17. Binatang Berbisa

82 20 11
                                    

Selamat hari raya Idul Adha, Guys!

Sudah terbilang satu minggu lamanya Cakra dan Agil tinggal serumah, selama itu juga Cakra tak datang mengunjungi ayahnya di rumah sakit sana. Keadaan Diego yang entah bagaimana itu pun tak diketahuinya barang sekata. Bukan karena Cakra sengaja melupakannya, tapi karena pekerjaannya minggu ini yang terbilang padat. Permintaan dalam pembunuhan mulai melunjak, padahal kasus yang ditimbulkan Cakra dan Agil tempo lalu masih dalam penyelidikan polisi. Tentu Eldrick juga dalam keadaan genting berupaya menimbun bukti yang ada dengan bantuan anjing polisinya.

Mengingat misinya tempo lalu itu yang tidak terlalu sukses, membuat Cakra dan Agil lebih berhati-hati lagi dalam menjalankan misi-misi mereka. Satu minggu ini misi yang mereka selesaikan juga bersih dari bukti yang akan menjatuhkan. Bahkan, buruan mereka ada di antaranya masih dalam kasus orang hilang, bukti mereka meninggal juga tak ditemukan. Maka dari itu kasus yang ada hanya menjadi pengisi acara TV saja tanpa tahu penyebab yang sebenarnya.

Hari ini Cakra sudah memastikan tak ada misi, maka ia bertekat untuk mengunjungi Diego. Cakra cukup mengkhawatirkan kondisi Diego dan juga sedikit merindukan senyuman Diego yang khusus untuknya. Melihat matanya yang tak lagi berkacamata hitam sebagai penghalang pandangannya. Juga Cakra ingin memastikan Diego tak mengalami kesulitan dalam kesehariannya.

Cakra datang sendiri dan meninggalkan Agil tanpa tawaran untuk mengajaknya ikut bepergian, tapi Agil tak selugu untuk ditinggalkan, tanpa disadari Cakra, Agil mengikutinya dari belakang. Sebagai anjing yang sering menyamar, Agil juga bisa mengalabuhi Cakra yang merupakan rekannya. Tak heran kenapa seminggu ini misi mereka selalu sukses, itu karena penyamaran mereka yang cukup sempurna. Gerakan tanpa suara dan liarnya mata mereka sangat mengagumkan, terutama Agil tentunya yang bisa mengelabuhi rekannya sendiri saat ini.

Sesampainya di rumah sakit, Cakra langsung menyapa Roy yang setia menemani Diego. Senyuman tak suka ia lemparkan membuat Cakra ingat akan kesalahan. Kesalahannya yang dulu meninggalkan rumah tanpa mengatakan apa-apa dan itu pastinya membuat Roy salah mengartikan. Dengan menganggap Cakra tak lagi ingin tinggal bersama mereka karena ia bisa hidup dengan caranya sendiri untuk kemudian.

"Kau kembali rupanya! Kukira kau sudah membuang batu kecilmu yang amat berharga," Roy melakukan sebaliknya dari apa yang Cakra lakukan, sementara Cakra melangkah masuk, Roy melangkah keluar.

Cakra tersenyum kilas. "Seperti yang Paman lihat, aku masih membutuhkan batu kecil ini. Maaf atas ketidaknyamanannya, perlu paman ingat kalau aku tak akan melupakan jasa kalian. Akan kubalas terlebih dahulu sebelum aku buang jauh-jauh!" jawab Cakra sebelum langkah Roy benar-benar meninggalkan ruangan.

Kali ini mata Cakra terfokus pada Diego yang terpejam, seperti yqng Cakra saksikan, di sini Diego sedang istirahat. Melihat kondisinya dari luar, Cakra yakin kalau keadaan Diego sudah lebih baikan. Sepertinya Cakra tak perlu mencemaskan akan keadaan Diego lagi dan harus menatap ke depannya dalam misinya yang mungkin akan lebih menantang lagi. Jika beberapa saat ini Cakra merasa tertekan dengan keadaan Diego, maka kedepannya mungkin Cakra akan siap dengan keadaan seperti kehilangan. Mungkin kehilangan orang yang dianggapnya berarti atau mungkin kehilangan nyawanya sendiri. Tenang saja, Cakra pikir ia sudah hampir siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi.

"Ayah, kalau aku tak bisa menyingkirkanmu bagaimana? Ayah pasti kecewa, ya? Iya, aku tahu jawabannya, tapi ternyata pekerjaanmu tak semudah yang aku pikirkan. Jika untuk melampauimu rasanya akan sangat sulit, kemampuanku ternyata tak ada apa-apanya dibanding dirimu. Dulu aku selalu berlindung di belakangmu dan sekarang rasanya juga hampir sama. Karena aku selama ini selalu berlindung di belakang rekanku!" ujar Cakra meski ia tahu Diego di situ sedang terlelap dan tidak akan mendengar ucapannya.

Cakra mengambil napas panjang dan tersenyum simpul. "Tapi, tenang saja. Jika Ayah mengharapkannya, maka aku akan terus berusaha, demi impian Ayah yang Ayah perintahkan aku untuk mewujudkannya," sambung Cakra sebagai ungkapan bahwa dia tak akan menyerah.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang