"(Surname), selamat karena sudah lolos sampai ke tingkat OSN."
Cukup dengan kalimat itu saja, jantungnya sudah berdebar kencang. Rasa senang menjalar hingga ke seluruh tubuhnya, seolah ikut merasakan bangga atas pencapaian gadis cantik itu.
Impiannya sudah dekat. OSN ini adalah langkah pertamanya untuk mencapai mimpinya.
Ambisi untuk menang semakin membara, impiannya sudah di hadapan mata. Tidak mungkin jika dia melewatkan kesempatan ini begitu saja bukan?
Gadis cantik bernama (Surname) (Name) yang kini duduk di bangku kelas tiga SMA, berhasil lolos seleksi sampai ke tingkat OSN. OSN yang pertama sekaligus yang terakhir di masa sekolahnya.
Jika dia kalah maka akan tamat disini, dan dia tidak menginginkan hal itu. Dia ingin menang, bagaimanapun juga agar cita-citanya tercapai dengan lebih mudah.
Lolos ke tahap OSN, lalu menang dan ke tahap internasional. Setelah itu mendapatkan medali emas dan beasiswa kuliah di universitas bagus, lalu meraih impiannya menjadi dokter spesialis gigi.
Cita-cita yang dirasa mustahil untuk gadis yang selalu ceria ini, banyak yang mengatakan hal seperti itu. Tapi dia membantah perkataan itu dengan mencoba membuktikan bahwa dia bisa mencapainya.
Ini adalah langkah pertamanya.
"Selama satu bulan ke depan, kamu tidak perlu datang ke sekolah lagi. Karena kamu akan menjalani karantina di hotel sebagai persiapan OSN. Tentunya bersama perwakilan sekolah-sekolah lain," jelas Sang Guru sambil tersenyum bangga ke arah muridnya.
"Baik. Saya akan berusaha ... membawa pulang medali emas! Untuk sekolah ini dan untuk diri saya sendiri," ucap (Name) dengan tegas dan percaya diri.
Sang Guru menangkap sinyal percaya diri dari diri muridnya. Kedua ujung bibirnya terangkat, membentuk sebuah senyuman kecil dan menganggukkan kepalanya kecil.
"Sekali lagi saya ucapkan selamat, (Surname). Nanti akan saya infokan lagi. Sekarang kamu kembali ke kelas, pelajaran akan segera dimulai."
(Name) menjawab, "Baik. Terima kasih banyak."
Dia membungkukkan badannya dan berjalan keluar ruangan kepala sekolah dengan wajah berseri-seri. Tidak menyangka bahwa dirinya akan lolos ke tahap OSN mengingat saingan satu sekolahnya saat seleksi, merupakan murid-murid pintar nan jenius yang memenuhi peringkat Sepuluh besar paralel.
(Name) bisa lolos dan menjadi satu-satunya perwakilan dari sekolahnya, menandakan bahwa dia sudah melampaui para jenius sekolah seangkatannya.
Rasa bangga tidak bisa hilang, terus menempel di hatinya sampai sebuah pesan masuk ke ponsel miliknya.
(Name) merogoh saku roknya dan menyalakan ponselnya. Melihat isi pesan yang baru saja masuk.
Dahinya berkerut begitu melihat isi pesan. Firasat buruk datang, menyingkirkan rasa bangga yang hinggap cukup lama. Tanpa sadar bahwa gadis cantik itu menelan ludahnya.
From: Okaa-san
To: MeHari ini pulang cepat ya. Malam ini kita ada tamu penting.
🧂🧂🧂
Cklek ....
(Name) membuka pintu dengan hati-hati, kepalanya mengintip ke dalam rumah. Memastikan bahwa Ibunya tidak ada di rumah dan masih bekerja di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....