12. Pilih Satu di Antara Mereka

103 19 11
                                    

"Yooo! Itu baru anjingku!" puji Eldrick dengan tertawa melihat mata tajam milik Cakra memendar hampir ke seluruh ruangan.

"Kau juga, berhentilah tertawa!" tantang Cakra kepada Eldrick. Jika ia melarang orang yang tertawa tanpa ada yang lucu, maka tak ada pengecualian termasuk itu Eldrick sekali pun. Eldrick seketika berhenti tertawa dan mengangkat alisnya sebelah.

"Woi! Kau pikir dengan siapa kau sedang berbicara?!" hardik salah satu dari mereka.

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku pergi. Jangan lupa dengan keluargaku yang harus kau cari! Aku juga sudah mengirim foto mereka ke nomormu!" Seolah acuh dengan hardikan barusan, Cakra berbalik segera karena tempat ini sangat tidak sesuai dengannya.

"Tunggu!" halang Eldrick dan itu mampu membuat Cakra berhenti.

Eldrick berdiri dari duduk santainya, kakinya bergerak menuju ke arah Cakra yang sedikit lagi akan menginjak pintu ke luar. Memasukkan tangan ke dalam saku celananya, Eldrick berdiri di hadapan Cakra dengan menatap Cakra penuh intimidasi, tapi Cakra justru membalas tatapannya itu karena Cakra tak ingin dinilai rendah, sebab ia juga sudah bertekat untuk melebihi ayahnya. Jika ayahnya tunduk akan Eldrick, maka Cakra harus bisa setara dengan Eldrick apa pun caranya.

"Cakra, tugasmu di sini termasuk yang paling berat. Jadi, apa kau tidak menginginkan seorang rekan?!" bisik Eldrick lagi-lagi memberi Cakra penawaran.

Dengan santainya Cakra menjawab, "No!I don't need that. Aku bisa melakukan tugasku sendiri!" tolak Cakra tanpa ragu sedikit pun.

"Tenang dulu, Cakra! Kau boleh memilih satu di antara mereka, cari yang paling kausukai. Bukannya ayahmu juga mempunyai seorang rekan? Sekarang pilihlah orang yang akan kau jadikan rekan!" ujar Eldrick memutar tubuh Cakra untuk menatap kembali kepada peliharaannya agar Cakra memilih satu di antara mereka.

Bahu Cakra yang dipegang oleh Eldrick guna untuk memutar tubuhnya langsung Cakra hempaskan. "Kubilang, aku bisa sendiri! Ingat satu hal, aku berbeda dengan Diego!" Kali ini Cakra benar-benar pergi dari tempat menyebalkan itu.

Sepeninggalannya Cakra, Eldrick melepas tawa beriringan dengan tawa rekan-rekannya. Juga dengan tawa peliharaannya yang ikut menggema. "Terima kasih atas bantuanmu, Diego!" monolog Eldrick dan membuat tawa semakin menggema di sana.

Masih bisa Cakra dengar tawa di dalam sana membuatnya mempergegas langkah. Sudah cukup ia berada di sini dan tak akan menginjaknya lagi karena itu hanya akan menciptakan kejengkelan Cakra saja. Mereka tertawa di saat yang tidak tepat membuat Cakra muak, meski ia sendiri sering tertawa tidak di tempat seharusnya, tapi Cakra lebih suka itu daripada tawa orang-orang di dalam sana.

Sejenak pikirannya mengambang, di mana tawaran Eldrick yang akan mencarikan keluarganya. Jika diingat-ingat selama ini Cakra memang ingin mencarinya lewat bantuan Diego yang mengasuhnya, tapi karena tujuan Diego yang ingin dicapainya membuat Cakra sedikit lupa akan keluarganya. Keluarga yang entah mencari keberadaannya atau tidak itu kembali mengisi pikirannya. Cukup merindukan mereka, Cakra terdiam sejenak di jenjang nomor dua menuju lantai bawah.

"Namamu Cakra, bukan?" sapa seseorang yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Cakra menoleh spontan, Cakra cukup ingat bahwa ia salah satu di antara mereka yang tadi berada di dalam sana. Cakra juga masih bisa mengingat bahwa ia salah satu orang yang tidak tertawa menyambut kehadirannya, itu artinya ia masih menghargai Cakra di sini. Awalnya ia hanya diam saja ketika Cakra mengiyakan panggilannya. Patikkan api pada koreknyalah yang memecah sunyi yang sempat terjedah. Rokok di mulutnya mulai membara dan ia mulai menghembuskan asapnya dengan perlahan.

Bungkus rokok berwarna biru itu ia tawarkan kepada Cakra dengan menyodorkannya. Juga dengan alis yang terangkat mengisyaratkan pada Cakra untuk mengambilnya.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang