siang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....