Chapter 08 - Abortion

2.2K 124 53
                                    

...Sebuah kalimat yang tak pernah diduga olehnya, untuk ia dengar hari itu...

*
**
***

[Peringatan, chapter ini hampir mencapai 4rb kata. Jangan bosan membacanya, dan jangan di-skip. Bacalah dengan seksama jika ingin tahu jalan ceritanya. No details proofreading.]

Malam itu sungguh kelam. Langit malam itu nampak mendung bagai ikut bersedih bersama keduanya. Padahal sudah mulai memasuki musim panas, dan di akhir bulan Juni ini, mereka akan libur musim panas.

"Sudahlah, Nad. Untuk malam ini, kumohon lupakan semua bebanmu itu, dan mari tidur." Bujuk James. "Besok aku akan mencari tempat di mana kita bisa a.. abor.. abor.. si.." sepatah kata yang sulit terucap dari bibirnya James.

Nadine memalingkan wajahnya kepada James. James menyadari itu, ia sungguh paham dengan tatapan mata berkaca-kaca dari sang sahabat. Dia tau jika sahabatnya itu pasti juga masih punya hati, ia pasti juga sedih dan sakit hatinya ketika mendengar kata 'aborsi'. Tapi, mau bagaimana lagi. Mereka tak bisa membiarkan bayi itu lahir ke dunia dengan menanggung banyak masalah.

"Jamie, a.. aku ibu yang jahat..." Akhirnya kalimat itu terucap kembali di mulutnya Nadine.

"Naddie, kita sudah membahas ini tadi. Kumohon, untuk malam ini saja. Lupakan tentang apa yang terjadi, kau harus tidur, dan sebaiknya besok kau tak perlu ke kampus."

"Ba.. bagaimana caranya, Jamie?" ... "Bagaimana caranya aku bisa melupakan ini?"

"Sudahlah, Naddie. Ayo masuk ke kamar, aku akan menyanyikan kau sebuah lagu agar kita bisa tertidur."

Nadinepun perlahan mengikuti langkah kakinya James yang tengah merangkulnya ke dalam kamar.

Di dalam kamar.

Perlahan James membaringkan tubuhnya Nadine ke atas ranjang lalu menyelimutinya.

"Nad, gitarku rusak. Aku akan bernyanyi tanpa gitar."

"Tak apa, Jamie."

Jamespun ikut masuk ke dalam selimut yang dipakai oleh Nadine. Kemudian memeluk Nadine yang sedang membelakanginya dari belakang.

"Naddie, tenanglah. Malam ini, hanya ada kau dan aku. Kita harus terlihat tegar di hadapan bayi ini.."

Nadinepun mengangguk. "Jamie, kumohon, malam ini saja, jangan bahas tentang bayi ini lagi. Kau juga yang memintamu untuk sejenak melupakan semuanya."

"Kau benar, Naddie. Maafkan aku, kalau begitu, dengarkan lagu ini..."

James mulai menyanyikan sebuah lalu berbahasa Tagalog dari Sugarfree. Nadine dulu sering menyanyikan lagu ini ketika berada di flatnya James, sehingga James tanpa sadar mengikuti nyanyian Nadine.

🎶Nanginginig na mga kamay (Kedua tangan gemetar)
Puso kong hindi mapalagay (hatiku merasa gelisah)
Pwede ba kitang tabihan (bolehkah aku duduk di sampingmu?)
Kahit pa may iba ka nang kasama (walaupun kau bersama orang lain)

Ito nang gabing 'di malilimutan (inilah malam yang tidak akan pernah kita lupakan)
Dahan-dahan tayong nagtinginan (perlahan kita memandang satu sama lain)

Parang atin ang gabi (bagaikan malam ini hanyalah milik kita berdua)
Para bang wala tayong katabi (bagaikan kita tak bersama orang lain)
At tayo'y sumayaw (dan kita menari)
Na parang 'di na tayo bibitaw, bibitaw (bagaikan kita tak akan pernah saling melepaskan)🎶🎶

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang