Hari Senin, hari yang katanya dibenci banyak siswa-siswi lantaran Senin adalah hari dimulainya kegiatan sekolah, terutama pelajaran yang memusingkan kepala.
Mungkin hal ini berlaku untuk sebagian siswa, sebagian tidak.
Hari ini, di hari Senin yang cerah ini, Tsukishima Keyara berangkat ke sekolah dengan tenang. Tidak ada tanda-tanda si 'tukang rusuh' memperlihatkan dirinya.
Baru sampai di gerbang sekolah, dirinya sudah disambut perempuan sebaya berambut oranye.
'Mulai, mulai,' batin Keyara.
"Oh Keyara!" sapa anak perempuan itu.
Keyara langsung memakai tudung jaket miliknya dan melesat masuk ke dalam gedung sekolah, berharap si pemilik surai jeruk tidak menyadari dan mengikutinya seperti minggu kemarin.
Meskipun begitu, si surai jeruk menyadari kehadiran Keyara dan mengikutinya sambil mengoceh, 'tak henti-hentinya meminta Keyara untuk menjadi pemain inti di klub voli meskipun Keyara sudah menolak berkali-kali.
Saking kesalnya, Keyara akhirnya berbalik dan langsung membekap mulut temannya dengan tangannya. Tatapannya begitu jengkel dan kesal sementara temannya menatapnya dengan tatapan polos.
"Dengar ya jeruk keprok, aku tidak mau menjadi pemain inti tim. Kau sendiri tahu kalau aku fokus belajar untuk jadi arkeolog, jadi berhenti mengoceh padaku, sana kembali ke kelasmu," gerutu Keyara. Gadis itu melepaskan tangannya dan berjalan cepat menuju kelasnya, menutup telinganya dengan headset ketika si surai oranye berteriak kencang.
"Lihat saja nanti Keyara! Aku akan membuatmu menjadi pemain inti!" serunya sebelum berlari ke kelas.
Keyara memijat dahinya, kepalanya terasa pusing mengingat dia selalu diminta menjadi pemain inti dengan alasan Ayahnya adalah pemain voli profesional.
Padahal 'kan dia dan Ayahnya berbeda.
'Apa tidak bisa aku jadi arkeolog dengan tenang?' batinnya kesal.
Tapi meskipun kesal, sore setelah jam pelajaran usai, Keyara tetap pergi ke gym untuk menjalankan kegiatan ekskul voli.
Baru saja tangannya bergerak untuk menggeser pintu, seorang perempuan berambut oranye yang tadi menganggunya sudah berdiri di depan pintu dengan mata kesal.
"Keyara! Kamu harus masuk pemain inti!" teriaknya.
Brak!
Keyara langsung menutup pintu tadi tanpa masuk ke dalam.
"Boke! Jangan memaksanya begitu!"
"Lalu?! Permainannya 'kan bagus! Jadi aku harus mengajaknya masuk tim inti Bakageyama!"
Keyara menghela nafasnya, dan jarinya memijat keningnya. Perempuan berambut pirang agak ikal itu kembali membuka pintu, membuat dua gadis yang sedang berseteru langsung berhenti dan menatapnya.
"Bisa kalian diam? Aku ingin menjalani ekskul dengan tenang," ucapnya sambil melangkah masuk ke ruang ganti.
Perempuan jangkung itu langsung mengganti bajunya ketika sudah ada di dalam ruang ganti, mengabaikan putri Hinata yang masuk diam-diam dan duduk di belakangnya.
"Kenapa kamu tidak mau jadi pemain inti sih? Padahal permainanmu bagus," keluhnya langsung. Keyara menghela nafas untuk yang kesekian kalinya di hari ini.
"Aku tidak sama dengan Ayahku, aku ingin menjadi arkeolog. Bukan pemain voli profesional, jadi tolong berhenti memintaku menjadi pemain inti," jawab Keyara tanpa menoleh sedikitpun ke arah gadis Hinata yang duduk menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Tsukishima Kei X Reader • ✓
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Tsukishima Kei ....