10. Flash Back : Belum Saatnya

120 19 0
                                    

Usia Cakra yang semakin beranjak remaja kini sudah terlihat mantap dengan apa yang dipelajarinya. Beladiri yang diajarkan ayahnya sudah menjadi penutup setiap akhir pekannya. Cakra juga sudah sangat mahir dalam memainkan kerambitnya, hanya saja ia bertumpu pada satu kerambit di tangan kanan saja. Tangan kirinya yang tidak terlalu mahir dalam memainkannya, sejauh ini ia pergunakan untuk memusatkan pukulan di sana. Meski begitu, tangan kanannya tak bisa diragui dalam kecepatan yang bisa menyamai kecepatan Diego, tapi tentu ia masih kalah oleh permainan Diego yang mengendalikan dua kerambit sekaligus.

Sebuah pohon mahoni di belakang rumahnya sudah menjadi saksi akan latihan keras Cakra selama ini. Terbukti dengan batang mahoni yang mendapatkan banyak sayatan dari hasil latihan Cakra sejauh ini. Jika saja pohon itu bisa berbicara, mungkin ia sudah memohon pada Cakra untuk tidak lagi menggoresi batangnya. Batang kayu setinggi tegak juga menjadi saksi akan pukulan kiri Cakra yang kuat, bahkan kayu itu tak lagi berbentuk karena pukalan Cakra yang sering hinggap di sana setiap sabtu dan minggunya.

"Cakra! Ayo ikut, kami punya misi penting yang harus kausaksikan untuk hari ini!" panggil Diego saat melihat Cakra masih setia dengan latihannya.

Cakra tersenyum lebar dan menghampiri Diego segera. Kehangatan seorang ayah selalu dihadiahkan Diego untuknya sehabis latihan. Berupa sebotol air minum dan sehelai handuk yang Diego bawakan setiap ia latihan sudah menjadi kebiasaan Diego, tak lupa juga ia selalu memakai kacamatanya di depan Cakra. Meski Cakra sudah pernah mengatakan kalau ia sudah tak lagi takut melihat mata Diego, tapi Diego tetap menyembunyikan matanya setiap bertemu Cakra.

Sambil mengelap keringat dengan handuk pemberian ayahnya, Cakra berujar, "Apa kita akan pergi sekarang juga?" tanya Cakra untuk lebih memastikannya lagi.

"Tentu saja, ganti bajumu segera, tak usah mandi, waktu kita tidak banyak karena sebentar lagi mangsa akan pergi ke luar negeri," jawab Diego datar.

"Baiklah." Cakra berlari dari sana tanpa meminum seteguk pun air pemberian Diego. Ketertarikannya akan ikut bersama Diego lebih besar dari rasa hausnya.

Tak berapa lama kemudian, mereka bertiga sudah siap. Mobil pun segera beranjak dari posisi awalnya, Roy yang mengendarai mobil tampak menancap gas dengan segera. Seperti yang Diego katakan sebelumnya, bahwa mangsa mereka akan pergi ke luar negeri, itu berarti mereka harus sampai ke lokasi yang sudah diinformasikan sebelum ia berangkat. Jika saja mereka gagal, maka siap-siap menanggung akibatnya, berupa pencambukan setengah hari tanpa makan dan minum, pun tanpa bayaran dari tugasnya. Tetapi, tenang saja sejauh ini Diego dan Roy tak pernah gagal dalam misi mereka.

Sesamainya di sebuah perumahan yang cukup mewah, Roy menghentikan mobilnya. Sulit di percaya kalau rumah itu dipenuhi oleh pengawal yang berjumlah banyak. Di depan pagar rumahnya sudah terdapat dua ekor anjing penjaga dan di dalam sana terlihat bertebaran anjing-anjing berjas hitam dengan gerakkan menilik setiap inci rumah yang mungkin akan dimasuki penyusup.

Diego turun lebih awal dan berjalan menunduk ke arah satu dari anjing penjaga, tanpa ia sadari kalau tangan Diego yang disembunyikannya di belakang sudah terpasang dua kerambit. "Permisi!" ujar Diego sengaja berbasa-basi agar musuhnya tak langsung curiga.

"Cari siapa?" tanyanya penuh selidik.

"Anu ... saya mencari ... " Diego sengaja menggantung ucapannya, seketika ia mendongak, "Nyawa Anda!" ujar Diego dengan mudahnya menggoreskan kerambitnya pada salah satu perut anjing penjaga tersebut.

Anjing yang satunya lagi pun langsung menyadari dan mengayunkan sebuah pukulan ke arah Diego, tapi sayangnya tangan Diego lebih dulu menangkis serangannya dan mengharuskan pukulan anjing itu mengenai kerambit milik Diego. Mengakibatkan luka cukup parah pada tangannya itu. Sedetik kemudian, kerambit di tangan kiri Diego sudah melilit di lehernya tanpa meninggalkan suara perkelahian sedikit pun.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang