Cieee nama lengkap Haru baru di-spill (☞゚ヮ゚)☞
(R/N) = (Random Name)
🧂🧂🧂
Haru merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, duduk dan mengetik skripsi berjam-jam memang melelahkan. Untung saja skripsinya sudah hampir selesai dan deadline masih lama juga, jadi dia masih bisa bersantai setelah ini.
Menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi, Haru melirik jam dinding yang tergantung di dekat lemari.
Sudah jam Delapan malam, tanpa sadar dia sudah mengerjakan skripsi selama dua jam. Pantas saja tubuhnya pegal-pegal.
Haru berdiri dari kursinya dan merenggangkan badannya, meminum segelas kopi hangat sepertinya enak.
Dengan cepat pemuda bersurai hitam itu menyambar hoodie abu-abu miliknya dan memakainya, udara di luar cukup dingin meski dia sudah memakai baju lengan panjang. Haru juga mengambil dompet miliknya dan langsung keluar kamar.
"Kakak mau kemana?" tanya Adik perempuan Haru.
"Ke kafe sebentar, mau nitip sesuatu?" tanya Haru yang duduk di teras dan memakai sepatu putih miliknya.
"Hhmm ... tidak usah deh, Kakak hati-hati saja di jalan," balas Adiknya. Haru hanya menganggukkan kepala untuk membalas dan langsung keluar rumah untuk membeli kopi.
Di jalan yang dipenuhi salju, Haru merasa sedikit kesal. Pasalnya di sepanjang jalan, ada banyak sekali pasangan kekasih yang saling bergandengan tangan, bahkan ada yang berciuman.
'Sabar Haru, sabar ...,' batinnya. Haru menarik nafas dalam-dalam dan mendengus kesal.
Tangannya membuka pintu kafe. Tidak banyak orang yang datang, dan Haru bisa duduk di kafe sambil bersantai sebentar. Adiknya sudah SMA dan termasuk anggota klub karate, bahkan sudah memperoleh sabuk hitam jadi Haru 'tak perlu khawatir.
Malah dia sendiri pernah dibanting Adiknya karena dikira pencuri di rumahnya sendiri. Jahat.
Kedua orang tua Haru sedang ada pekerjaan keluar kota, dan pulang ke rumah juga hanya sebulan tiga kali. Jadi Haru sudah terbiasa hidup mandiri dan mengurus rumah, suami idaman.
Tanpa basa-basi, Haru berjalan menuju meja kasir dan memesan kopi serta kue yang dia inginkan. Ketika memesan seperti ini, dia jadi teringat sering belajar bersama (Name) di kafe.
'Stop Haru, dia sudah bersama dengan Tsukishima-San. Jadi berhenti dan kau harus move on,' batin Haru.
Karena suasana kafe yang tidak terlalu ramai, jadi kopi yang dia pesan juga selesai lebih cepat. Baru saja Haru berbalik dengan senampan makanan pesanannya, tubuhnya bertabrakan dengan seorang pelayan kafe, membuat kopi dan kuenya terjatuh ke atas lantai.
"Eh?! AAHH! MAAFKAN SAYA! MAAFKAN SAYA!" ucap pelayan tadi panik sambil membungkukkan badannya berkali-kali.
Haru hanya menatapi kopi miliknya yang sudah tumpah, padahal dia belum menikmati kopi itu setetes pun.
"Ya ampun (R/N)! Apa yang kamu lakukan?!"
Pelayan kafe dengan nametag (R/N) itu makin panik, bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Melihat itu Haru jadi tidak tega.
"Ini salah saya, maaf karena saya sudah menabrakmu," ucap Haru yang sekarang membungkukkan badannya.
"Ah bukan! Saya yang–"
"Saya tidak melihatnya tadi, jadi saya menabraknya. Saya minta maaf," potong Haru.
Barista yang tadi mendengar keributan dan hampir marah tadi langsung menghela nafas. Dia meminta maaf kepada Haru atas keributan yang terjadi dan menyuruh petugas kebersihan untuk membersihkan makanan yang tumpah.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfikceTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....