Chapter 25 - Rahasia putri kecil kami

1K 74 46
                                    

"Putriku itu, walaupun di mata orang lain dia hanyalah kesalahan. Tapi bagiku, dia adalah hadiah terindah dari Tuhan untukku...."

*
**
***

[No details proofreading. Beritahukan jika menemukan kesalahan tandabaca atau plot ceritanya.]

Sore itu, di kediaman James dan 'keluarga' kecilnya. Setidaknya, itulah yang ia harapkan.

"Loulou sudah tidur." Ujar James memberitahukan Nadine yang tengah memasak makan malam.

"Baguslah.. Kau bisa istirahat sekarang, setelah makan malam kau kan harus pergi bekerja." Ucap Nadine kemudian.

"Kalau begitu, segeralah selesaikan masakanmu. Aku tau kau juga lelah.." Sahut James kembali.

Keduanya memang nampak lelah karena harus membereskan barang-barang yang harus mereja ungsikan sebelumnya. Walaupun, belum semuanya ditata kembali, baru sebagian.

***


Sesudah makan malam.

*Ting... Nung!

Terdengar suara bel dari unit tersebut berbunyi.

"Hah? Siapa yang berkunjung? Uhm, apa kau memesan sesuatu, Jamie?" Tanya Nadine, hatinya pun merasakan sesuatu.

"Tidak, aku tidak memesan apapun." Jawab James.

"Huh, Ya karena, jika kau memesan sesuatu, aku akan menyuruhmu tidur di luar!" Malah pertanyaan tadi menjadi ancaman.

Mereka memang sedang kesulitan ekonomi, biaya kuliah yang orangtua Nadine kirim hanyalah cukup untuk 'kuliahnya' saja. Dari dulu ia sudah berkata akan mencari biaya hidup sendiri. Tapi, itu 'dulu'. Biaya tambahan dari orangtuanya, dan juga hasil kerja paruh waktunya sudah cukup untuknya. Tapi sekarang, Ia harus memikirkan bayinya, dan kebutuhan rumah yang bertambah, karena sekarang ia tidak tinggal sendiri. Sedangkan, James yang dari dulu memang membiayai dirinya sendiri. Lalu sekarang sudah harus membiayai dua orang lagi selain dirinya, sungguh bukan hal yang mudah.

Hidup bukan seperti sebuah film yang bisa di-'skip' masa beratnya. Dalam hidup, hal sekecil apapun memang harus dilewati dan diselesaikan sebisa mungkin. Jika kita tak bisa melawan, maka kehidupan akan menelan kita.

"Ya sudah, aku buka dulu pintunya." Cetus Nadine kemudian.

"Baiklah, kalau begitu aku yang membereskan mejanya." Sahut James yang tak bisa menolak ataupun melarang.

Langkah demi langkah yang Nadine tujukan menuju pintu unitnya terasa berat. Ada beban pikiran yang sedari tadi melayang-layang di pikirannya. Namun, ia tak tau apa itu.

*ceklek!

Nadinepun membuka pintu unit flat mereka. Seketika, matanya terbelalak. Lidahnya kelu, dan tubuhnya membeku.

"E.. E.. Ezzy?" Terbata Nadine saat melihat sosok yang tak ia sangka itu. Sang adik yang ia sangka tengah berada di pesawat malah berada di hadapannya. Inilah jawaban dari perasaan aneh dan langkahnya yang berat sebelumnya.

"Ate, kenapa melamun? Aku Ezzy. Bolehlah aku masuk?" Ucap Ezzy seperti tak terjadi apapun.

"Hah?!" Nadine tersentak, tersadar dirinya seketika. "Ha..? Uhm..."

"Ate?" Ezzy memiringkan setengah kepalanya menunggu jawaban dari sang kakak yang terlihat sangat kebingungan. Padahal ia tahu dengan pasti penyebabnya, tapi ia berpura tak tahu.

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang