22. Dendam

79 17 8
                                    

Terbilang tiga hari ini Diego selalu mencari Cakra yang entah di mana keberadaannya. Sakitnya bahkan tak ia pedulikan sama sekali dan tidak menghiraukan larangan Roy agar ia tak lagi mencari dalam kondisinya yang sekarang ini. Tetapi, seperti yang semua orang ketahui bahwa Diego orang yang keras kepala dan tidak akan menuruti kehendak orang lain sama sekali. Meski tak bisa dibohongi dadanya sering terasa sakit dan terkadang pula napasnya tiba-tiba menyesak.

Kini Diego tengah menelusuri jalanan yang cukup sepi, jelas tujuannya mencari rumah Cakra atau posisi Cakra yang mungkin akan ditemuinya di jalanan seperti ini. Bukannya menemukan Cakra, ia malah merasakan kehadiran anjing tak diundang tengah mengikuti laju mobilnya. Sebuah mobil yang Diego ketahui kalau mobil tersebut adalah milik para anjing Eldrick.

Diego menghentikan mobilnya seketika dan turun dari sana dengan sedikit membanting pintu mobilnya. "Maju kalian!" tantang Diego sambil menyiapkan senjata andalannya, yaitu kerambit, yang sudah menebas banyak leher dan juga sudah menembus banyak jantung. Tetapi, Diego hanya menggunakan satu saja karena ia berpikir untuk membiarkan satu tangannya kosong agar bisa menghindari serangan. Ada kemungkinan serangan lawan hanya bisa dihindari dengan cara tangan kosong seperti itu.

Tiga orang turun dengan santainya, Diego tahu mereka adalah rekan yang pernah Eldrick tawarkan padanya. Sayangnya Diego waktu itu memilih Roy yang lebih lemah dari mereka, tentu kekuatan mereka tak bisa diremehkan sama sekali dan Diego harus mempersiapkan dirinya semaksimal mungkin. Ditambah lagi dengan kondisi Diego saat ini yang masih dalam keadaan lemah. Walaupun begitu, Diego tidak akan lari karena dari awal ia sudah dilatih untuk berani mati.

"Mau membunuhku, ya?" tebak Diego dengan memasang kuda-kuda.

"Yaps! Bukankah anjing yang menggigit tuannya harus dihabisi? Matilah sekarang juga, Diego!" Satu di antaranya menjawab dan langsung menyerang Diego dengan tendangannya.

Diego mundur satu langkah saat tendangan itu hampir menempel di pipi kirinya. Selanjutnya Diego maju lagi dengan langkah tegap dan mengayunkan kerambit di tangan kanannya ke arah dia yang menyerangnya tadi. Dia bisa mengelak dan memberi jarak untuk teman sesamanya juga agar bisa menyerang Diego bersamaan. Mereka tentunya juga waspada, meski mereka tahu Diego baru saja keluar dari rumah sakit, tapi mereka tak lupa kalau Diego pernah berdiri tiga tingkat di atas mereka. Sejatinya, posisi mereka selama ini hanya ditugaskan sebagai anjing penjaga yang jelas tugasnya hanya melindungi saja, bukan memburu seperti apa pekerjaan Diego.

Satu di antaranya juga menggunakan senjata berupa pisau, satu lagi menggunakan balok, dan satunya lagi menggunakan tangan kosong. Tiga anjing itu tampak membentuk segitiga untuk mengepung Diego yang berdiri di tengah-tengah. Maju bersamaan juga bukan ide yang terlalu bagus karena serengan meleset pada sesama bisa terjadi. Mereka sudah menyiapkannya dari awal dengan memberi celah untuk anjing tanpa senjata menyerang di awal agar Diego lengah. Baru setelahnya mereka yang bersenjata menghajar dari belakangnya.

Saat anjing tanpa senjata itu maju dengan mengeratkan pukulan di tangan kiri, Diego menangkisnya menggunakan kerambit miliknya. Saat itu juga Diego hendak menariknya dengan tujuan memotong pergelangan lawannya. Sebelum pergelangan itu benar-benar tersayat lebih dalam, anjing yang mempunyai balok kayu mengangkat kayunya ke udara untuk memukul dibagian tengkuk Diego yang membelakanginya. Tentu Diego masih bisa membaca gerakan mereka dan menghindarkan kepalanya segera. Kakinya ia angkat untuk menendang bagian perut lawan yang terbuka dan membuat langkahnya mundur seketika.

Yang tadinya memegang pisau langsung mengayunkan pisaunya ke arah rusuk Diego. Dengan cekatan Diego memutar pergelangan tangannya dan mengarahkannya ke arah temannya yang bersenjata balok kayu tadi. Pisau itu akhirnya berhasil menembus temannya sendiri yang membuat tubuhnya limbung seketika. Anjing tanpa senjata mengangkat kakinya dan menekan pada bahu Diego yang membuat sebelah lutut Diego bertumpuh di aspal. Terlalu banyak menghindar membuat Diego sulit untuk melakukan penyerangan balas. Ditambah lagi dengan anjing tanpa senjata tak membuat gerakkannya melemah karena pergelangan tangannya yang terluka. Diego pikir, kerambitnya tadi sudah memutus urat nadinya dan ternyata Diego salah, kerambitnya hanya melukai sedikit saja. Mungkin karena Diego lengah dan sedikit lebih lemah dari biasanya.

Diego mengaitkan segera kerambitnya pada kaki anjing bersenjata yang hendak menusuknya. Alhasil, ia terjungkal dengan membuat pisaunya terlepas dari tangannya. Celah yang tercipta memberikan Diego peluang untuk menebas lehernya. Selanjutnya, serangan tiba-tiba dari satu yang tersisa datang menyapa pada pipi kiri Diego tanpa bisa Diego hindari, belum cukup sampai di situ ia kembali memberi pukulan dengan telak.

Pada saat Diego berhasil menangkis pukulan tersebut, ia langsung melakukan gerakkan menggunting pada musuhnya yang berdiri. Diego kemudian menindihnya dan memberi pukulan bergantian dari kedua tangannya. Tentu tangan sebelah kanannya membuat tanda yang lebih membekas karena ada kerambit juga di sana yang akan melukai wajah lawannya.

Saat memastikan mereka sudah tak bernyawa, barulah Diego berdiri segera dan menyeka bagian wajahnya yang basah oleh keringat dan juga darah. Dadanya sedari tadi sudah bergemuruh menimbulkan sakit yang sangat luar biasa. Ia mengerang berusaha menghilangkan sakit yang menyerang, sebisa mungkin ia menahan sakitnya agar tak membuat dirinya harus ikut tumbang dari berdirinya.

Mata Diego yang sempat memicing karena sakit mampu menangkap satu buah mobil lagi dari jarak yang cukup jauh. Mobilnya yang lebih bergaya sudah membuat Diego tahu kalau levelnya lebih tinggi dari tiga orang yang baru dilawannya. Diego juga tahu bahwa mobil tersebut adalah milik Eldrick juga, yang pernah dipamerkannya pada semua anggota saat Diego belum berakhir di rumah sakit. Mobil yang katanya akan diberikannya pada anjing pemburu yang baru nantinya.

"Hei! Apa yang kau tunggu? Majulah!" tantang Diego dan melangkah mendekat.

Tak apa untuk mengantar nyawa di sana karena menghindari lawan bukanlah gayanya. Dadanya yang terasa sakit juga kembali ia abaikan untuk menuntaskan musuhnya. Atau bisa saja langkah kakinya itu akan menuntaskan nyawanya sendiri. Entahlah, yang penting sekarang ia maju untuk menunjukkan kalau dia bukan orang yang lemah yang bisa kalah dari suruhan Eldrick tuan mereka.

Pintu mobil tersebut terbuka dan menampakkan seseorang turun dari sana. Sambil membuka kacamata hitamnya, ia menyengir lebar dan memperbaiki tatanan jasnya. "Hallo, Senior!" sapanya dan mendekat.

Diego membulatkan matanya kala menatap lawan bicaranya. "Anjing Kecil?"

Diego berujar tak percaya dengan kehadiran Agil dihadapannya. Karena yang ia tahu Agil hanyalah anjing kecil yang manis dan menurut pemikiran Diego ia hanya anjing lemah dan tidak bisa berbuat banyak. Sejauh yang Diego tahu, Agil hanyalah anjing penyiksa yang bertugas mencari informasi dan bukan sebagai anjing pemburu. Tetapi, melihat mobil yang dikendarainya, sudah dipastikan kalau ia bisa mendapatkan kedudukan lebih tinggi dari mereka yang lebih dewasa. Ya, sama seperti Cakra, Diego juga tak betah berada di markas Eldrick dan tentunya membuatnya tak begitu tahu tentang Agil yang merupakan anjing kecil yang disegani di organisasinya.

"Jadi, kau juga diutus untuk membunuhku?" tanya Diego masih tak percaya dengan pemikirannya.

"Aku tak ada hubungannya dengan mereka. Aku juga tidak tahu ada masalah apa kau dengan mereka, tapi kau perlu tahu ada masalah apa kau denganku!" terang Agil dan melempar kacamatanya ke sembarang arah, "Masalah kita adalah, nyawa dibalas nyawa!" imbuh Agil dengan memasang kuda-kuda.

Diego bergeming di posisinya, pada akhirnya ada juga orang yang datang kepadanya dengan membawa kata yang disebut dendam. Diego bahkan tak lagi ingat seberapa nyawa yang hilang di tangannya, jadi Diego tak bisa memikirkan dendam atas mangsanya yang mana yang membuat Agil datang padanya. Diego sebetulnya sedikit takjub dengan Agil yang menantangnya. Karena sejauh waktu berjalan, Diego yakin ia tak pernah sekali pun meninggalkan bukti pembunuhan yang selama ini ia lakukan. Juga Diego yakin kalau ia tak pernah membunuh diluar dari misinya dan yang tadi itu adalah pertama kalinya Diego menghabisi nyawa orang-orang yang berada dalam organisasi.

"Kau bingung, ya? Aku adalah anak salah satu korban yang pernah kau bunuh! Mungkin kau sudah lupa, tapi aku adalah orang yang paling ingat dengan itu semua! Sekarang saatnya waktu berbalik arah! Kau yang harus merasakan bagaimana pedihnya karena aku tidak akan kalah dengan anjing liar sepertimu!" ujar Agil menjawab sebagian dari tanya Diego tentang latar Agil yang sebenarnya.

Bersambung...

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang