"...Suatu fajar.. Suatu petang.. Suatu waktu.."
*
**
***[No details proofreading. Beritahukan jika menemukan kesalahan tanda baca atau plot ceritanya.]
Pada akhirnya Ezzy menghabiskan satu hari penuh bersama sang keponakan perempuannya itu. Nadine juga tidak masuk kuliah hari itu, ia ingin memberi Ezzy kenangan indah bersama Emma. Sedangkan James harus pergi ke kampus dan juga bekerja, saat malam tiba barulah ia sampai di rumahnya.
"Naddie, di mana mereka?" Tanya James mengacu kepada Emma dan Ezzy.
"Mereka berdua sedang tertidur di dalam kamar." Jawab Nadine kemudian duduk di atas sofa setelah memberikan pakaian ganti untuk James yang baru selesai mandi.
"Apa Ezzy akan pulang besok?"
"Begitulah."
James lalu duduk di samping Nadine melepas penat ia merebahkan tubuhnya sehingga kepalanya berada di pangkuan Nadine.
"Setelah lulus, apa yang akan kau lakukan?" Tanya James tiba-tiba.
Nadine tersentak, karena ia mulai teringat kembali dengan impian-impiannya yang sempat terlupa sejak ia mendapati Emma.
"Entahlah, aku sudah lupa.." Jawab Nadine dengan air wajahnya yang meredup.
"Nad, bukankah aku harus menemui orang tuamu dan mempertanggung jawabkan semuanya, atas dirimu dan Loulou?"
"Jamie!" Suara Nadine meninggi. "Ada apa denganmu? Kenapa kau menanyakan hal-hal sepeeti ini tiba-tiba?" Ia lalu ingin mendorong kepala James agar bisa bangkit berdiri. Tetapi, James menahannya, sehingga ia duduk kembali.
"Baiklah, aku tidak akan membahasnya. Tapi, bisakah kau tetap di sini sampai aku tertidur?" Pinta James.
"Baiklah..." Jawab Nadine.
Lalu Nadine benar-benar menemani James sampai dia tertidur dan pahanya terasa keram.
***
Keesokan paginya.James, Nadine, dan putri mereka mengantar Ezzy sampai ke bandara.
"Ate, aku rasa aku tidak akan bisa sering-sering menghubungimu." Ucap Ezzy.
"Tak apa, aku tau kau pasti akan segera sibuk dengan kuliahmu."
"Tapi, bisakah Ate sering-sering mengirimkan aku foto-fotonya Emma?"
"Hah? Kalau itu, maaf. Akan sulit untuk itu, karena hmm..." .... "..karena dia rahasia kecil kami." Bisik Nadine Kemudian.
Ezzy paham jika foto-foto yang ia minta bisa jadi barang bukti jika orang tua mereka melihatnya.
"Baiklah, tidak usah sering, kirimkan saja saat ia berulang tahun."
"Baiklah, Ezzy. Aku yang akan mengirimkan fotonya padamu." Kali ini James yang menyahut.
"Terima kasih, Kuya James." Ezzy lalu berpamitan dan membisikkan sesuatu ke telinga James. "Kuya, aku titip mereka berdua. Aku harap kalian segera datang ke rumah kami di Filipina."
James hanya mengangguk mengiyakan mendengar bisikan itu. Lalu, Ezzy menciumi wajah Emma sampai keponakannya itu hampir menangis lalu ia tertawa kecil melihatnya. "Sampai jumpa, sweety." Pamit Ezzy.
Ezzy pun masuk ke ruang tunggu, dan Ketiganya kembali ke rumah menggunakan bis.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Secret
RomanceBagaimana jika seorang gadis polos sengaja melepas keperawanannya untuk sahabatnya sendiri. Karena ia takut jika sang kekasih tau bahwa ia tidak berpengalaman dalam hal tersebut. Sang sahabat bersedia membantu, namun mereka berdua malah terjebak aka...