32. Detik Terakhir

67 13 16
                                    

Cakra mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan menjatuhkannya di bahu kanan Eldrick dari arah belakang. Eldrick sampai tertunduk, namun tak semudah itu untuk menjatuhkannya. Tendangan Cakra sepertinya tak berarti apa-apa baginya, dia itu langsung berputar balik dan menyapu kaki Cakra dengan cepat. Seketika Cakra menjadi hilang keseimbangan, refleks tangannya langsung menahan bobot tubuhnya agar tak jatuh terlalu sakit. Dengan itu, Cakra langsung menjauh dan bangkit setelahnya. Cakra bangkit dengan kuda-kuda siap sambil mengangkat senjata di depan wajah. Sementara itu, Eldrick juga sudah bangkit dan melirik sekilas jam di tangannya.

"Enam menit lagi!"

Eldrick kemudian langsung maju dengan cepat dan memberi pukulan bertubi-tubi di perut dan dada Cakra. Serangannya itu, tak sekali pun Cakra bisa menghindarinya. Senjata di tangannya pun terasa hampir terlepas dari genggamannya karena tubuhnya yang terasa mula melemah. Pukulan yang Eldrick hujamkan terasa sangat menyakitkan, terutama pada bagian dada.

Sedikit ada kesempatan, Cakra berusaha menguatkan kepalan tangannya. Memusatkan pukulan pada tangan kirinya dan memukul Eldrick segera pada bagian telinga. Gerakan Eldrick seketika terhenti, mulutnya mulai mengeluarkan suara erangan dan juga marah. Tangangnya langsung menyentuh telinganya itu untuk memeriksa keadaannya. Perlahan, dari celah jemarinya itu tampak darah mulai mengucur yang membuatnya menelengkan kepala. Beharap rasa sakit yang tercipta itu bisa segera mereda agar pertahanannya tak melemah. Dengan itu, Cakra merasa mendapat kesempatan lagi, Cakra siap melayangkan kerambitnya pada leher Eldrick secepatnya.

Siapa sangka Eldrick masih bisa menghindarinya dan mendorong tubuh Cakra ke belakang sana. Mendorong Cakra sampai punggung Cakra membentur dinding dengan kuat sehingga menghasilkan suara. Masih dalam keadaan sedikit meringis, Eldrick memberikan pukulan lutut pada perut Cakra. Akibatnya, cairan yang sama yang mengalir di telinga Eldrick ikut keluar dari mulut Cakra. Kakinya langsung melemas dan membuat Cakra harus membiarkan tubuhnya bersimpuh seolah pasrah. Pandangan Cakra mulai mengabur dan tidak bisa melihat jelas Eldrick yang berdiri di depannya. Namun, Cakra masih menyempatkan untuk menggelengkan kepalanya agar penglihatannya kembali seperti semula.

Bisa Cakra lihat, Eldrick memberi jarak antara mereka, tapi setelahnya Eldrick kembali maju dengan lututnya yang sejajar dengan kepala Cakra. Sudah dipastikan, Eldrick ingin menghancurkan kepala Cakra dengan membenturkannya ke dinding belakang tempat Cakra menyandarkan kepala. Cakra berpikir kalau dirinya tak lagi bisa menghindar, tapi keberuntungan sedikit memihaknya. Dari arah belakang sana, sebuah pemukul besi memantul di telinga Eldrick yang tadinya berdarah. Dengan itu, Eldrick tumbang ke arah kiri tanpa adanya pergerakan ingin menahan bobot tubuhnya. Itu artinya Eldrick sudah tak lagi dalam kondisi masih terjaga.

Cakra tergelak singkat melihat lima orang yang tadinya dihadapi Agil sudah tumbang semua. Kini, Agil juga menumbangkan orang yang seharusnya ditumbangkan itu adalah bagian dari tugas Cakra. Pada dasarnya, ia masih belum bisa mengalahkan Agil yang lebih muda darinya. Andai Cakra tahu seberapa besar perjuangan Agil untuk mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Latihan yang Agil lakukan siang malam dan tak kenal akan lelah. Berbeda dengan Cakra yang berlatih hanya di siang hari saja dan akan beristirahat jika ia lelah. Tak heran kenapa Agil mendapatkan hasil dari latihannya yang melebihi Cakra, meski Cakra berlatih lebih lama darinya. Kesimpulannya, hasil yang mengesankan akan didapat oleh orang yang lebih serius dalam latihannya, bukan orang yang berlatih lebih lama dari yang lainnya.

Cakra berusaha berdiri untuk menghampiri Agil yang berjongkok di samping Eldrick. Tampak di sana, ia mengutik jam milik Eldrick dengan napasnya yang tak teratur, juga dengan tangannya yang bergetar. Napas Agil semakin memburuh, sepertinya ia tidak bisa menghentikan pemicu alat peledak yang Eldrick tanam di markasnya ini.

"Cakra, tak ada waktu lagi ... cepat keluar dari sini!" teriak Roy.

Cakra melirik ke jam tangan milik Eldrick, hanya tersisa kurang dari dua menit. Hal itu membuat Cakra segera menghampiri Diego untuk membopongnya keluar dari ruangan yang sebentar lagi akan meledak. Agil ikut berdiri dari sana karena memang ia tidak bisa menghentikan detikan pada jam itu. Saat itu Cakra mulai membopong Diego yang untungnya masih memiliki kesadaran untuk membantunya bergerak.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang