"Terima kasih banyak Koganegawa-San!"
"Ahahaha! Sama-sama! Semangat sekolahnya!"
"Baik! Koganegawa-San juga semangat! Anda pasti memenangkan pertandingannya!"
"Terima kasih banyak! Ah aku pergi dulu, sampai jumpa! Dadah Tsukki!"
"Sampai jumpa!"
(Name) melambaikan tangannya dengan heboh, semangatnya melebihi batas. Sampai-sampai Tsukishima yang ada di sebelahnya dia abaikan. Seolah lelaki calon tunangannya itu tidak menarik perhatiannya dibandingkan idolanya.
"Wuaaah! Sudah kuduga! Koganegawa-San memang manis kalau dilihat dari dekat!" seru (Name). Gadis itu mendekap erat buku yang baru saja ditandatangani oleh Koganegawa, mengabaikan Tsukishima yang menatapnya tajam.
Tsukishima berdecih dan memutar matanya kesal.
"Heh cepat kesini. Pilih bunga yang kau mau," titah Tsukishima sambil menarik kerah baju (Name). Membuat gadis itu tercekik.
"Kei-San! Jangan mencekikku! Aku masih mau hidup!"
"Siapa juga yang mau membunuhmu?"
Akhirnya Tsukishima menarik tangan (Name) dan membawa gadis itu masuk ke dalam toko bunga. Harum bunga-bunga langsung menyerang indera penciuman (Name), wajahnya langsung sumringah.
"Wuah wangi!"
"Ada mawar!"
"Ah! Tulip!"
"Yang itu lavender!"
Tsukishima mendengus dan melepaskan tangan (Name), dia menghampiri penjaga toko untuk menanyakan apakah dia bisa membeli bunga dalam jumlah besar untuk pesta pertunangannya.
Beruntung hal itu disanggupi pemilik toko. Lagipula rejeki tidak boleh ditolak 'kan?
"Kalau begitu silahkan pilih bunganya terlebih dahulu."
Tsukishima menoleh ke arah (Name) dan kembali menatap pemilik toko, "Urusan memilih bunga aku serahkan pada gadis disana. Dia yang akan memilih."
Pemilik toko itu menoleh ke arah (Name) dan langsung menganggukkan kepalanya. Dia langsung menghampiri (Name) yang sedang melihat-lihat bunga, bahkan gadis itu sudah memegang setangkai bunga tulip dan mencium harumnya.
"Permisi, Nona."
(Name) menoleh.
"Eh iya?"
"Nona mau bunga yang mana untuk pesta pertunangannya?" tanya pemilik toko dengan sopan.
Seketika (Name) bingung, dia tidak tahu menahu tentang bunga. Kalau salah pilih bisa panjang urusannya nanti.
"Ah hhmm ...."
Melihat (Name) yang kebingungan, pemilik toko tadi langsung paham kalau (Name) tidak tahu harus memilih yang mana. Maka dari itu, Sang pemilik toko berinisiatif mengambil beberapa tangkai bunga yang berbeda.
"Mau saya jelaskan makna-makna dari bunganya? Agar Nona lebih mudah memilihnya," tanyanya dengan sopan.
Mendengar itu (Name) langsung semangat. Dia suka dengan hal-hal berbau makna tersembunyi dan akhirnya lupa kalau ini bunga untuk pesta pertunangannya dengan Tsukishima.
"Boleh!"
Pemilik toko terkekeh, "Baiklah."
"Yang ini bunga lavender," ucapnya sambil memberikan setangkai bunga lavender pada (Name) dan diterima dengan senang hati. "Bunga lavender memiliki arti kesetiaan, sangat cocok untuk hal romansa, pertunangan dan juga pernikahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....