31. Sepuluh Menit

55 14 10
                                    

Sesampainya Cakra di markas Eldrick, hal pertama yang menyambutnya adalah dua sosok yang sangat dikenalinya tengah terkapar di lantai. Beserta dengan lima ekor anjing yang berdiri dihadapan mereka dengan tatapan mata yang tidak santai. Sudah jelas lima ekor anjing itulah pelaku akan keadaan Diego dan Roy saat ini. Meski begitu, ada juga dua ekor anjing lagi yang ikut terkapar tak jauh dari arah Diego dan Roy. Sudah jelas juga pelakunya adalah Diego dan Roy itu sendiri.

"Ayah!" Cakra segera membungkuk dan membalikkan tubuh Diego yang telungkup.

"Ca--kra ...."

"Wohohoo, Diego. Malaikat mautmu telah datang!" ujar Eldrick dengan menertawakan kehadiran Cakra.

"Bukan, tapi malaikat mautmu, Brengsek!" teriak Cakra marah dengan wajah menyebalkan itu masih berusaha membuat hubungannya dan Diego retak.

Eldrick mengerutkan alisnya karena terpancing oleh keberanian Cakra yang datang seorang diri dan justru mengatakan hal yang konyol menurutnya. Eldrick menarik napas sejenak dan melipat tangannya di dada. Atas dasar apa Cakra bisa berkata demikian kepadanya adalah sebuah pertanyaan. Lagi pun Apa Cakra tak ingin membalas perbuatan Diego sebagai pembunuh ayah kandungnya? Ditambah lagi, Cakra yang menantang orang yang seharusnya tak ditantangnya.

Tetapi, melihat kondisi Cakra yang sekarang, ia terlihat kelelahan dan ada bekas luka memar yang sebelumnya tak ada. Eldrick memutar sesuatu di otaknya dan menerawang ke seberang sana di mana seharusnya para anjingnya berkeliaran. Dari pintu yang terhubung ke ruangan yang seharusnya anjingnya berada, Eldrick bisa menangkap satu dari anjing-anjingnya yang terperosok ke sana. Pertempuran sepertinya baru saja terjadi, tapi Eldrick tak menyadarinya sama sekali karena terlalu asyik menyaksikan pertempuran Diego. Ada yang aneh menurut Eldrick karena tidak mungkin Cakra bisa menyelesaikan anjing-anjingnya dengan secepat itu sendirian. Memang ia tidak berpikir bahwa Cakra tidak mungkin mengalahkan anjing-anjingnya, tapi yang ia pikirkan adalah kecepatan Cakra dalam bertarung tak mungkin secepat itu.

Lipatan tangan di dadanya perlahan ia luruskan kembali, matanya menatap tak percaya ke arah Cakra yang berjongkok di depan Diego. Anehnya lagi, Cakra sudah berada di sini, tapi di ruangan sana masih sedikit terdengar suara pertengkaran. Eldrick jadi berpikir kalau masih ada anjing yang mengkhianatinya dan membantu Cakra dalam hal ini. Matanya kemudian kembali terfokus ke pintu sana karena suara pukulan dari benda keras menyentuh dinding membuatnya mau tak mau harus melihatnya.

Alis Eldrick semakin berkerut dengan sosok Agil yang berjalan ke arahnya dengan senjata pemukul besi milik salah satu anjingnya berada di tangan Agil. Pertanyaan selanjutnya adalah, kalau Agil ada di sini, lalu siapa yang Cakra bunuh sebelumnya? Rasanya ia tidak akan salah dalam mengenali Agil dan tidak akan mungkin ada sosok yang mirip dengan Agil. Kemudian, tanpa perintah, lima anjingnya yang tersisa mulai memasang kuda-kuda saat Agil mengayunkan senjatanya dengan cepat ke arah mereka.

"Menyerah saja kau, Bangsat!" Karena terlalu fokus melirik Agil, Eldrick bahkan tak begitu menyadari kapan Cakra mengeluarkan kerambitnya.

Eldrick tertawa kecil dengan kejadian di sekitarnya, Anjing Kecil pengkhianatnya ternyata memang bukan anjing kecil biasa. Tak pernah Eldrick menyangka kalau Agil akan bisa melawan anjing-anjingnya yang berjumlah puluhan yang berada di markas saat ini. Meski ia tahu kalau Cakra tadinya pasti menolongnya sedikit. Bukan hanya takjub dengan pertarungan mereka, tapi Eldrick tertawa juga karena merasa sudah tertipu oleh dua bersaudara itu. Bisa-bisanya ia lengah dan masuk ke dalam permainan yang ia ciptakan sendiri.

"Tertawalah sebelum kau kupertemukan dengan neraka!" gertak Cakra tak terima dengan tawa sialan itu.

"Cakra ... jangan, kau tidak akan bisa mengalahkannya!" Teriakan Diego mencoba menghentikan Cakra.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang