» 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 16 «

2.4K 402 143
                                    

"Kei."

"Apa?"

"Kau betul-betul mau move on dari masa lalu?"

Tsukishima berhenti mengetik, dia menatap Akiteru yang masih ada di pojokan ruangan dengan tatapan tajamnya. Tsukishima menghela nafasnya dan kembali mengetik di laptopnya, seolah mengabaikan pertanyaan dari Kakaknya.

"Kei~ jawab!"

"Jika iya memangnya kenapa? Aku sudah lelah menunggunya bertahun-tahun," ucap Tsukishima tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop. Akiteru memeluk kedua kakinya, duduk meringkuk di pojokan.

Tsukishima menghela nafasnya.

"Aku akan melupakannya. Puas kau?"

Akiteru memang puas, tapi dia menggembung kedua pipinya ketika Tsukishima menjawab dengan nada ketus.

"Iya, tapi jangan ketus dong ke Kakakmu yang imut ini~" ucap Akiteru sambil mengepalkan kedua tangannya dan meletakkan kedua tangannya di kedua pipinya. Membuat pose seolah-olah dia adalah kucing imut.

"Najis."

"Kei jahat! Aku ini sedang bersikap imut!"

"Cuih. Bukan laki-laki kalau begitu."

Akiteru kembali murung. Dia membalikkan badannya dan bersandar pada tembok.

"Omong-omong Kei."

"Apalagi?"

Akiteru diam sebentar, sempat ragu untuk bertanya tapi dia sudah tidak tahan. "Bagaimana kalau kamu bertemu dengan ... Aira lagi?"

Mendengar pertanyaan Akiteru, Tsukishima berhenti mengetik. Sesaat tubuhnya membeku, cukup terkejut dengan pertanyaan Kakaknya. Tapi dia menghela nafas dan kembali mengetik lagi, mencoba fokus.

"Entahlah. Aku sudah menunggunya bertahun-tahun, tapi dia menghilang begitu saja. Kalau dia muncul lagi, kemungkinan aku akan marah," jelas Tsukishima sambil membetulkan kacamatanya. Tangannya mengambil ponselnya, mengecek apakah pesannya sudah dibalas atau belum.

Akiteru menganggukkan kepalanya. "Begitu ya ...."

"Ah, tapi Kei. Saranku, sepertinya kamu jangan langsung melampiaskan emosimu. Akan lebih baik kamu bertanya apa alasannya lalu setelah itu terserahmu," saran Akiteru. Dia membalikkan badannya dan melihat Tsukishima yang sedang mencak-mencak kesal karena pesannya belum dijawab.

"Aku tahu. Tidak perlu memberitahuku soal itu, karena aku sudah memikirkannya," balas Tsukishima tanpa menatap Kakaknya. Lelaki berkacamata itu menutup laptopnya dan berdiri, hendak berjalan ke arah kamar.

Akiteru kembali lemas.

"Tapi terimakasih sarannya, Kak."

Blam!

Tsukishima langsung menutup pintu setelah mengucapkan itu, ucapan terimakasih untuk Akiteru.

Sedangkan Sang Kakak kini menatap kosong ke arah pintu, tidak percaya kalau Adiknya mengucapkan terima kasih padanya.

"Kei berterimakasih padaku? SERIUSAN?! YEHEY!"

.

.

.

Tsukishima menaruh laptopnya di atas meja kerjanya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur, sedikit merenggangkan badan dan menyalakan ponselnya.

Matanya sedikit membulat dan alisnya sedikit terangkat ketika pesannya sudah dibalas oleh (Name). Refleks, pria itu duduk dan bersandar tembok sebelah tempat tidurnya.

30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang