30. Rencana

54 15 11
                                    

Akhirnya Agil menjelaskan semua yang terjadi padanya. Dari awal Agil sudah mengetahui rencana busuk Eldrick yang ingin mengadu domba dia dan saudaranya. Untuk itu, Agil mempersiapkan pistol mainan dan membuatnya seolah-olah ia tidak membutuhkan pistol tersebut. Agil juga tidak terlalu membalas serangan Cakra karena yang ia pikirkan saat bertarung dengan Cakra adalah menjatuhkan senjata Cakra agar dirinya tak terluka. Selanjutnya, Agil membawa Cakra ke arah di mana pistolnya berada. Agar nantinya Cakra berpikir untuk menggunakan senjata mainan miliknya.

Masih ingat dengan Agil yang mengambil pistol di bawah tempat tidurnya? Sebelum itu Agil pernah berkata, 'Sudah dimulai, ya?'. Itu sudah membuktikan kalau Agil sebelumnya telah mengetahui apa rencana Eldrick untuk mereka berdua. Maka dari itu, Agil mencoba mengelabuhi Eldrick dengan cara meminta Cakra berpisah dengannya agar Eldrick merasa menang dalam permainannya.

"Lalu, bagaimana dengan pelurunya. Bukankah anjing yang tadi memeriksanya?" tanya Cakra lebih lanjut.

"Haha! Itu memang peluru asli, tapi peluru itu tidak akan bisa lepas dari sarangnya."

Sekarang semua sudah bisa ditangkap dengan akal sehat. Cakra akhirnya juga memahami kenapa sebelumnya Agil mau bertarung dengannya, Agil terlebih dahulu melihat sekitar dan melemparkan senjatanya ke arah tong-tong besar berada. Gunanya agar Eldrick tak melihat kematian pura-pura Agil dengan cara bersembunyi di balik tong besar itu. Karena kalau Agil tak menjatuhkan diri di sana, bisa jadi Eldrick melihat jatuhnya Agil dengan kepala bekas tembakan Cakra yang baik-baik saja. Sepertinya Agil menerapkan dengan baik kata-kata yang pernah didengarnya. Yaitu, untuk mengelabuhi lawan kita juga perlu mengelabuhi kawan.

"Baiklah, Alby. Sekarang aku tidak akan melarangmu untuk membunuh ayahku! Lakukan saja semaumu, jika kau ingin aku ikut membunuh orang yang telah membunuh ayah kita. Aku akan ikut sebagai penebus kesalahanku." ujar Cakra tertunduk masih tak terima dengan kenyataan kalau Diego-lah yang membunuh ayah kandungnya.

"Tidak! Aku sudah memaafkannya. Musuh kita sekarang bukan Diego, tapi Eldrick. Kau jangan berbohong lagi, bagaimana pun busuknya Diego, kau tetap menganggap dia ayahmu. Jangan melakukan kesalahan yang sama, Kak! Andai aku tidak tahu dengan rencana Eldrick, kau pasti sudah benar-benar membunuhku, bukan? Selanjutnya, kau ingin membunuh Diego? Kutanya padamu, pada akhirnya siapa yang akan terluka dan siapa yang akan tertawa?" tutur Agil mencoba meluruskan niat Cakra.

Cakra tahu jawabannya, yang akan terluka adalah dirinya dan yang akan tertawa adalah Eldrick. Itu artinya, Cakra tetap akan kalah dalam permainan Eldrick tanpa menemukan akhir yang diharapkan. Karena disetiap game, akhir adalah hal yang dinantikan untuk membuktikan kalau kita layak sebagai pemain dalam game tersebut.

"Apa kau yakin kau sudah memaafkan ayahku?" tanya Cakra.

"Tidak terlalu yakin! Tapi, Diego adalah harapan terakhir kita. Boleh kau katakan kalau aku memanfaatkannya, tapi Diego adalah nyawa terakhir kita. Kita tunjukkan pada Eldrick, bahwa permainannya belum selesai karena kita masih punya satu nyawa," terang Agil.

Cakra belum sepenuhnya paham dengan ucapan Agil. "Apa maksudmu dengan memanfaatkan Diego? Apa kau bermaksud untuk menjadikannya umpan?" tanya Cakra untuk memastikan kebenaran pemikirannya yang masih ragu-ragu.

"Ya! Pada dasarnya, Eldrick tidak akan semudah itu melepaskan mengkhianat. Orang seperti itu tidak akan menepati janjinya, dia tidak akan melepaskan Diego seperti ucapannya."

Cakra mengerutkan dahinya. "Jangan konyol, itu sama saja dengan membunuh Diego. Berarti kau memang tidak pernah memaafkannya, kau hanya memikirkan tujuanmu saja, bukan kemenangan kita!" ucap Cakra tak sepenuhnya terima dengan jawaban Agil.

Pemikiran Cakra benar dan tidak ada salahnya, tapi yang dipikirkan Agil bukan umpan sebagai santapan. Namun, hanya umpan sebagai pemancing Eldrick keluar dari sarangnya. Sarang dengan banyak perangkap berbahaya di sekitarnya. Maksud dari ide Agil tadi karena tidak ingin masuk ke dalam perangkap-perangkap Eldrick tersebut. Memancing dengan umpan yang tepat adalah salah satu cara yang cukup efektif.

Agil kemudian kembali menjelaskan maksud ucapannya agar Cakra bisa memahaminya dengan baik. Agil tentunya juga tidak ingin Cakra mengkhawatirkan orang lain sementara Cakra sendiri belum tentu aman posisinya. Agil menjelaskannya dengan sangat detail agar Cakra tak lagi salah sangka.

"Selanjutnya! Diego sekarang pasti sedang mencarimu. Kemungkinan pertama tempat yang akan diperiksa Diego adalah markas, untuk itu kita harus menariknya dulu dan mempersiapkan tujuan selanjutnya pada Diego dan Roy," sambung Agil setelah puas menjelaskan rencananya.

Cakra berpikir sejenak, ia kemudian berdiri dari jongkoknya. "Tidak, bukankah kau ingin menjadikan Diego umpan? Maka sekarang waktunya sudah tepat, saat ini Eldrick pasti disibukkan dengan kedatangan ayahku dan paman Roy. Untuk sementara ia pasti lengah, maka kita langsungkan saja rencananya." Kali ini Cakra yang bersemangat untuk menjalankan rencana Agil.

"Hei, jangan gegabah." Agil ikut berdiri, "Kita tidak punya persiapan, setidaknya kita butuh satu hari untuk persiapan," cegat Agil lagi.

"Jangan memikirkan persiapannya saja, pikirkan juga dengan umpannya yang mungkin bisa mati sebelum rencana berjalan. Kau sendiri yang bilang Eldrick bukan orang sembarangan. Ayo, jangan buang-buang waktu lagi." Cakra berlari ke pintu depan dengan paksaan Agil ikut menyamai langkahnya.

Untuk sekarang, sepertinya Agil tidak bisa lagi mencegat Cakra untuk tidak maju secepat ini. Sejujurnya, bukan hanya persiapan yang matang yang Agil pikirkan, tapi juga keadaannya yang tidak terlalu baik. Dari awal ia sudah terluka oleh lima anjing yang sempat mengawasi rumahnya. Ditambah lagi pertarungan dengan Cakra yang membuatnya hanya menangkis serangan tanpa niatan untuk membalasnya. Tentu saja hal itu membuat fisiknya mendapat banyak luka dan membuat gerakannya mungkin terbatas nantinya. Belum lagi senjatanya yang tak ada karena sengaja ditinggalkannya untuk membawa senjata palsu tadinya. Bodohnya, Cakra bahkan tidak memperhatikan hal besar itu.

Di lain sisi, tebakan Agil ada benarnya. Diego dan Roy memang berada di markas Eldrick dan sekarang justru sudah bertemu dengan Eldrick yang baru kembali dari tempatnya mengadu Cakra dan Agil tadi. Sambutan meriah Diego berikan dengan pukulan telak mengenai pipi kiri Eldrick. Sama halnya dengan Eldrick, anjing pengawalnya pun sampai tak menyadari serangan Diego yang begitu tiba-tiba.

"Di mana Cakra?" tanya Diego tak sabaran karena itu menyangkut anaknya.

Eldrick menonjolkan lidahnya pada bagian pipi yang terasa sakit akibat pukulan Diego. "Tunggu saja. Sebentar lagi dia akan mencarimu untuk membalas dendam atas ayahnya," ujar Eldrick dengan iringan tawa seperti biasa.

Diego memang tidak akan kecewa kalau Cakra membunuhnya karena tujuannya membesarkan Cakra memang untuk itu. Tetapi, jika Cakra akan membunuhnya atas dasar dendam dan hasutan dari Eldrick rasanya Diego tak terima. Seharusnya Cakra hanya perlu mendengarkan ucapannya saja. Bukan mengikuti perintah dari orang yang lebih busuk dari anjing gila seperti Eldrick. Tak hanya membesarkan Cakra untuk membunuhnya, tapi Diego juga ingin Cakra menyelesaikan perbuatan Eldrick juga sebagai batu besarnya. Kalau Cakra mengikuti perintah Eldrick lagi, itu akan sama saja dengan memperbesar peluang batu besar itu untuk menutup kilau permatanya.

"Kubunuh kau, Sialan!" amuk Diego dengan menyerangnya secepat yang ia bisa tanpa bersiap mengeluarkan senjatanya.

Jangan remehkan dua anjing setianya, kali ini mereka tak mau lagi lengah dengan membiarkan Diego kembali memukul tuan mereka. Keduanya langsung menghadang Diego dengan membentangkan kuat kaki mereka yang terangkat menendang Diego. Di sini, saatnya untuk Roy ikut turun tangan, ia mengambil alih satu di antaranya agar pertarungannya menjadi imbang. Perannya sebagai rekan masih ia terapkan dengan membantu Diego saat Diego dalam kesulitan saja. Roy mengambil alih satunya bukan karena Diego yang langsung termundur oleh dua anjing itu. Tetapi, karena ia sudah tahu kalau dua anjing itu bukanlah lawan yang sepadan untuk Diego lawan sendirian.

Pertarungan dua lawan dua akhirnya berlangsung, pertarungan sesama tangan kosong ini akan kembali menghibur Eldrick yang selalu tertawa dalam keadaan bahagianya. Pertarungan sesama anjing adalah momen terindah yang selalu ingin Eldrick saksikan. Setelah tadinya ia bisa menyaksikan pertarungan dua anjing bersaudara. Maka sekarang ia akan menyaksikan pertarungan empat anjing yang sama-sama berbeda. Namun, memiliki keterampilan yang sama-sama luar biasa. Mungkin, di sana Roy yang bisa dibilang terlemah, tapi entahlah. Selama ini dia juga sudah berlatih bersama Diego, meski tak terlalu diperbolehkan ikut terjun ke dalam medan perburuan.

Bersambung...

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang