Chapter 19 - Rasa Sakit

1K 83 50
                                    

.... bagaikan sembilu, rasanya pilu, menghunus dadaku....

*
**
***

[No details proofreading. Jikalau kalian menemukan kesalahan tulisan atau alur jgn sungkan utk memberitahukan author. Thx.]

Beberapa hari kemudian. Bayi itu telah berusia satu minggu. James masih di rumah membantu Nadine, dan hanya bekerja paruh waktu sebentar di pagi hari ketika keduanya masih tertidur.

Beberapa hari lalu, setelah James tak jadi pergi. Mereka telah resmi menamai bayi mereka dengan nama Emma Louise Reid di dalam sertifikat kelahirannya. James tetap memanggilnya Loulou, sedangkan Nadine dan keempat sahabatnya memanggilnya Emma.

"Jamie..!!" Seru Nadine pagi itu ketika James hendak pergi ke pekerjaan paruh waktunya.

James segera masuk ke dalam kamar mereka kembali. "Ada apa?!"

"Kau belum memandikan Emma.." rengek Nadine.

James memang sejak kemarin, membiarkan bayi mereka tertidur pulas bersama Nadine. Ia tak tega membangunkan keduanya. Terlebih bayinya. Jadi, ia tak memandikannya. Tapi, Nadine memang tak berani memandikannya, sehingga kemarin bayi mereka tak mandi di pagi hari, hanya ketika James pulang sekitar jam sebelas siang barulah Emma mandi.

"Loulou masih tertidur. Aku tak tega membangunkannya." Sahut James.

"Bangunkan saja, Jamie. Aku tak berani memandikannya. Aku takut melihat pusarnya dan badannya masih sangat lemah."

Akhirnya, James teringat akan pusar bayinya. Sudah satu minggu, tapi pusarnya belum terlepas juga. Memikirkan bayinya, akhirnya James memutuskan untuk terlambat pergi bekerja. Iapun perlahan membangunkan bayinya kemudian memandikannya sebentar. Lalu kembali ke kamar.

"Pusarnya sudah terlepas, ketika aku membuka pakaiannya tadi." Ujar James.

"Sungguh?!" Sahut Nadine yang hanya menyaksikan James yang sedang memakaikan pakaian bayi mereka di atas ranjang.

"Iya, tapi aku tak yakin apakah pusar bayi akan berwarna seperti ini? Ini seperti belum kering."

Nadine juga menyadari itu. "Haruskah kita membawanya ke Ate Maya?"

"Sepertinya begitu. Kau juga harus mengecek kondisimu." Sahut James. "Kalau begitu aku akan menghubungi Ate Maya dan membuat janji."

Setelah selesai memakaikan pakaian untuk Emma. Jamespun berpamit pergi bekerja, dan meninggalkan Nadine dan bayinya.

(Mulai sekarang, author akan nulis nama bayi mereka dengan sebutan "Emma" yah, sudah tiga kali bayi itu berganti sebutan. Dari Beanie, Loulou, lalu Emma.)

***


Siangnya James pulang ke flat-nya. Seperti dulu di awal Nadine memutuskan tinggal bersamanya, ia merasakan hal yang sama lagi. Perasaan bahagia dan antusiasme, karena saat ia pulang ia tak lagi sendirian. Ada seseorang yang telah menunggunya, namun kali ini bertambah satu lagi. Kini dua orang telah menunggunya. Hatinyapun berbunga setiap kali pulang bekerja.

Walaupun, beberapa hari lalu saat James baru kembali dari rumah Neneknya ia masih merasa ragu kepada Nadine, saat pulang bekerja takutnya Nadine telah membiarkan bayi mereka pergi. Namun, James kini percaya jikalau Nadine tak akan melakukan hal itu lagi.

James segera masuk dan menghampiri Nadine yang sedang menyusui Emma di sofa mereka seraya menonton TV. James menciumi wajah bayi kecilnya itu.

"Jamie, kau menganggunya, ia bisa tersedak dan kau akan membuatnya terbangun."

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang