21. Tujuan

73 19 11
                                    

"Tunggu!" larang Eldrick cepat, "Satu hal lagi! Terima kasih untuk anak anjingnya, Pengkhianat Kecilku!" Kini keadaan berbalik arah, Eldrick yang mematikan ponselnya dengan sepihak.

Diego kali ini tak dapat berkata apa-apa, hanya pelototan mata yang bisa ia tampilkan. Jantungnya tiba-tiba terasa sesak dengan perkataan Eldrick barusan. Sedetik kemudian ponsel di tangannya ia banting begitu saja dan berteriak frustasi setelahnya. Diego murka kala itu juga yang membuat Roy kebingungan di tempatnya.

"Diego, ada apa? Apa itu dari bos? Apa yang dia katakan? Apa terjadi sesuatu dengan Cakra?" tanya Roy beruntun.

Diego menatap ke arah Roy yang terlihat mencemaskan Cakra. "Jadi, kau sudah tahu kalau dia mengambil
Cakra untuk menggantikanku?" tanya balik Diego yang berusaha tenang dengan keadaannya.

"Apa maksudmu? Bukankah itu sendiri yang kauharapkan? Aku rasa kau juga sudah tahu itu semenjak ucapan Cakra di rumah sakit tempo lalu!" jawab Roy bingung dengan diri Diego yang terlihat berbeda.

Diego kalah dengan amarahnya. "Brengsek!" Dengan geramnya, Diego memukul satu kali pada pipi kiri Roy. Meski baru saja keluar dari rumah sakit, pukulannya tetap terasa kuat, sampai-sampai Roy tak bisa menghindarinya dengan kecepatan yang dimilikinya.

"Apa-apaan kau ini?" tanya Roy menyolot dan ingin membalas pukulan tanpa sebab itu.

Belum juga tangan Roy berhasil ia gerakkan, Diego sudah lebih dulu menahannya dan memojokkan Roy pada dinding kamarnya. "Apa yang kau pikirkan, hah? Kenapa kau mengizinkan Cakra melalukannya? Apa kau belum mengerti juga? Bukan itu yang aku harapkan dari Cakra, Roy!" teriak Diego dengan kedua mata melotot tajam.

Roy mengerutkan dahinya untuk menafsirkan apa saja yang baru dikatakan Diego barusan. Ia membiarkan begitu saja tangan Diego yang menahan lehernya, banyak pertanyaan muncul di kepalanya. Berupa harapan Diego yang sebenarnya dari seorang Cakra dan alasan kenapa ia yang dipersalahkan. Otaknya tak mampu berpikir lebih panjang tentang tujuan tanpa ucapan tersebut. Jika bukan untuk melakukan hal yang sama, maka untuk apa Cakra dibesarkannya?

"Kenapa kau masih belum paham juga? Kau pikir untuk apa aku melarang Cakra turun ke dalam perkelahian waktu itu? Kau pikir untuk apa aku melarangmu mengambil mangsaku? Kau pikir aku melakukan itu karena aku sok jagoan? Iya?" tutur Diego dengan semakin mengeratkan tangannya di leher Roy.

Merasakan tekanan pada lehernya semakin menguat, Roy akhirnya melawan dan mendorong Diego menjauh darinya. Untuk sekarang ia mulai mengerti bahwa tujuan Roy membesarkan Cakra bukan untuk menggantikannya, tapi menghentikannya. Kalau memang itu yang Diego harapkan, lalu kenapa ia tak memberitahukannya lebih dulu? Masih banyak misteri dibalik sikap Diego yang berbeda dari yang lainnya, membuat masa lalu menghampiri pikiran Roy seketika. Berupa awal Diego menunjuknya sebagai rekan pilihan, padahal jelas-jelas waktu itu kemampuan Roy yang paling rendah dan Diego justru lebih memilihnya dari pada orang-orang yang lebih bertenaga. Jadi, kesimpulannya adalah agar rekannya tak ikut membunuh orang-orang yang berada dalam daftar perintah. Jika memilih Roy sebagai rekannya, maka ia bisa menghentikannya dengan ancaman berupa kata tak suka dengan orang yang mengambil mangsanya. Sialnya, Roy tak menyadari itu dari semula.

"Sudah berapa banyak orang yang dibunuhnya? Jadi, dia juga tak mengerti maksudku dari awal? Apa yang sudah aku lakukan padanya?" Diego mengumpati dirinya sendiri dengan pertanyaan tanpa jawaban akan Cakra yang salah jalan.

Diego tak bisa berpikir jernih, hanya dengan mengacaukan rambutnya saja Diego mencoba menenangkan diri. Permata yang diharapkannya berkilau pada akhirnya menjadi warna semu yang sama dengannya. Harapannya yang ia harap indah, justru menjadi mimpi terburuk dalam hidupnya. Sepertinya di sini dia yang salah karena tak memberitahu tujuannya dari awal mula. Diego pikir Cakra mampu menafsirkan beberapa kata-katanya sebagai petunjuk untuk apa yang harus Cakra lakukan. Sejatinya yang Diego harap selama ini hanya bisa berhenti dari pekerjaan mengerikannya dengan bantuan Cakra sebagai alat untuk menghentikannya. Sialnya, sudah tak ada yang bisa diharapkan dari keinginan semu yang kini akhirnya menjadi abu.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang