14. Kerja Sama

90 20 6
                                    

Cakra menatap tak suka pria dihadapannya yang berjalan seolah memerintah. Sialnya, tatapan Cakra berbanding terbalik dengan hatinya yang merasa bersyukur karena bisa memulai aksinya tanpa takut lagi akan kekalahan. Bukan berarti ia menganggap Agil akan bisa melindunginya atau semacamnya, tapi karena ia tak sendirian dalam melakukannya, setidaknya jika ia gagal ia tak sendirian. Koper yang dari tadi berada di tangan Cakra, kini juga sudah berpindah ke tangan Agil yang memimpin jalannya.

Sesampainya di depan perusahaan yang memiliki tiga orang satpam itu, mereka bertiga langsung dilumpuhkan oleh Agil tanpa bersuara sedikit pun. Setelahnya ia juga langsung masuk ke perusahaan milik target mereka. Dengan entengnya Agil melemparkan bom asap yang ada di dalam kopernya dan langsung menuntun Cakra segera menuju ruangan yang ia sudah pastikan terlebih dahulu kalau itu adalah ruangan target mereka. Cakra sampai melongo dengan ulah Agil yang tentunya akan membuat suasana semakin kacau. Bisa-bisa satu di antara karyawan itu memanggil polisi atau apa pun itu yang akan membahayakan mereka nantinya. Hiruk pun mulai meraja di antara hening yang awalnya tercipta.

Memang bisa terjadi hal demikian, tapi Agil sudah mempertimbangkannya dari awal. Berupa seberapa lama polisi akan segera tiba dan seberapa lama ia harus meyelesaikan tugasnya segera. Agil memang terlihat konyol dan seolah tak bisa melakukan apa-apa, tapi jangan salah, dia adalah anjing kecil yang cukup disegani. Itu artinya, dia punya pemikiran lebih cerdas dari sikapnya.

Cakra dan Agil terkejut saat kursi milik Sang Target yang membelakangi mereka ternyata tidak ada siapa-siapa yang duduk di sana. Tentu saja mereka terkejut karena dari informasi yang didapat, target tidak akan ke mana-mana jika dalam rentan waktu sekarang ini. Mata Cakra kemudian ia liarkan menatap ke luar sana yang mampu menarik perhatiannya.

Tidak salah lagi, itu adalah target mereka yang sedang melarikan diri dan disambut oleh beberapa pengawalnya di bawah sana yang siap menghadapang Cakra dan Agil kapan saja. Tidak ingin kalah dengan kepintaran Agil, Cakra melompat keluar dari jendela sebelum Agil menyadarinya. Baru saja kakinya menapak ke tanah, para anjing penjaga targetnya sudah dua langkah di hadapannya. Sepertinya mereka tidak bisa diremehkan dengan postur yang meyakinkan untuk melenyapkan lawan hanya dengan beberapa pukulan.

"Woi, jangan gegabah!" peringat Agil dan ikut turun agar Cakra tak menyerang sendirian.

Cakra mengeluarkan kerambitnya dengan cekatan dan mengacungkannya ke depan. Sepertinya, Agil meragukannya yang membuat Cakra ingin menunjukkan kebolehannya segera. Sementara target mereka sudah terlanjur menjauh dengan mobil miliknya. Sepertinya ia memang sudah menyadari dari awal kalau dirinya sudah ditargetkan oleh perusahaan saingan. Target mereka cukup cerdas dengan memperkerjakan anjing penjaga yang siap siaga di sekitar ruangannya. Mungkin ia berpikir anjing pemburu tidak akan datang dari pintu depan, makanya dia tidak memperketat penjagaan di depan sana.

Cakra mulai menguatkan tangan kirinya untuk menangkis serangan yang datang dan mulai mengayunkan tangan kanannya untuk melukai lawan. Dengan tiga anjing yang menghadangnya, menyisakan empat ekor anjing lagi yang menantang Agil. Sepertinya mereka cukup bisa menilai, mana yang harus dihadang dengan tiga orang dan mana yang harus dihadang dengan empat orang.

"Baiklah!" Melihat lawannya lebih banyak, Agil ikut memamerkan senjata miliknya.

Bukan untuk menargetkan lawannya, tapi untuk menarget lawan yang berhadapan dengan Cakra. Tetapi, sepertinya tembakannya sedikit meleset dan hanya menimbuklan goresan di sebelah lengan yang ia targetkan. Masih dengan posisi menahan serangan dari empat orang lawannya, Agil kembali membidik pada targer di belakang Cakra yang hampir saja memukulnya. Bidikannya mengenai kaki lawannya dan membuatnya tak jadi memukul Cakra.

Cakra sempat menoleh pada target Agil yang ternyata adalah lawan-lawannya. Pistol peredam di tangannya itu jelas selalu memusat pada mangsa di sekitar Cakra. Memang tidak buruk untuk anjing seusianya, tapi sepertinya ia belum mahir menggunakan senjatanya yang selalu meleset mengenai targetnya. Tetapi, kelincahan dan kehati-hatiannnya sangat memukau, dalam rangka membantu Cakra ia masih bisa memukul lawannya dan menghindari serangan lainnya.

Hunting Dogs (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang