7. Flash Back : Rumah Kita

154 28 10
                                    

"Cakra! Kemarilah!" panggil Diego dengan melambaikan tangannya ke arah Cakra.

Suara berat seorang pria yang pernah didengarnya itu membuat Cakra menemukan harapannya yang hampir padam. Langkahnya ia bawa mendekat ke arah Diego yang duduk di atas kursi, dengan teman wanitanya yang Cakra tidak kenali. Cakra berdiri dihadapan Diego, dengan posisi Diego yang duduk membuat tinggi mereka menjadi tak terlalu senjang. Cakra terisak, orang yang ditunggu kehadirannya oleh Cakra itu akhirnya datang juga.

"Pamaaannn...!" teriak Cakra sambil menahan tangisnya yang sudah lama ia simpan dan malah sudah bertekad untuk tidak mengeluarkannya, tapi kali ini berbeda. Ia menangis karena bahagia dengan kehadiran Diego yang ditunggunya.

Diego tersenyum, meski ia yakin kalau Cakra tidak akan menyadari senyumannya karena terhalang masker. Tangan Diego terulur untuk mengelus pucuk kepala anak laki-laki itu, tangan yang sempat Cakra saksikan pernah membunuh orang tanpa rasa ibah itu kini kembali mengelusnya lembut. Sangat berbeda dengan sosoknya yang menakutkan bila bertemu dengan lawannya.

"Hei, anak laki-laki tidak boleh menangis dalam keadaan apa pun! Apa kau tidak ingat?" ujar Diego dengan terus mengelus kepala Cakra.

Cakra menarik napasnya dalam dan berusaha menghentikan tangis yang sempat ada. Tubuhnya tergerak untuk memeluk sosok pria yang ia temui untuk kedua kalinya. Tak pernah terpikir olehnya kalau Diego akan datang selama ini untuk menjemputnya. Untungnya Cakra masih sabar menunggu dan akhirnya yang ia tunggu datang juga. Cakra cukup bersyukur dengan kehadiran Diego kembali untuknya.

"Kenapa paman lama sekali? Aku sudah sangat lama menunggumu, Paman!" rengek Cakra masih dengan keadaan menahan tangis.

Pengurus panti sampai takjub dengan sikap Cakra yang bisa menerima Diego begitu saja. Bukan karena dia tidak berpikir kalau mereka punya hubungan dekat, tapi karena sikap Cakra yang seperti bertemu dengan sosok yang selama ini ditunggunya. Pengurus panti memang sempat berpikir kalau Cakra tidak mau diadopsi karena menunggu orang tuanya yang sudah mengantarkan Cakra ke sana. Tetapi, yang tak bisa ia yakini adalah yang tunggu Cakra malah sosok tak bisa dikenali dari luar dan juga hanya dipanggil paman oleh Cakra. Bisa disimpulkan bahwa Cakra memang tidak mengharapkan kehadiran orang tuanya untuk menjemputnya.

"Anak manis!" puji Diego dengan mengelus kembali pucuk kepala Cakra.

🐶🐶🐶

Cakra untuk hari ini tak pergi ke sekolah karena ingin menghabiskan waktu bersama Diego saja. Kali ini Diego baru sampai di sebuah rumah dua lantai yang Cakra yakini adalah rumah milik Diego. Wanita yang ikut bersamanya tadi adalah Roy yang dimintai Diego berpenampilan demikian agar dianggap pasangan suami istri sungguhan. Sedari tadi Roy diam juga untuk menyembunyikan suaranya dan juga kekesalannya kepada Diego yang selalu memerintahnya. Roy sekarang juga masih ikut bersama mereka karena Roy juga tinggal seatap dengan Diego. Tangan kekar Diego tampak membimbing Cakra memasuki rumah mewah itu. Hanya saja rumah itu terlihat menyeramkan dengan beberapa riasan dinding berupa lukisan mengerikan dan juga fosil binatang memadati rumah mewah itu. Kedepannya Cakra harus membiasakan diri untuk tinggal di sini.

"Nah, Cakra. Mulai sekarang ini adalah rumahmu juga, ini rumah kita!" terang Diego sambil memamerkan apa saja yang ada di dalam rumah itu kepada Cakra.

"Urus anakmu dan jangan meminta bantuanku sedikit pun!" ujar Roy meninggalkan mereka berdua di sana dan pergi sesuai kehendak hatinya. Kekesalan masih tergambar jelas di wajahnya.

Diego tampak acuh dan melangkah menuju tingkat atas rumahnya. Langkah mereka terhenti di sebuah kamar yang Diego persiapkan untuk Cakra. Pintu kamar itu terbuka dan menampilkan isinya yang sedikit berbeda. Jika di luar sana ada beberapa lukisan mengerikan, maka di dalam sini terdapat lukisan bertema ceria yang biasanya anak-anak suka. Jika diluar sana ada beberapa fosil binatang, maka di dalam sini ada beberapa mainan robot-robotan.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang